Jakarta, BIZNEWS.ID - Pemerintah akan membuat kontrak dengan perusahaan geosains internasional untuk mengumpulkan data hulu migas sebanyak mungkin. Upaya ini dilakukan untuk mencari data potensi hulu migas demi mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan penguatan kuantitas dan kualitas data ini diharapkan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor migas dalam negeri.
"Satu terobosan eksplorasi yang kami lakukan ialah penjajakan kerja sama dengan institusi riset atau survei internasional yang bertujuan meningkatkan kualitas data melalui reprocessing dan reinterpretasi dalam rangka penemuan giant recovery," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (30/11).
Ego mengatakan untuk mendorong perusahaan geosains mengumpulkan data, pemerintah akan mendanai penuh kegiatan survei seismik tiga dimensinya (3D). Dengan itu, mitra perusahaan geosains hanya akan fokus mencari potensi migas untuk ditawarkan dalam lelang.
"Dampaknya akan luar biasa. Hasil seismik langsung dijual kepada kontraktor yang berminat pada blok tertentu. Ini pembelian data pengelolaan dilaksanakan secara mandiri," ujar Ego.
Sementara itu, Tenaga Ahli Komite Pengawas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan ada beberapa partner strategis yang tengah dililirik , seperti Schlumberger, Halliburton, PGS, TGS, dan IHS Market.
"Gambaran potensi sumber daya migas telah terverifikasi setelah dilakukan reka ulang dan pembaruan dari data yang telah ada dan beberapa hasil survei yang baru. Informasi potensi migas ini akan tergambarkan dengan lebih jelas," kata Nanang.
Dengan demikian, kepercayaan investor akan meningkat karena potensi migas Indonesia terpromosikan melalui publikasi kelas dunia. Ia menambahkan cara yang ditempuh Indonesia ini sebelumnya juga sudah dilakukan negara lain, salah satunya Mesir.
Menurutnya, Pemerintah Mesir bekerja sama dengan Schlumberger dan beberapa perusahaan, sehingga berhasil menemukan 69 cadangan migas yang terdiri atas 51 minyak bumi dan 18 gas bumi.
Penemuan gas dari kegiatan eksplorasi dari lapangan Zohr, North Alexandria, Nooros, dan Atolland di Mesir mencapai produksi sebesar 6.500 MMSCFD.
"Untuk mendorong penemuan lapangan baru yang besar, Mesir melakukan reformasi hulu migas yang agresif. Di Mesir tidak banyak area untuk dieksplorasi. Area frontier hanya ada di Laut Merah. Oleh karena itu, Mesir melakukan survei seismik 3D yang masif bekerja sama dengan Schlumberger agar mendapatkan data yang valid," kata Nanang.
Karena itu, lanjutnya, peningkatan pengelolaan data sangat mutlak diperlukan dengan mengembangkan digital subsurface data platform yang mudah diakses.
Selain mengambil langkah agresif untuk mendapatkan data hulu migas, pemerintah juga telah membuat kebijakan untuk mengelola data secara terbuka dan transparan. Demikian CNN Indonesia
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY