Keterangan Gambar : Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM(K) (kiri) Ketua Pelaksana Operasi Implan Glaukoma JEC 2024 dan DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Direktur Utama JEC @ Kedoya, JEC Eye Hospitals & Clinics.
Biznews.id - Jakarta - Komitmen turut mengatasi penderita Glaukoma di Tanah Air, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics atau RS Mata JEC kembali menggelar Bakti Sosial (Baksos) kedua pada penderita Glaukoma. Dalam Baksos tahun kedua ini, JEC akan memberikan operasi implan Glaukoma gratis bagi penderita glaukoma - dengan target tindakan pada 100 mata.
Baksos Operasi Implan Glaukoma JEC ini mulai berlangsung pada 29 Oktober 2024 hingga April 2025 mendatang. Baksos ini kembali digelar karena jumlah penderita Glaukoma yang merupakan penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah Katarak, masih cukup tinggi di Tanah Air. Agenda ini pun sejalan dengan tema World Sight Day 2024, yang puncak peringatannya berlangsung pada 10 Oktober lalu.
"Pelaksanaan Bakti Sosial Operasi Implan Glaukoma JEC tahun ini menyasar penerima manfaat yang lebih luas, utamanya masyarakat yang membutuhkan (menderita Glaukoma tapi tak mampu secara finansial)," jelas Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM(K), Ketua Pelaksana Operasi Implan Glaukoma JEC 2024 di JEC Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (29/10).
Dokter Subspesialis Glaukoma JEC Eye Hospitals and Clinics ini menegaskan jika Operasi Implan Glaukoma dilakukan dengan teknik operasi terbaru dan variasi pilihan implan Glaukoma yang tersedia. Implan glaukoma, lanjut Zeiras, merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata.
"Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien Glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau mengalami kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak lagi merespons terapi lainnya," terangnya lagi.
Prosedur implan Glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil yang menempel pada semacam plat) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular. Berdasarkan studi selama ini, tingkat keberhasilan pemasangan implan Glaukoma cukup tinggi, 80-85 persen.
Tahun ini, rangkaian Operasi Implan Glaukoma Gratis JEC dijalankan secara bertahap mulai Oktober 2024 hingga April 2025, dengan penerima manfaat berasal dari berbagai wilayah Indonesia (total 100 mata). Titik skrining dan pelaksanaan operasi akan melibatkan hampir seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics, sedangkan implementasi perdana tindakan operasi implan tahap kedua ini dipusatkan di RS Mata JEC @ Kedoya.
Turut menambahkan atas program Baksos Operasi Implan Glaukoma JEC tahun kedua, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Direktur Utama JEC @ Kedoya, JEC Eye Hospitals & Clinics. Menurut Setiyo Budi, program ini juga sekaligus menyambut
Peringatan World Sight Day 2024 yang puncaknya pada 10 Oktober lalu.
"World Sight Day 2024 menjadi momentum pengingat untuk semakin peduli pada kesehatan mata, khususnya guna mengantisipasi ancaman Glaukoma. Pemeriksaan mata secara berkala, dilanjutkan penanganan Glaukoma sesegera mungkin dan tepat, menjadi kunci untuk menghindarkan risiko kebutaan akibat Glaukoma," ujar Setiyo Budi.
Ditegaskan juga jila kesinambungan inisiatif Operasi Implan Glaukoma ini bukan hanya realisasi komitmen JEC dalam optimalisasi penglihatan masyarakat Indonesia.
"Lebih dari itu, ini merupakan langkah nyata JEC memberikan impak berkelanjutan bagi para penyandang Glaukoma yang memiliki keterbatasan finansial,” tegas Setiyo Budi.
Tentang Glaukoma
Glaukoma terjadi lantaran peningkatan tekanan dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik. Kondisi neuropati optik progresif ini berdampak pada penurunan fungsi penglihatan: lapang pandang semakin menyempit hingga buta permanen - yang tak bisa disembuhkan.
Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Dokter Subspesialis Glaukoma, dan Ketua JEC Glaucoma Service JEC Eye Hospitals & Clinics, mengatakan Glaukoma semakin mencemaskan karena tidak bisa disembuhkan. Tetapi kebutaan Glaukoma dapat dicegah dengan deteksi dan terapi dini. Karenanya, penting bagi masyarakat untuk lebih sadar mengenai kelainan mata ini, sekaligus mengetahui tanda-tanda awalnya, sehingga Glaukoma segera terdeteksi dan ditangani. Pemeriksaan mata secara rutin sangatlah krusial.
"Penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut. Lebih-lebih 80 persen kasus Glaukoma muncul tanpa gejala. Ini yang membuat Glaukoma dijuluki sebagai ‘Si Pencuri Penglihatan’," tambah Widya yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Diluncurkan tahun lalu, prakarsa JEC tersebut menjadi pionir aksi sosial di Indonesia yang berfokus pada tindakan operasi implan Glaukoma. JEC telah tepercaya menjalankan operasi bedah mata untuk penanganan glaukoma. Sepanjang 5 tahun terakhir (2020 sampai 2024), JEC telah melakukan lebih dari 3.500 tindakan operasi glaukoma.
Prevalensi Glaukoma secara global pada kelompok usia 40-80 tahun mencapai 3,54 persen. Pada 2013 saja, penderitanya mencapai 64,3 juta. Angka ini diproyeksi terus meningkat menjadi 76 juta pada 2020, dan diperkirakan berjumlah 111,8 juta pada 2040 mendatang.
Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi Glaukoma sebesar 0,46% (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk). Di JEC Eye Hospitals and Clinics, jumlah pasien yang terdiagnosa Glaukoma mencapai hampir 250.000 orang; hanya selama periode lima tahun terakhir (2020 sampai 2024)!
"Glaukoma bersifat kronis, dan sangat mempengaruhi kualitas hidup penyandangnya. Lapang pandang yang terbatas tentunya mengganggu aktivitas sehari-hari. Secara psikologis, penderita juga berisiko merasakan kecemasan, bahkan sampai depresi - karena terus menerus mengkhawatirkan kebutaan," tambah Widya.
Kondisi penderita bisa terus menurun karena imbas finansial atas kebutuhan pengobatan Glaukoma.
"Tindakan intervensi medis berupa Operasi Implan Glaukoma menjadi salah satu solusi yang tepat agar penderita mendapatkan kembali hidup yang berkualitas terhindar dari kebutaan akibat glaukoma. Inilah yang mendorong JEC untuk melanjutkan aksi sosial ini," terangnya lagi.
Jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics telah menyediakan JEC Glaucoma Service, yakni layanan khusus Glaukoma yang komprehensif, mulai dari edukasi, konsultasi, diagnostik, hingga tindakan medis dan bedah. JEC Glaucoma Service menawarkan opsi pengecekan secara komplet, mulai pemeriksaan tekanan bola mata berakurasi sangat tinggi (Goldmann Applanation Tonometry), evaluasi struktur saraf mata (Optical Coherence Tomography), pemeriksaan luas lapang pandang (Humphrey Visual Field Perimetry), pemeriksaan sudut bilik mata depan (gonioscopy and anterior segment optical coherence tomography/OCT anterior), hingga pemeriksaan optic disc dan retina mata.
Bagi pasien yang memerlukan tindakan lebih lanjut, JEC Glaucoma Service menghadirkan beragam terapi Glaukoma, seperti medikamentosa, laser dan tindakan operatif untuk mengontrol progresivitas penyakit guna mencegah kebutaan. Lebih jauh, layanan ini juga diperkuat tindakan operasi, yang terdiri atas trabekulektomi, implan Glaukoma dan berbagai macam operasi lainnya.(Dens)
LEAVE A REPLY