Home Nasional Urgensi Praktik Gizi Seimbang dalam Mengatasi Malnutrisi Anak Usia Sekolah

Urgensi Praktik Gizi Seimbang dalam Mengatasi Malnutrisi Anak Usia Sekolah

0
SHARE
Urgensi Praktik Gizi Seimbang dalam Mengatasi Malnutrisi Anak Usia Sekolah

Jakarta, BIZNEWS.ID - Tahap perkembangan usia sekolah dasar merupakan salah satu tahap perkembangan krusial yang perlu mendapat perhatian termasuk aspek gizi untuk perkembangan kognitif anak usia sekolah. Hal tersebut diantaranya telah diatur dalam Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) yang ditetapkan pada Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022.

Menjawab tantangan gizi ini bagi anak usia sekolah memerlukan pendekatan yang lebih sistematis dan holistik, serta upaya kolaborasi lintas pemangku kepentingan. Oleh karena itu dalam menanggapi hal ini, Kemenko PMK, didukung oleh World Food Programme (WFP) Indonesia dan SEAMEO-RECFON mengadakan "Pertemuan Dialog Kebijakan Strategis tentang Gizi untuk Anak Usia Sekolah" untuk meningkatkan implementasi RAN PIJAR dan UKS/M guna meningkatkan komitmen pemerintah dan pihak lain dalam perbaikan gizi anak sekolah dasar dan adanya rekomendasi tentang strategi multi sektor untuk memperkuat intervensi pendidikan gizi berbasis sekolah dan keluarga untuk meningkatkan kebiasaan praktik diet sehat pada anak sekolah dasar; dan rekomendasi tentang strategi multisektor untuk memperkuat lingkungan makanan sehat di sekolah dan akses terhadap makanan bergizi dan aman di sekolah dan rumah untuk anak sekolah dasar

Dalam upaya  meningkatkan gizi anak usia sekolah, Kemenko PMK bersama dengan World Food Program (WFP), Cargill dan SEAMEO RECFON menggelar Dialog Kebijakan Strategis tentang Gizi Anak Usia Sekolah di Kemenko PMK, Selasa baru-baru ini.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan, pelaksanaan RAN PIJAR menekankan peran penting program UKS/M serta kolaborasi multi-sektoral untuk bergerak bersama mendukung terwujudnya praktik gizi yang baik oleh siswa. 

“Tahap perkembangan usia sekolah dasar merupakan salah satu tahap perkembangan krusial yang seringkali kurang diperhatikan, maka dari itu peran multi sektor pada dialog ini sebaiknya bisa mengarah pada sasaran,” ujar Agus saat memberi sambutan para Dialog Kebijakan Strategis tentang Gizi Anak Usia Sekolah.

Menurut data Riskesdas Tahun 2018, 23,6% anak usia 5-12 tahun mengalami stunting, 9,2% wasting, 10,8% kelebihan berat badan, dan 9,2% mengalami obesitas.

Sementara itu, data dari Statistik Pendidikan Kemendikbudristek Tahun 2020/2021 menunjukkan, dari 148.743 sekolah dasar baru 63.665 sekolah (42.80%) yang memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

“Perilaku hidup sehat harus kita tekankan pada perkembangan anak usia sekolah, terutama kebersihan dan jajanan sekolah,” ungkap Agus seperti dilansir kemenkopmk.go.id.

Ia mengatakan, jika dilihat melalui berbagai data, beberapa hal penting perlu diperhatikan dalam perkembangan anak usia sekolah. Diantaranya tantangan di bidang kesehatan fisik, tantangan mental, dan tantangan sosial.

“Dari hasil survei di beberapa sekolah juga terjadi disparitas gizi dan konsumsi baik dari segi kualitas maupun kuantitas di Indoensia. Sudah seharusnya kita semua hadir di sana, di lapangan,” tutur Agus.

Lanjutnya, praktek bersama sangat diperlukan dalam menangani berbagai tantangan dan permasalahan pada perkembangan anak usia sekolah.

“Saya berharap momentum kegiatan ini merupakan suatu langkah awal yang baik untuk menentukan kebijakan strategis perbaikan gizi anak sekolah dan melakukan upaya secara terintegrasi dan bersinergi lintas sektor dan antar komponen serta memanfaatkan potensi yang ada secara optimal,” imbuhnya.

Sementara itu Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa menuturkan, peran dan dukungan K/L, serta lintas sektor sangat diperlukan dalam peningkatan status gizi anak usia sekolah dan remaja.

“RAN PIJAR diharapkan menjadi acuan dalam menyusun kebijakan, program dan target kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja di Indonesia,” kata Jelsi.

Turut hadir dalam dialog tersebut, Perwakilan World Food Programme (WFP) Christa Räder, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek Kurniawan, SEAMEO RECFON Dr. Luh Ade Ari Wiradnyani, Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof. Hardinsyah, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Kemenag Dr. Riska Puspitasari, serta para perwakilan K/L.