Home Nasional Media, Mencari Siasat untuk Bertahan di Tengah Badai Pandemi

Media, Mencari Siasat untuk Bertahan di Tengah Badai Pandemi

0
SHARE
Media, Mencari Siasat untuk Bertahan di Tengah Badai Pandemi

Jakarta, BIZNEWS.ID - Pandemi COVID-19 telah membawa dampak negatif bagi banyak sektor usaha di seluruh dunia, termasuk industri media. Setidaknya ada dua hal yang sangat berpengaruh bagaimana wabah ini telah mengubah cara industri ini bekerja beserta para pekerja di dalamnya.

Perusahaan pemasang iklan terbesar seperti Pertamina pun turut terimbas wabah covid ini. VP Corporate Comm Pertamina Fajriah Usman mengatakan Pertamina mengalami goncangan yang cukup berat akibat wabah ini karena menurunnya harga minyak, kurs rupiah yang terpukul beberapa waktu lalu, turunnya demand nasional hampir 30 persen dan beberapa faktor lainnya.

Dengan kondisi ini, pertamina melakukan beberapa kebijakan seperti pemotongan anggaran di corporate communication. " Kita harus putar otak, dengan anggaran yang terbatas tapi program untuk menyampaikan informasi kepada publik tetap harus terlaksana," ujarnya dalam acara Webinar dengan tema "Senjakala Media Nasional dan Lokal, Bertahan atau Tenggelam di Era New Normal", Rabu, 16 Juli 2020.

Untuk itu, Pertamina banyak melakukan sharing dengan para pakar dan mencari literatur terhadap perubahan perilaku di masa pandemi ini sebagai panduan untuk menentukan placment periklanan agar tepat sasaran.

 Pukulan besar kini tengah dialami oleh media baik nasional maupun lokal di Indonesia karena sebagai dampak wabah yang masuk ke Indonesia Maret 2020 ini. Alokasi balanja iklan untuk media diperkiranan terpangkas antara 20-30 persen. Beberapa media dengan skala bisnis menengah dan kecil saat ini sudah tidak mampu membayar gaji karyawan dan bahkan mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya.

Praktisi Media Makroen Sandjaya mengakui bahwa saat ini industri Media tengah mengalami tsunami berupa kemerosotan pemasangan iklan. "Menurut Ads Expenditure (ADEX), ada penurunan hingga 30 persen," Ujarnya. Ia khawatir model bekerja WFH pada masa pandemi ini akan menginspirasi para pemilik media untuk melakukan efisiensi terhadap para pekerja media. "Siasat yang bisa dilakukan media diantaranya melakukan development platform lain, cost efficiency, sampai dengan malakukan pemotongan anggaran. Mudah mudahan bulan Juli ini mulai reborn," tambah Pengajar Ilmu Komunikasi UMJ ini.

Pukulan akibat Pandemi ini juga diakui oleh pelaku periklanan. Direktur Sinergi Comm/Renjana Pictures Febri Yurida mengatakan sempat pesimis apakah bisa bertahan dengan kondisi pandemi ini. "Sinergi  Comm kebanyaknan klien adalah lembaga berplat merah, dimana anggarannya banyak yang dialihkan untuk penanganan covid 19 ini," ujarnya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Sinergi Comm/Renjana Pictures melakukan beberapa kebijakan untuk mensiasati penurunan anggaran periklanan dengan menekan biaya peliputan, menawarkan produk animasi sampai dengan mengarahkan kepada klien untuk tetap menyalurkan biaya iklan melalui media online.

"Kita banyak melakukan inovasi, mendengar apa maunya klien, tetap berpikir positif, mencari solusi hal-hal baru di era digital, dan tetap menghasilkan karya agar tetap bisa disampaikan ke publik," tambahnya.

Guru Besar FIKOM UNPAD Prof. Dr Deddy Mulyana berpendapat senjakala media akan selalu berulang karena media selalu berubah-ubah. "Koran pernah mengalami senjakala ketika muncul radio, demikian juga radio pernah diprediksi mengalami senjakala ketika muncul internet," ujanya.

Menurutnya, masing-masing media memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Ia mencontohkan, saat ini diperkirakan semua orang akan beralih ke media sosial. Tapi media sosial bukan tanpa kekurangan. "Kelemahan media sosial diantaranya terjadi Keintiman yang semu, dikhawatirkan menumpulkan imajinasi, melelahkan mata dan dianggap tidak humanis," tambahnya.

Terkait situasi media ditengah Pandemi Covid 19 ini, Ia menyarankan kepada media untuk mensiasati kondisi wabah ini dengan melakukan konvergensi Media. "Televisi bisa melakukan kerjasama dengan platform lain seperti youtube sehingga tayangan tidak melulu linier atau mainstrim," Tutupnya.