Jakarta, BIZNEWS.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 mengalami kontraksi alias minus 4,3 persen secara tahunan (yoy). Proyeksi ini semakin menurun dibandingkan proyeksi pekan lalu yang sebesar minus 3,8 persen (yoy).
Secara kisaran, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memproyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 akan tumbuh -3,5 persen hingga -5,1 persen.
"Titik poinnya kita ada di minus 4,3 persen, jadi lebih dalam dari yang kita sampaikan minus 3,8 persen," ujar Sri Mulyani usai rapat kerja dengan Banggar DPR RI, Rabu (15/7).
Dia melanjutkan, penurunan ekonomi tersebut karena sejumlah sektor industri juga mengalami kontraksi yang cukup dalam selama periode April-Juni 2020. Di antaranya perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.
Untuk transportasi, kata Sri Mulyani, meskipun sektor ini telah diberikan relaksasi, namun dinilai tak mampu tumbuh. Menurutnya, hal ini karena masyarakat juga masih enggan untuk melakukan perjalanan seperti sebelum adanya COVID-19.
"Transportasi itu walaupun sudah ada relaksasi tapi tidak pulih karena orang tidak melakukan traveling, walau terjadi tapi masih kecil sekali, pertambangan berkontribusi negatif growth cukup dalam di kuartal II," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan mendorong perekonomian di kuartal III 2020. Adanya kebijakan new normal diharapkan mendukung pemulihan ekonomi secara bertahap hingga akhir tahun ini.
"Kita berharap di kuartal III mengejar, beberapa data yang kita peroleh sudah menunjukkan adanya titik balik, namun titik baliknya ini adalah akselerasi itulah yang menjadi fokus presiden, belanja dari K/L, belanja dari daerah, perbankan sektor keuangan dan sektor korporasi bisa kembali," tuturnya.
Adapun di semester I 2020, ini Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi nasional terkontraksi 1,1 persen hingga minus 0,4 persen. Sementara secara keseluruhan di 2020, pemerintah menargetkan ekonomi sebesar minus 0,4 persen hingga positif 1 persen.
"Semester I 2020 pertumbuhan diproyeksikan sebesar -1,1 persen sampai -0,4 persen," kata Sri Mulyani di ruang rapat Banggar DPR, Kamis (9/7). Demikian Kumparan
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY