Jakarta, BIZNEWS.ID - Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sangat diperlukan jelang Indonesia Emas pada tahun 2045. Ada tiga aspek yang harus dipenuhi untuk mewujudkan SDM mumpuni, yaitu literasi dasar, karakter, dan kompetensi.
Persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Berdasarkan masalah tersebut, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah merancang "Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional".
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi mengatakan, Peta Jalan Pembudayan Literasi akan menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat terkait untuk melaksanakan program-program pembudayaan literasi.
Hal itu disampaikan Didik dalam Rapat Finalisasi Peta Jalan Pembudayaan Literasi, secara daring dan luring di Hotel Permata Bogor, pada Kamis (18/11) seperti dikutip kemenkopkm.go.id.
"Peta jalan ini jangan hanya jadi dokumen, tetapi harus betul-betul bisa menjadi panduan untuk kerja kita semua. Sehingga nanti kita semua tahu apa yang akan kita kerjakan untuk mencapai tujuan kita semua," ujarnya.
Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional yang tengah dirancang, terdapat beberapa ruang lingkup yang ingin disasar, yakni Pembudayan Literasi Keluarga, Pembudayan Literasi Sekolah Pembudayan Literasi Perguruan Tinggi, dan Pembudayan Literasi Masyarakat.
Lebih lanjut, Deputi Didik menyampaikan, literasi memiliki makna yang luas. Ada makna kemampuan memahami informasi, kemampuan berkomunikasi, ataupun kemampuan baca tulis. Literasi juga bermakna kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan.
Deputi Didik menyampaikan, kemampuan literasi perlu dimiliki untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Termasuk literasi kedaerahan menurutnya juga perlu dimiliki. Karena itu, menurutnya, pembudayaan literasi harus dilakukan.
"Pembudayaan literasi ini sangat penting demi mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, yang akan memajukan Indonesia pada tahun 2045," tuturnya.
Sebagai informasi, dalam rapat tersebut turut hadir Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK Jazziray Hartoyo, narasumber dan para ahli dalam bidang literasi, serta perwakilan dari Kemendikbudristek, Perpustakaan Nasional, Akademisi, dan komunitas literasi dari berbagai daerah.
Persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Berdasarkan masalah tersebut, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah merancang "Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional".
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi mengatakan, Peta Jalan Pembudayan Literasi akan menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat terkait untuk melaksanakan program-program pembudayaan literasi.
Hal itu disampaikan Didik dalam Rapat Finalisasi Peta Jalan Pembudayaan Literasi, secara daring dan luring di Hotel Permata Bogor, pada Kamis (18/11) seperti dikutip kemenkopkm.go.id.
"Peta jalan ini jangan hanya jadi dokumen, tetapi harus betul-betul bisa menjadi panduan untuk kerja kita semua. Sehingga nanti kita semua tahu apa yang akan kita kerjakan untuk mencapai tujuan kita semua," ujarnya.
Peta Jalan Pembudayan Literasi Nasional yang tengah dirancang, terdapat beberapa ruang lingkup yang ingin disasar, yakni Pembudayan Literasi Keluarga, Pembudayan Literasi Sekolah Pembudayan Literasi Perguruan Tinggi, dan Pembudayan Literasi Masyarakat.
Lebih lanjut, Deputi Didik menyampaikan, literasi memiliki makna yang luas. Ada makna kemampuan memahami informasi, kemampuan berkomunikasi, ataupun kemampuan baca tulis. Literasi juga bermakna kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan.
Deputi Didik menyampaikan, kemampuan literasi perlu dimiliki untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Termasuk literasi kedaerahan menurutnya juga perlu dimiliki. Karena itu, menurutnya, pembudayaan literasi harus dilakukan.
"Pembudayaan literasi ini sangat penting demi mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, yang akan memajukan Indonesia pada tahun 2045," tuturnya.
Sebagai informasi, dalam rapat tersebut turut hadir Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK Jazziray Hartoyo, narasumber dan para ahli dalam bidang literasi, serta perwakilan dari Kemendikbudristek, Perpustakaan Nasional, Akademisi, dan komunitas literasi dari berbagai daerah.
LEAVE A REPLY