Home Jalan-jalan Wisata Laut Jadi Incaran Liburan Saat Pandemi

Wisata Laut Jadi Incaran Liburan Saat Pandemi

0
SHARE
 Wisata Laut Jadi Incaran Liburan Saat Pandemi

Jakarta, BIZNEWS.ID - Sebanyak 38,5 persen dari 1.200 responden berusia 17-59 tahun dari 34 provinsi di Indonesia dalam kategori kelas Bawah-Menengah-Atas menyatakan, mereka berminat untuk melakukan wisata selama pandemi Covid-19.

Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh Tim Penelitian dan Pengembangan Kompas yang dilakukan pada Juli-Agustus 2020 terkait sikap masyarakat terhadap kegiatan bekerja, belajar, dan berwisata selama pandemi.

“38,5 persen responden mau berwisata, ini jumlah yang cukup besar. Ini bukan hal yang mengejutkan karena pandemi mendorong kita kerja di rumah, untuk tetap tinggal di rumah itu akan sebabkan stres. Wajar jika banyak orang ingin berwisata,” kata perwakilan tim, Nila Kirana.

Hal ini dikatakan olehnya dalam webinar Harian Kompas bertajuk “The Comebak Plan of MICE For 2021”, Kamis (10/12/2020).

Berdasarkan data yang dipaparkan, sebanyak 21,7 persen responden menyatakan Ingin. Sementara 16,8 persen responden mengatakan Sangat Ingin. Kemudian 42,4 persen menyatakan Tidak Ingin, 12,6 persen menyatakan Sangat Tidak Ingin, dan 6,5 persen menyatakan Tidak Tahu.

“Kemana saja mereka ingin berwisata? Yang paling tinggi adalah mereka ingin berwisata ke daerah terbuka. Ke laut, wisata bahari, wisata alam, atau ekowisata,” tutur Nila. Nila mengungkapkan, sebanyak 28,4 persen responden memilih untuk melakukan wisata bahari/laut dan 19,5 persen memilih wisata alam/ekowisata.

Sementara 12,2 persen memilih wisata belanja dan kuliner, 9,4 persen memilih wisata warisan budaya dan sejarah, dan 8,8 persen memilih wisata dalam kota/desa. Selanjutnya, 6,6 persen responden menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak ingin berwisata dan 2,6 persen responden memilih untuk melakukan jenis wisata gabungan.

Kemudian sebanyak 2,4 persen responden memilih untuk menginap di hotel/vila, 0,8 persen memilih lainnya, dan 9,3 persen menyatakan tidak tahu. “Yang ingin menginap di hotel hanya 2,4 persen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel meningkat sejak April,” ujar Nila.

“Sempat turun cukup drastis pada April sebelum perlahan meningkat, pada September 30-40 persen TPK. Lumayan memberi harapan bahwa ada yang minat menginap di hotel,” lanjutnya. Demikian  Kompas.com

Photo : google image