Jakarta, BIZNEWS.ID - Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Mayjen Tugas Ratmono selalu memantau kesehatan tenaga kesehatan yang merawat pasien corona atau COVID-19 di tempat itu. Ada ruangan khusus di mana semua tenaga kesehatan wajib menjalani screening demi kesehatannya selama merawat pasien. Ruangan tersebut ada di lantai 2 tower 3 Wisma Atlet.
Tiap nakes yang akan bertugas di RSDC Wisma Atlet, wajib ke area ini untuk menjalani swab test. Di salah satu ruangan di lantai ini, sudah siaga sejumlah nakes dengan peralatan untuk mengambil sampel lendir di hidung. Inilah titik awal, dalam konteks perawatan pasien COVID-19 di RSDC Wisma Atlet.
“Kita harus pastikan bahwa seluruh nakes di RSDC Wisma Atlet, sudah menjalani swab test, dan hasilnya negatif. Kita juga harus pastikan bahwa seluruh tim pelaksana swab test, sudah menjalani swab test, dan hasilnya negatif,” ujar Mayjen Tugas, Senin, 26 Oktober 2020.
Mayjen Tugas mengatakan, seluruh tim pelaksana swab test di sana, wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Tujuannya, agar mereka benar-benar terlindung, untuk mencegah kemungkinan tertular COVID-19 oleh mereka yang di-swab.
Proses screening COVID-19 tersebut, diberlakukan terhadap seluruh nakes, tanpa kecuali, ketika mereka mulai beraktivitas di RSDC Wisma Atlet. Selanjutnya, tiap bulan, seluruh nakes itu wajib menjalani swab test ulang, untuk memastikan, apakah ada di antara mereka yang terpapar COVID-19.
Jika ada yang hasil swab-nya positif, mereka akan diisolasi. Dilarang bertugas. Dilarang berinteraksi secara fisik dengan sesama nakes, dan tentu saja tidak boleh melayani pasien. Dengan demikian, para nakes di RSDC Wisma Atlet clear dari COVID-19, hingga mereka mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap para pasien.
Sementara itu, durasi aktivitas para nakes di RSDC Wisma Atlet, tentu saja berbeda-beda, sesuai kesepakatan tiap nakes dengan pihak manajemen. “Tiap nakes yang berakhir masa tugasnya, wajib menjalani isolasi, sebelum pamit meninggalkan RSDC Wisma Atlet," ujar dia.
Setelah menjalani isolasi selama 14 hari, nakes tersebut akan di-swab. Jika hasilnya negatif, baru nakes yang bersangkutan diizinkan pamit dari RSDC Wisma Atlet. ”Jika hasilnya positif? Ya, diisolasi lebih lanjut, di-swab ulang, sampai hasilnya negatif," kata dia.
Sistem serta mekanisme yang demikian, dirancang secara cermat oleh Mayjen Tugas kemudian dieksekusi di RSDC Wisma Atlet. “Ini adalah langkah, agar nakes yang pernah beraktivitas di RSDC Wisma Atlet, tidak menjadi penyebar COVID-19 ke masyarakat,” tutur Mayjen Tugas.
Dalam hal ini, Mayjen Tugas menyebut, sejumlah tahapan di atas adalah bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Nakes dijaga agar tidak terpapar.
Warga yang sudah terpapar, dirawat sampai sembuh. Artinya, ada kesinambungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain. “Kami berharap, kesinambungan itu akan mempercepat proses penanganan COVID-19 secara nasional,” kata Mayjen Tugas.
Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun. Demikian viva.co.id
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY