Home Komunitas Pertamina Foundation Ajak Pemuda Jawab Permasalahan di Masyarakat

Pertamina Foundation Ajak Pemuda Jawab Permasalahan di Masyarakat

0
SHARE
Pertamina Foundation Ajak Pemuda Jawab Permasalahan di Masyarakat

Jakarta, BIZNEWS.ID - Pertamina Foundation kembali menggelar ajang kompetisi untuk anak muda yang disebut dengan PFmuda. Direktur Operasional Pertamina Foundation, AM Unggul Putranto, dalam berbagai kesempatan memberikan ilustrasi tentang permasalahan sosial, aktivitas dan kreasi anak muda yang dapat menjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk mengikuti kompetisi tersebut.

Dalam perjalanan wisatanya di Ubud, Bali, beberapa waktu lalu, Unggul menyempatkan mengunjungi seorang maestro lukis bernama Pande Ketut Bawa yang sudah berusia di atas 75 tahun. Pande Bawa menjelaskan tentang lukisannya dalam cerita yang menarik. Misalnya cerita sang raja kodok penguasa jagad yang merupakan salah satu penggalan cerita wayang.  

Dia juga bercerita tentang beratnya kehidupan pekerja seni terutama seni lukis di Bali. Ada suatu aliran seni lukis dari Ubud yang disebut sebagai “keliki kawan”. Nilai lukisan aliran ini sangat fantastis, berkisar di atas 10 juta rupiah untuk lukisan ukuran kertas 30cm x 40cm. Namun ironisnya, banyak pemuda di Desa Keliki saat ini menghentikan kegiatan melukisnya karena kesulitan menjual hasil karyanya.

Para pemuda tersebut kemudian banyak yang beralih profesi menjadi buruh bangunan. Jika tidak ada yang tergerak untuk melestarikannya, tidak lama lagi aliran seni lukis ini dapat dipastikan punah.

Di kesempatan lain, Unggul bertemu dengan sahabat baiknya, yakni Sony Tan dan Kang Maman Suherman yang berprofesi sebagai penulis, pendongeng dan penggiat sosial. Bapak Tan bercerita tentang putera laki-laki dan beberapa orang rekan kuliahnya yang mempunyai kegiatan sosial yaitu mengajari anak-anak yang tinggal di lingkungan lokalisasi.

Kelompok mahasiswa tersebut secara rutin mendatangi red district untuk tujuan yang mulia, yakni memberikan harapan dan masa depan kepada anak-anak. Selain mengajarkan pelajaran-pelajaran sekolah yang sifatnya dasar, mereka juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan lain yang tidak akan didapat dari lingkungannya.

Beberapa tahun lalu, Unggul juga sempat mengunjungi daerah Kulon Progo.  Pada saat itu, beliau masih bekerja di Dana Pensiun Pertamina. Beliau mendatangi suatu daerah yang tidak jauh dari Waduk Sermo dan dikenalkan dengan pengurus desa di sana.

Kepada Bapak Unggul, para penguru desa menawarkan tanah kas desa seluas lebih dari 12 hektar untuk dikelola, for free.  Mereka merasa bahwa jika tanah desa ini bisa dikelola dengan pertanian yang intensif, tentu akan mendatangkan kesejahteraan bagi desa mereka. Bapak Unggulpun tergerak untuk menanam berbagai tanaman yang mempunyai jangka waktu panen bervariasi.

Mulai dari tanaman degan jangka waktu panen yang pendek seperti cabe dan jambu kristal yang bisa dipanen setelah 4 bulan, tanaman dengan jangka waktu panen menengah seperti alpukat yang bisa dipanen setelah 4 tahun, hingga tanaman dengan jangka waktu panen yang panjang seperti tanaman sengon dan jati.

Sekitar dua bulan lalu, Unggul juga mengunjungi kawanan konservasi penyu di Kali Buntu, Kabupaten Kebumen. Di sana sekelompok anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna yang berjumlah sekitar 20 orang, bergantian melakukan ronda tanpa dibiayai siapapun demi mengamankan telur punyu dari pencurian, di sepanjang pantai Kali Buntu.

Ratusan penyu bisa diselamatkan setiap tahunnya dan para pemuda akan bangga jika anak dari penyu yang mereka selamatkan akan bisa disentuh oleh cucu buyut mereka di masa depan, mengingat penyu bisa berumur lebih dari 200 tahun.  Mereka juga berharap kawasan Kali Buntu bisa menjadi salah satu destinasi wisata konservasi penyu.

Beberapa contoh di atas, Bapak Unggul bisa menjadi inspirasi bagi para generasi muda dalam menangkap permasalahan-permasalahan sosial di sekitarnya. Siapa tahu, anak-anak muda di banjar/rumah adat di Ubud memprakarsai kegelisahan Pak Pande dengan mengadakan pameran anak muda khusus aliran seni lukis “keliki kawan” yang nyaris punah, misalnya.  Siapa tahu gerakan putera Pak Sony dan rekan-rekan kuliahnya tadi dapat menggerakkan anak-anak muda lain untuk mengembangkan paket aplikasi yang bisa dimanfaatkan anak-anak di daerah tersebut, sehingga mereka lebih memiliki harapan dan masa depan.  

Siapa tahu ada anak-anak muda yang bisa menggerakkan sumber daya masyarakat menyelamatkan tanah yang kritis dan tidak produktif menjadi daerah yang sejahtera, dan siapa tahu daerah Kali Buntu di Kebumen akan menjadi objek wisata alam yang hebat.

“Pasti banyak cerita sukses dari para sobat PFmuda yang bisa diangkat dan pada akhirnya direplikasi untuk kesejahteraan masyarakat luas. Para sobat cukup membuat proposal singkat, dua atau tiga halaman saja, disertai dengan foto atau video yang menarik. Silahkan kunjungi web Pertamina Foundation, https://pertaminafoundation.org/ atau Instagram Pertamina Foundation @pertaminafoundation, untuk mendaftarkan diri. Ditunggu ya temen-temen PFfriend,” tutupnya