
BIZNEWS.ID - Sejarah perkembangan jalan raya di Indonesia hampir setiap kurun waktu mengalami kemajuan, baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas. Dimulai tahun 1978 dengan dioperasikannya jalan Tol Jagorawi sepanjang 59 KM yang menghubungkan antara Jakarta, Bogor dan Ciawi merupakan awal keberadaannya. Meskipun pemerintah waktu itu dengan pinjaman luar negeri yang kemudian diserahkan kepada PT. Jasa Marga sebagai penyertaan modal sekaligus penugasan pemerintah untuk membangun tol.
Pada tahun itu pula pihak swasta mulai ikut berpartisipasi dalam investasi jalan tol mulai dari sebagai operator dengan perjanjian Kuasa Pengusahaan (PKP), kemudian berkembang sampai kepada kondisi yang sekarang ini, yang kita saksikan bersama.
Secara fungsional keberadaan jalan Tol mendorong kemajuan keekonomian yang signifikan terutama yang berkaitan dengan jasa pemindahan barang dari satu tempat ketempat lain dengan tujuan agak memiliki nilai tambah. Memang sebelum keberadaan jalan bebas hambatan (Tol) para petani, baik petani sayur maupun buah memiliki kendala kemacetan di jalan yang mengakibatkan rusaknya sayur atau buah yang di kirim ke daerah lain, sehingga timbul kerugian baik di pihak petani sebagai produksen maupun para pengantar yang mendistribusikan sayaur atau buah tersebut.
Kemudian perkembangan itu mendorong pada iklim investasi di berbagai bidang di tanah air, sehingga distribusi barang dan jasa semakin cepat sehingga mampu menggerakkan pasar dan memberikan nilai tambah, termasuk mendorong pariwisata baik lokal maupun asing untuk melakukan kunjungan yang dapat berjalan dengan baik.
Kepemilikan jalan Tol merupakan salah satu parameter kemajuan suatu daerah atau negara yang dilihat dari pola distribusi barang dan jasa yang semakin cepat dan kondusif disamping faktor keamanan dan faktor-faktor lain seperti demografi, sosial politik, ekonomi dan keamanan serta keamanan yang stabil.
Dari segi prestasi memang perlu mendapat acungan jempol terhadap pemrakarsa jalan bebas hambatan (Tol) termasuk inovator-inovator yang ada di dalamnya sehingga mampu menyajikan jalan bebas hambatan yang baik dan memberikan kenyamanan dan keamanan, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang sebelumnya membutuhkan hitungan hari, sekarang bisa diupayakan dalam hitungan jam. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dan negara untuk menyampaikan dan meratakan hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat sebagai langkah-langkah dalam mewujudkan keadilan untuk kemanusiaan.
Sesuai dengan manfaat pembangunan, upaya untuk meratakan hasil-hasil pembangunan ke segala penjuru tanah air memang sesuatu yang harus diwujudkan secara nyata dan bukan diteorikan melalui kajina-kajian ilmu. Ini penting agar kesenjangan yang terjadi di daerah yang surplus dengan daerah yang minus terjadi keseimbangan. Apabila iklim keseimbangan itu dapat berjalan dengan baik, sudah pasti yang minus akan berusaha mengejar ketertinggalannya agar sama dan sejajar atau bahkan dapat mengunggulinya melalui sektor-sektor lain yang dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Iklim ini hendaknya dijaga dengan baik agar berkesinambungan dan menghasilkan daya dukung dan daya dorong setiap daerah untuk memanfaatkan potensi daerah masing-masing.
Sungguhpun yang terjadi pada saat ini sangat bertentangan dengan kondisi yang ada. Jarang terjadi terbentuknya kerjasama antar daerah untuk saling menggali potensi daerah sehingga dapat dipertukarkan dengan komoditi dan potensi dari daerah lain dalam suatu negara, yang ada adalah perlombaan untuk melakukan impor komoditi manakala terjadi kekurangan di suatu daerah, dengan alasan lebih cepat dan lebih praktis. Sebuah kecepatan dan kepraktisan boleh-boleh dan sah saja manakala memang dalam suatu negara sudah tidak mampu untuk menjawab sebuah kelangkaan atau kekuarangan sebuah komoditi. Tetapi kalau ada suatu daerah dalam wilayah negara memiliki potensi, mengapa tidak diupayakan agar potensi itu dapat berkembang dan menjadi sebuah keunggulan.
Pemikiran yang instan oleh kelompok pemegang wewenang atau kekuasaan terkadang menjadi boomerang dan perhatian bagi para pemerhati bangsa. Tetapi sekali lagi untuk dapat memberikan sebuah keputusan yang bijaksana tidak seperti jalan tol yang bebas hambatan, tetapi harus ada pertimbangan baik-buruknya, benar-salahnya atau hal-hal lain yang patut dipertimbangkan agar terwujud keadilan yang elegan sampai kepada akar rumput.
Seperti dalam menyikapi jalan bebas hambatan di tanah air, yang terdengar setiap saat adalah kenaikan tariff tol, dan sepertinya sangat langka kata-kata penurunan tariff tol, yang ada adalah discout tariff tol. Memang pengadaan jalan tol itu terbilang mahal dan infrastrukturnya rumit dan bahkan berbelit. Mulai pembebasan tanah yang penuh dengan trik dan intrik para spekulen dan para calo tanah yang memainkan harga tanah untuk kepentingan pribadi, atau perijinan yang membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan tahun. Setidaknya ada benang merah yang perlu manjadi perhatian bersama untuk menjadi standar minimal untuk dijadikan sebuah predikat.
Masih banyak para pelaku pengadaan jalan tol yang mengambil hak lebih atas usahanya atau bisnis jalan tol. Memang secara bisnis hal itu bisa ditoleransi tetapi dari sisi etika dan estetika pelaku usaha atau adab kebangsaan akan bersinggungan dengan kemanusiaan. Memang baik secara langsung maupun tidak langsung para pelaku usaha jalan tol sudah mampu mengadopsi potensi-potensi daerah yang tersebar di beberapa gerai di rest area, sungguhpun masih perlu ditinjau lagi seperti apa daya serapnya. Namun yang pasti para pelaku usaha jalan tol pasti punya standar sampai kapan investasinya akan kembali dengan berapa keuntungan yang akan diperoleh, setidaknya ada pengelolaan dana yang akan dikembalikan kepada masyarakat sebagai ucapan terimakasih atau sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), dari sini di harapkan tariff tol itu tidak selalu naik dan naik lagi, adakalanya mengalami penurunan diluar discount.
Jika hal yang demikian itu dapat dilaksanakan alangkah indahnya negeri ini, kalau para pengusahanya santun dan memberikan kontribusi yang lebih kepada masyarakat dan bangsa sehingga lambat laun akan memberikan perhatian dan kepedulian juga terhadap para pelaku pengadaan jalan tol, yang akan menambahkan nilai tambah dari keamanan, kenyamanan dan bahkan keselamatannya.
LEAVE A REPLY