Jakarta, BIZNEWS.ID - Situasi di Papua dalam beberapa hari terus membara, terutama setelah kelompok separatis bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan pembunuhan berantai di sejumlah lokasi. Dalam sepekan terakhir saja, OPM telah membunuh empat warga sipil, dengan dalih mereka merupakan intel aparat keamanan yang menyamar. Bahkan salah satunya ialah seorang tokoh agama Kristen, yaitu Pendeta Yeremia Zanambani.
Tak cuma itu saja, dua prajurit terbaik Tentara Nasional Indonesia (TNI) gugur akibat kebrutalan milisi bersenjata penguasa rimba Papua itu. Kedua prajurit TNI dihabisi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Kedua prajurit TNI itu masing-masing bernama Prajurit Kepala Sahlan dan Prajurit Satu Dwi Akbar Utomo. Keduanya diserang dengan senjata api saat melaksanakan tugas di satuan BKO Kodim dan Koramil Hutadipa. Namun, rupanya pembunuhan-pembunuhan itu kian membuat OPM besar kepala, terbukti kali ini mereka menantang TNI dan Polri untuk berperang.
Malahan milisi bersenjata yang kini mengaku sudah membentuk angkatan perang bernama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat OPM (TPNPB-OPM), telah menyerukan untuk menggelar operasi umum untuk memerangi TNI.
Tantangan perang itu disampaikan Penanggungjawab Komando Nasional Pimpinan Militer TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen, yang disiarkan melalui saluran-saluran jaringan yang diklaim resmi milik TPNPB-OPM.
"Siap amankan pasukan TNI-POLRI yang bertugas di Papua tetap balik dengan mayat, jika Saya pesan semua pasukan TNI-POLRI yang ada di Jakarta, kirim ke Papua Lebih banyak lagi, Kami akan lawan," kata Mayjen Telenggen dalam siaran TPNPB-OPM dilansir VIVA Militer, Senin 21 September 2020.
Penting diketahui, tantangan perang kepada TNI seperti ini bukan pertama kali disiarkan TPNPB-OPM. Bukan hal aneh lagi Mayjen Lekkagak bercuap-cuap seolah-olah mereka mampu menghadapi kekuatan militer Indonesia.
Tantangan perang ini memang sengaja didendangkan TPNPB-OPM untuk membuat situasi di Papua kian memanas, tujuannya cukup jelas. Mereka sengaja menciptakan kekacauan di setiap kali sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) digelar, agar menarik perhatian dunia.
Karena itulah, kelompok separatis ini tak sungkan-sungkan membantai rakyat sipil, lalu menciptakan propaganda dengan menuduh TNI sebagai pelakunya.
Pada tahun 2019 pun terjadi hal serupa. Malah mereka menciptakan kerusuhan besar di Papua yang menelan korban jiwa cukup banyak. Dan kali ini pun mereka diduga berusaha untuk melakukan gerakan kerusuhan serupa. Demikian viva.co.id
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY