Jakarta, BIZNEWS.ID- Pemerintah terus berupaya menangani pandemi Covid-19. Baru-baru ini penanganan yang dilakukan tampaknya mulai menunjukkan progress. Pemeriksaan yang ditargetkan 10 ribu spesimen terhadap virus corona per hari yang diumumkan Presiden Joko Widodo telah terlampaui selama 5 hari berturut-turut.
Berdasarkan data yang diberitahukan oleh juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19, Achmad Yurianto akhir bulan Mei lalu, totalnya 323.376 spesimen yang telah diperiksa. Dengan demikian, ada tambahan sejumlah 11.470 pemeriksaan spesimen dihari sebelumnya.
Pemeriksaan spesimen dilakukan dengan menggunakan real time PCR dan tes molekuler cepat (TCM) untuk mendeteksi virus. Juru bicara pemerintah itu mengatakan bahwa pemeriksaan dari 11.470 spesimen tersebut didapat 700 kasus baru positif Covid-19. Kemudian data kasus baru positif itu diakumulasikan dan tercatat 26.473 kasus positif Covid-19 di Indonesia pada 1 Juni 2020.
Di samping itu, kasus meninggal total sebanyak 1.613 dan pasien yang sembuh bertambah 293 sehingga menjadi 7.308. Sebagian besar pasien yang sembuh ini memiliki usia rentang 29-45 di mana mereka adalah kelompok manusia yang diharapkan segera sembuh supaya dapat produktif kembali.
Mengenai pemeriksaan spesimen, pemerintah telah melakukan pemeriksaan spesimen lebih dari target yang ditentukan oleh Presiden Joko Widodo selama 5 hari berturut-turut. Walaupun angkanya masih fluktuatif tetapi jumlah pemeriksaan spesimen terkait Covid-19 ini telah mencapai di atas 10 ribu.
Pemeriksaan spesimen ini mengalami peningkatan dan melampaui target awal mulanya terjadi pada selasa, 19 Mei 2020 dengan angka 12.276. Akan tetapi, hari berikutnya spesimen terkait Covid-19 kembali turun dan meningkat lagi melampaui target pada Sabtu 23 Mei 2020.
Perincian jumlah spesimen pada 19 Mei sampai 31 Mei secara berurutan adalah 12.276, 8.947, 8.092, 9.359, 10.617, 11.013, 4.741, 7.152, 14.313, 11.495, 10.639, 11.361, 11.470. Tentunya ini menjadi kabar baik bagi progres yang dilakukan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Meningkatnya angka jumlah spesimen yang berhasil diperiksa menumbuhkan rasa percaya diri yang cukup untuk menghadapi new normal. Pasalnya, dalam menjalani new normal ini semua masyarakat kembali ke aktifitas sebelumnya. Di mana tidak ada lagi di rumah aja dan mobilitas sosial terjadi. Manusia sebagai perantara atau pembawa virus tidak lagi dikekang dan bebas. Protokol kesehatan masih tetap diberlakukan dan diperdisiplin.
Adanya mobilitas sosial ini memungkinkan perlunya percepatan dalam pemeriksaan. Semakin banyak angka spesimen yang diperiksa berarti proses pemeriksaan semakin cepat. Jika virus terdeteksi semakin cepat maka penanganannya pun semakin cepat diberikan. Dengan begitu, proses penyebaran pandemi Covid-19 dapat dicegah.
Sementara itu, pemrov Jawa Barat terus meningkatkan kewaspadaan dalam mengendalikan Covid-19. Pengetesan virus corona dilakukan dengan metode teknik reaksi rantai polymerase atau polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab maupun rapid test secara intens.
Tidak hanya sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, pengetesan yang dilakukan secara masif juga akan didapatkan peta persebaran Covid-19 secara komprehensif, dapat melacak kontak paparan Covid-19 dan mendeteksi keberadaan virus serta memastikan status pasien Covid-19.
Pengetesan masif yang dilakukan di Jawa Barat disertai juga dengan penguatan kesiapan laboratorium, agar tes masif metode PCR dapat dilakukan dengan optimal. Tes swab dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Juga untuk menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dan kebutuhan hidup masyarakat.
Sikap kewaspadaan perlu terus ditingkatkan dan salah satu upaya kewaspadaan ini adalah dengan terus meningkatkan jumlah spesimen pendeteksian atau pemeriksaan yang dilakukan dengan metode rapid test maupun swab test.
Oleh : Alfisyah Kumalasari )* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Jakarta
LEAVE A REPLY