
Keterangan Gambar : Dr. Referano Agustiawan, Sp.M(K), Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng, yang juga Ketua JECIM 2025.
BIZNEWS.ID - JAKARTA - JEC Eye Hospitals and Clinics, sebagai pemimpin layanan kesehatan mata di Indonesia, resmi meluncurkan Matapedia, ensiklopedia digital kesehatan mata pertama di Indonesia. Peluncuran platform kesehatan mata ini bertepatan dengan diselenggarakannya JEC International Meeting (JECIM) 2025, program pertemuan internasional dua tahunan JEC yang kembali digelar setelah absen selama lima tahun akibat pandemi.
Matapedia merupakan platform berbasis ilmiah yang hadir dalam bahasa Indonesia dan dirancang untuk mudah dipahami oleh masyarakat umum. Ensiklopedia ini menyediakan ratusan artikel berbagai topik terkait kesehatan mata. Di antaranya meliputi penyakit mata, prosedur medis, tips perawatan, hingga perkembangan teknologi oftalmologi terbaru.
Semua konten di Matapedia disusun dan diakurasi oleh tim dokter dan profesional kesehatan mata yang berkompeten.
"JEC berkomitmen untuk memajukan kesehatan mata di Indonesia melalui inovasi dan edukasi yang berbasis sains. Matapedia adalah wujud nyata dari visi kami untuk mengoptimalkan penglihatan dan kualitas hidup masyarakat," kata Dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K), Presiden Direktur JEC Korporat, dalam sambutannya di JECIM 2025 yang berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Jumat (25/4).
Lebih lanjut, Johan menjelaskan bahwa Matapedia dihadirkan untuk mengatasi permasalahan mis-informasi kesehatan yang sering beredar di dunia digital. Platform ini menjadi solusi bagi masyarakat dan tenaga medis di seluruh Indonesia, dengan menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya.
"Matapedia juga bertujuan untuk melayani tenaga kesehatan primer di daerah terpencil, yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan mata di Indonesia," tambah Johan.
Matapedia menghadirkan berbagai format konten, mulai dari artikel teks, infografis, hingga konten audio-visual. Fitur unggulan saat ini adalah "Tanya AI", yang memungkinkan pengguna untuk berkonsultasi langsung mengenai gejala atau terminologi medis terkait kesehatan mata. Platform ini diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran informasi kesehatan mata yang tidak akurat.
Menurut laporan dari KOMDIGI, pada 2024 terdeteksi 1.923 konten hoaks, di mana sekitar 163 di antaranya berkaitan dengan kesehatan. Hal ini makin memprihatinkan mengingat survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan 27,79% masyarakat Indonesia mengakses berita atau informasi kesehatan melalui internet. Meski begitu, Indeks Literasi Digital Indonesia 2024 menunjukkan angka 43,34, yang mencerminkan bahwa meskipun masyarakat Indonesia cukup mahir dalam menggunakan perangkat digital, mereka belum mampu memilah informasi yang valid dan memverifikasi sumber informasi tersebut.
Di tengah maraknya informasi yang tidak terverifikasi inilah, Matapedia hadir untuk memberikan akses terhadap informasi kesehatan mata yang terpercaya. Semua artikel yang tersedia di platform ini ditulis dan diverifikasi oleh dokter serta tenaga medis profesional. Masyarakat dapat mengakses Matapedia secara gratis melalui situs www.matapedia.id.
Dr. Referano Agustiawan, Sp.M(K), Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng, yang juga sebagai Ketua JECIM 2025, menjelaskan pentingnya Matapedia dalam mengatasi ketimpangan antara kebutuhan layanan kesehatan mata yang besar dengan keterbatasan tenaga medis di Indonesia.
Menurut data RAAB, sekitar 8 juta orang di Indonesia mengalami gangguan penglihatan, dengan 1,6 juta di antaranya mengalami kebutaan. Namun, jumlah dokter spesialis mata di Indonesia hanya sekitar 3.000 orang, artinya satu dokter harus menangani lebih dari 2.000 pasien, sebuah rasio yang jauh dari ideal.
"Kami ingin memastikan masyarakat tetap bisa mengakses informasi kesehatan mata yang tepat, akurat, dan terpercaya meskipun layanan medis langsung terbatas. Matapedia akan menjadi sahabat tepercaya dalam menghadapi berbagai masalah mata," ujar Dr. Referano.
Lebih dari sekadar proyek digital, JEC menargetkan lebih dari 1.000 artikel dalam tahun pertama peluncuran Matapedia. JEC juga sedang mempersiapkan aplikasi mobile Matapedia dengan fitur aksesibilitas lengkap untuk tunanetra, termasuk pembaca layar dan panduan audio interaktif.
Peluncuran Matapedia bertepatan dengan penyelenggaraan JECIM 2025, forum ilmiah oftalmologi yang digelar dua tahun sekali. Forum ini bertujuan untuk mengeksplorasi inovasi terkini dalam penanganan kesehatan mata, dengan fokus pada tantangan global, terutama di negara dengan prevalensi gangguan penglihatan yang tinggi seperti Indonesia.
JECIM 2025 menghadirkan pembicara dari 17 negara dan diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta, termasuk dokter mata, perawat mata, optometrist, dan praktisi industri kesehatan mata lainnya.
“JECIM 2025 adalah ajang untuk berbagi pengetahuan dan inovasi dalam bidang oftalmologi. Kami ingin mendorong diskusi lintas disiplin dan kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan kesehatan mata di masa depan,” kata Dr. Referano.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta JECIM 2025 akan mengikuti berbagai sesi ilmiah, workshop teknis, serta presentasi inovasi terbaru, termasuk penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam diagnosis retina, teknik bedah semi-robotik yang meningkatkan presisi operasi mata, serta manajemen rumah sakit mata berstandar global.
Peluncuran Matapedia dan gelaran JECIM 2025, menjadi bukti kuat komitmen JEC Eye Hospitals and Clinics dalam menciptakan layanan kesehatan mata yang inklusif berbasis sains. Langkah ini juga menjadi bukti kesiapan JEC dalam menghadapi era digital, dengan mengutamakan keakuratan informasi dan akses yang merata untuk seluruh masyarakat Indonesia.(Dens)
Tag: #JECEyeHospitals, #Matapedia, #KesehatanMata, #DigitalHealthIndonesia, #JECIM2025, #EnsiklopediaKesehatanMata,
LEAVE A REPLY