Jakarta, BIZNEWS.ID - Dalam upaya untuk mendukung Kemandirian Energi Nasional khususnya di wilayah Timur Indonesia, termasuk di Ibu Kota Negara (IKN), Pemerintah melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) terus mendorong percepatan kegiatan proyek Refinery Development Master Plan RDMP Balikpapan.
Proyek Refinery Development Master Plan RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan, anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) yang merupakan subholding pengolahan dan petrokimia bentukan PT Pertamina (Persero).
Proyek RDMP Balikpapan di desain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 KBPD menjadi 360 KBPD dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V. Proyek tersebut meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.
Pembangunan New Workshop & Warehouse bertujuan untuk mendukung peningkatan kapasitas operasional pasca proyek pengembangan RU Balikpapan dan Lawe-Lawe. Pembangunan ini terdiri dari 1 workshop, 6 warehouse tertutup dan beberapa fasilitas penunjang lainnya dengan desain teknologi modern di lahan seluas 10 hektare.
Sementara itu, Pembangunan RFCC Feed Tank dengan kapasitas 37 ribu m3 dan Tangki D-320-02A/B dengan kapasitas masing-masing 61 ribu m3 ini direncanakan sebagai tangki Hot Vacuum Residue untuk umpan unit RFCC. Sebelum digunakan untuk tangki RFCC, tangki ini akan digunakan sebagai tangki transisi pekerjaan Modifikasi Tangki Eksisting.
Sebanyak 5 unit Boiler Package juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan utiliti kilang dan untuk keperluan start up Kilang RDMP Balikpapan. Kelima unit Boiler Package nantinya akan menunjang unit Steam Generator berkapasitas masing-masing 30 MW.
New Flare Balikpapan II (BPP II) dan HCC Flare (2 unit), memiliki ketinggian sekitar 145 meter, berlokasi di area offshore dan dibangun menggunakan teknologi derrick structure dan demountable flare, sehingga memungkinkan untuk salah satu flare dilakukan perawatan disaat flare yang lain tetap beroperasi.
Sementara Unit RFCC, yang merupakan unit proses utama dalam pembangunan kilang RDMP Balikpapan disiapkan dengan kapasitas produksi mencapai 90 ribu barrel per hari.
Selain itu, terdapat juga rencana pengembangan Terminal Lawe-Lawe meliputi pembangunan unit baru SPL & SPM serta fasilitas dua tangki crude kapasitas @1 juta barrel serta 1 (satu) Fire Tank.
Rencana pembangunan New SPM (Single Point Mooring) diperuntukkan mendukung aktivitas bongkar muat logistik dengan kapasitas 320 ribu DWT.
Juga dilakukan pembangunan onshore & offshore pipeline 52" dari Terminal Lawe-Lawe menuju SPM sepanjang +/- 21 km dan pipeline 20" menuju kilang RU V sepanjang +/- 18.5 km.
Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA untuk memenuhi kebutuhan domestik yang selama ini dipenuhi dari kegiatan impor.
Dengan progress kemajuan per Desember 2021 yang sudah mencapai 46,92%, PSN ini ditargetkan selesai di 2024 untuk dapat segera memenuhi kebutuhan bahan bakar dan petrokimia dalam negeri. Demikian ekon.go.id
LEAVE A REPLY