Home Kesehatan JEC Kedoya Bebaskan 15.000 Penderita Mata dari Kacamata dengan Teknologi SMILE

JEC Kedoya Bebaskan 15.000 Penderita Mata dari Kacamata dengan Teknologi SMILE

0
SHARE
JEC Kedoya Bebaskan 15.000 Penderita Mata dari Kacamata dengan Teknologi SMILE

Keterangan Gambar : Presdir JEC Group Johan A. Hutauruk (kedua dari kanan) dan Dirut JEC Kedoya Setiyo Budi usai menerima penghargaan dari ZEISS yang diwakili oleh Budi Suryatantra, Director and Head of Sales & Service Medical, PT Carl Zeiss Indonesia (kedua dari kiri).

Biznews.id - Jakarta - Rumah Sakit Mata JEC @Kedoya sukses mengukuhkan posisinya sebagai rumah sakit mata, dengan tingkat keberhasilan membantu penderita mata sangat tinggi. Tercatat JEC @Kedoya berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien (mata minus dan silinder) hingga 15.000 mata di Indonesia menggunakan lewat teknologi SMILE.

SMILE merupakam teknologi mutakhir hasil inovasi ZEISS, perusahaan global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik. Melalui SMILE, ZEISS sukses mengoreksi 8 juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, RS Mata JEC@Kedoya menjadi penyedia layanan SMILE terbanyak (Top Contributor) di Indonesia.

Atas kontribusi tersebut, ZEISS memberikan apresiasi khusus kepada JEC@Kedoya, berupa plakat dan sertifikat penghargaan dalam seremoni penyerahan pada 1 Maret 2024 di Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya. Penghargaan diserahkan oleh Budi Suryatantra, Director and Head of Sales & Service Medical, PT Carl Zeiss Indonesia kepada Presiden Direktur JEC Group DR. Dr. Johan A. Hutauruk SpM(K) dan Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).

“Empat dekade berkiprah menjadi pendorong JEC untuk melangkah lebih jauh mengoptimalkan penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia sejalan dengan visi JEC. Penghargaan ini merupakan bentuk kerja sama antara JEC Group di seluruh Indonesia dan ZEISS yang terus terbina dengan baik. Dengan menggunakan teknologi terkini dan pendekatan yang holistic," kata Johan dalam sambutan singkat, Jumat (1/3).

"Kami sangat bersyukur telah berhasil melakukan 15.000 tindakan SMILE untuk membebaskan penderita mata minus dan silinder," imbuh Johan.

Apresiasi ZEISS itu pun jadi pelecut JEC ke depannya untuk meningkatkan pengalaman positif pasien ketika mendapatkan pelayanan, dan selama berada di lingkungan jaringan JEC Group.

"Dengan mutu ekosistem eye care di Indonesia yang diandalkan dan keberadaannya yang kian mudah dijangkau, masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan mata tepercaya," terang Johan.
 
Komitmen JEC Group itu disambut baik Budi Suryatantra dari ZEISS yang bangga dapat bekerja sama dengan rumah sakit yang didukung pimpinan dan karyawan berdedikasi tinggi. Karenanya, Budi meyakini penghargaan sudah sepantasnya diberikan kepada JEC, dalam hal ini JEC Kedoya sebagai salah satu rumah sakit mata di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraktif menggunakan teknologi SMILE sejak tahun 2016.

"Seiring berkembangnya teknologi dan zaman, JEC @ Kedoya menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang mengadopsi dan menghadirkan layanan bedah refraktif dengan teknologi termutakhir SMILE PRO (VisuMax® 800). Pada kesempatan baik hari ini, kami ingin memberikan penghargaan kepada JEC@Kedoya sebagai salah satu kontributor yang berhasil melakukan 15.000 tindakan SMILE di Indonesia," jelas Budi.

Bagi Budi, pencapaian 15.000 tindakan itu sebagai prestasi sekaligus mencerminkan komitmen JEC Group terhadap standar tertinggi dalam perawatan mata dan inovasi medis.

"Kami percaya bahwa ZEISS Indonesia bersama JEC Group bisa terus berkembang bersama agar bisa terus melayani dan memberikan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia," tegas Budi.

Gangguan refraksi merupakan kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Gangguan refraksi terdiri atas Myopia (rabun jauh), Hipermetropi (rabun dekat), Astigmatism (silindris) dan Presbiopi (rabun dekat usia lanjut).

World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan; dengan 123,7 juta diantaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani. Di Indonesia, Kemenkes memperkirakan sekitar 5 sampai 6 juta orang mengalami gangguan penglihatan, termasuk akibat kelainan refraksi.

Angka penderita mata itu diharapkan terus menurun dengan hadirnya SMILE Pro yang menggunakan mesin VisuMax® 800 Femtosecond Laser. Mesin ini dapat mengoreksi kelainan refraksi hanya 8 – 10 detik per mata, dengan keamanan tinggi karena didukung oleh perpaduan antara teknologi lengan robotik dan AI system untuk integrasi data pendukung pre operasi agar meminimalisasi risiko. Dengan dukungan SMILE Pro ini yang memantapkan misi JEC untuk menjadi laser vision correction center pertama di negara Indonesia.

“Pencapaian JEC @ Kedoya sebagai Pelopor Pertama di Indonesia dalam melakukan tindakan 15.000 mata pasien untuk tindakan koreksi mata menggunakan SMILE ini merupakan bagian dari sejarah penting JEC Group. Ini adalah pengakuan yang luar biasa atas dedikasi dan kerja keras tim kami," ujar Ketua Katarak dan Bedah Refraktif JEC Group sekaligus Dirut JEC @Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).

Pencapaian itu, kata Budi, merupakan buah kerja sama yang solid dari mulai jajaran direksi, manajemen dan karyawan JEC dengan menghadirkan dan memberikan pelayanan optimal menggunakan SMILE, khususnya teknologi terkini SMILE PRO.

Budi juga menyampaikan apresiasi kepada tim ZEISS yang terus berinovasi menyediakan berbagai teknologi, sehingga pelayanan bedah refraktif terbaru bisa hadir di Indonesia. Bagi JEC, menurut Budi, itu memperkuat posisi JEC Group yang tidak kalah dengan rumah sakit dan klinik mata internasional.

"Kami berkomitmen untuk terus memberikan standar tertinggi dalam layanan kesehatan mata dan menyediakan layanan yang unggul bagi pasien-pasien kami. Penghargaan ini adalah dorongan tambahan bagi kami untuk terus berinovasi dan meningkatkan akses terhadap layanan mata berkualitas bagi masyarakat Indonesia," pungkas Budi.(Dens)