Home Ekonomi Sinergi antar Kementerian Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Sinergi antar Kementerian Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

0
SHARE
Sinergi antar Kementerian Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Jakarta, BIZNEWS.ID - Perekonomian nasional yang berhasil tumbuh mencapai 3,69% secara year on year di tahun 2021 dan pandemi yang terkendali hingga saat ini, merupakan hasil dari kombinasi kebijakan gas dan rem secara baik. Hal ini sekaligus merupakan wujud hasil kerja sama yang baik antara Pemerintah dan seluruh stakeholder, termasuk masyarakat.


Pertumbuhan ekonomi nasional yang dicapai pada tahun 2021 tersebut disokong oleh beberapa sektor yang terus tumbuh di masa pandemi antara lain industri pengolahan, pertanian, pertambangan, kontruksi, serta informasi dan komunikasi. Selain itu, sektor perdagangan juga terus tumbuh bahkan mampu mencapai 4,65% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan mempunyai resiliensi yang kuat sepanjang tahun 2020 dan 2021. Pemerintah juga terus mendorong neraca perdagangan agar konsisten surplus sebagaimana yang telah terjadi pada 21 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Seluruh komponen ekspor berdasarkan sektor mengalami peningkatan di Januari 2022, dengan total kenaikan 25,3% (yoy).


“Dari segi ekspor di Januari tahun ini, kita lihat mengalami peningkatan dibandingkan Januari tahun lalu. Situasi ini tentu menunjukkan komposisi ekspor kita sudah mulai beralih dari komoditas berbasis komoditi primer menjadi komoditas berbasis industri,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberi arahan dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan tahun 2022 secara virtual, Kamis (10/03) seperti dikutip ekon.go.id.


Sementara itu dari sisi impor, impor barang modal dan bahan baku telah mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan impor barang konsumsi. Komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menjadi komoditas impor utama di Januari 2022. Hal ini mengindikasikan kebutuhan faktor produksi terus meningkat akibat peningkatan aktivitas produksi seiring dengan perubahan mobilitas yang memicu peningkatan permintaan.


“Pemerintah memutuskan untuk terus mendorong pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2022 di angka 5,2% dan tetap mencermati resiko baik global maupun domestik,” ujar Menko Airlangga.


Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga terus dilanjutkan dan penerapannya berfokus pada pemberian dukungan langsung kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan perlindungan sosial. Di saat yang sama, Program PEN juga akan menstimulasi kinerja UMKM dan Koperasi melalui insentif usaha dan dukungan pembiayaan.


“KUR tahun ini pagunya naik 30% dibanding tahun lalu dan bunganya disubsidi 3% sampai akhir tahun. Ini merupakan kesempatan untuk menstimulasi perekenomian bagi usaha kecil, menengah, dan mikro, yang berdasarkan data banyak bergerak di sektor perdagangan,” kata Menko Airlangga.


Selanjutnya, Menko Airlangga juga mengatakan bahwa pada tahun 2022 Pemerintah melanjutkan transformasi ekonomi dan reformasi struktural, terutama dalam implementasi Undang-Undang Cipta Kerja. Menko Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah berkonsentrasi kepada SDM berdaya saing, peningkatan produktivitas sektor, dan mendorong ekonomi berbasis hijau.


Transformasi digital juga terus didorong melalui Making Indonesia 4.0. Hal ini disebabkan adanya perubahan perilaku masyarakat selama pandemi yang cenderung memanfaatkan teknologi digital sehingga menyebabkan perkembangan yang pesat pada transaksi digital.


“Pemerintah melihat bahwa pertumbuhan perekonomian berbasis digital ini salah satu yang bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, karena selama pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi di sektor digital ini terus tumbuh,” ungkap Menko Airlangga.


Terkait dengan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri pada tahun ini, Menko Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah terus menjaga stabilitas harga pangan. Penguatan koordinasi dan sinergi pusat dan daerah menjadi kunci utama dalam memastikan harga-harga tetap terjaga stabil pada periode menjelang maupun selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Pemerintah berkomitmen untuk tetap menjaga inflasi volatile food di kisaran 3% - 5% (yoy).


“Berbagai strategi, optimalisasi, dan juga digitalisasi dari hulu ke hilir menjadi sangat penting. Terutama penguatan kerjasama antar daerah,” tutur Menko Airlangga.


Selanjutnya, pada kesempatan tersebut Menko Airlangga juga membahas terkait Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang menjadi salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan guna memperluas akses pasar. Perjanjian Kerjasama RCEP telah mencakup sebesar 27% dari total perdagangan dunia, 29% dari total investasi dunia, dan 29% dari total PDB dunia.


“Tentu saat sekarang sedang berproses di parlemen dan ini salah satu pekerjaan rumah dari Kementerian Perdagangan untuk mengawal agar RCEP ini segera diratifikasi di DPR. Saya tentu berharap dalam masa sidang ke depan bisa di tuntaskan, karena Indonesia adalah salah satu pelopor RCEP bahkan memimpin RCEP dalam perundingan-perundingan,” ungkap Menko Airlangga.


Koordinasi yang kuat sangat diperlukan dalam menjawab berbagai tantangan ekonomi di tahun 2022. Respon cepat dari seluruh pihak, sangat dibutuhkan untuk dapat mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional. Menko Airlangga juga berharap momentum Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi.


“Saya berharap kebijakan di bidang perdagangan dapat terus diperbaiki dan dapat terus berjalan dengan baik dan bersinergi dengan Kementerian-Kementerian lain agar kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Menko Airlangga.