Jakarta, BIZNEWS.ID - Salah satu langkah dalam transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) dari sisi permintaan adalah penerapan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, bangunan gedung dan rumah tangga, termasuk penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi pada sistem pencahayaan di bangunan (indoor) dan alat penerangan jalan (outdoor). Perwujudan langkah ini dalam kerangka aksi mitigasi kegiatan Efisiensi Energi salah satunya melalui retrofit lampu LED (light-emitting diode) pada Alat Penerangan Jalan (APJ).
Kebutuhan APJ semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan perkembangan ekonomi di daerah yang dapat dilihat dengan berkembangnya wilayah-wilayah baru yang didukung oleh infrastruktur jalan. Dengan pertambahan panjang jalan, pemasangan APJ baru semakin bertambah, setidaknya membutuhkan kurang lebih 10 ribu titik APJ untuk jalan provinsi dan 700 ribu titik APJ di jalan kabupaten/kota di Indonesia. Seiring dengan bertambahnya APJ baru, kebutuhan energi juga meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan konsumsi energi pada APJ dengan efisiensi energi melalui penggunaan lampu yang berteknologi tinggi dan efisien energi.
Kementerian ESDM bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP) melaksanakan proyek ADLIGHT (Advancing Indonesia's Lighting Market to High Efficient Technologies) yang didanai oleh Global Environment Facility (GEF). Proyek tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan teknologi lampu efisiensi tinggi melalui transformasi pasar nasional sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). ADLIGHT berfokus untuk mendorong penetrasi pasar lampu hemat energi (lampu LED) dengan menerapkan proyek percontohan sistem pencahayaan hemat energi pada APJ, melalui skema pembiayaan inovatif.
"Meterisasi dan retrofit APJ merupakan salah satu bentuk penyediaan infrastruktur di bidang konservasi energi yang hasilnya adalah penghematan energi serta biaya tagihan listrik dan akan langsung dirasakan oleh Pemda setiap bulannya. Retrofit APJ memakan anggaran yang cukup besar sehingga memerlukan model-model pembiayaan inovatif", kata Direktur Konservasi Energi, L.N Puspa Dewi pada sambutannya dalam kegiatan Peresmian Pemasangan Lampu LED APJ di Kabupaten Lombok Barat hari ini, Jumat (18/3) seperti dikutip esdm.go.id.
Dewi mengutarakan, Pemerintah Kabupaten/Kota sering mengeluhkan mengalami permasalahan mengenai tingginya biaya listrik yang dibebankan untuk alat penerangan jalan di wilayahnya. Tagihan biaya listrik mengambil bagian cukup besar dari total anggaran yang tersedia untuk pengelolaan APJ. Biaya tagihan listrik yang semakin tinggi membuat pemkab dan pemkot berinisiatif melakukan revitalisasi APJ dari konvensional menuju modern dengan mempertimbangkan kemampuan investasi Pemerintah Daerah, prinsip efisiensi dan kelayakan proyek.
Revitalisasi APJ dapat dicapai dengan melakukan penggantian seluruh lampu halogen/mercury menjadi LED, meterisasi dan menerapkan smart monitoring system APJ. penerapan smart monitoring system ini memungkinkan untuk mengontrol pencahayaan lampu APJ dari jarak jauh dengan sehingga daya lampu bisa diatur supaya lebih efisien.
"Proyek percontohan ini dilakukan agar dapat menjadi percontohan bagi pemerintah daerah baik di seluruh provinsi Nusa Tenggara Barat dan umumnya di seluruh Indonesia agar tertarik untuk mempercepat penetrasi pengadopsian lampu LED APJ berteknologi tinggi buatan dalam negeri, sehingga saatnya industri ini menjadi tuan di rumahnya sendiri", jelas Dewi.
Proyek percontohan APJ di Kabupaten Lombok Barat ini dilakukan dengan melakukan penggantian lampu (retrofitting) pada 9 lokasi ruas jalan sejumlah 552 titik lampu hibah PJU LED produksi dalam negeri yaitu sejumlah 340 HPS dan sisanya 212 PJU LED dengan LED yang lebih hemat. Hasil penghematan energi yang dihasilkan pada kegiatan retrofit APJ ini sebesar 125.732,28 kWh per tahun atau dapat menghemat anggaran pengeluaran untuk pembayaran listrik per tahun sebesar Rp. 182 atau sebesar 50% dari rata-rata pembayaran listrik sebesar Rp. 360 juta. Adapun dukungan Kegiatan retrofit ini berkontribusi pada pengurangan gas rumah kaca sebesar 202,43 ton CO2 per tahunnya.
Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, dalam kesempatan yang sama menyampaikan rasa terima kasihnya bahwa Lombok Barat dipilih sebagai wilayah pertama program retrofit lampu APJ oleh Kementerian ESDM dan UNDP melalui program ADLIGHT Komponen 3. Ia berharap kesuksesan Lombok Barat dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi pemerintah kabupaten/kota lain untuk bersama-sama menerangi seluruh ruas jalan serta berkontribusi pada penurunan energi yang merupakan bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim.
"Hasil konsultasi kita bersama kementerian ESDM, jika memakai lampu LED retrofit semuanya dengan 60 watt itu bisa 15.000 lampu, dijamin pasti bisa dengan anggaran yang ada, mudah-mudahan Lombok Barat bisa menjadi contoh dan pilot project untuk penyediaan infrastuktur lampu jalan dengan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Prakarsa Badan Usaha karena ini yang pertama di Indonesia", urai Fauzan.
Head of Environment Unit UNDP Indonesia, Agus Prabowo mengatakan pemasangan LED yang hemat energi menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia pada dunia internasional untuk mendorong efisiensi energi. Bahwa penghematan energi akan berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca yang merupakan komitmen Indonesia untuk menangani perubahan iklim.
"Saya bertambah syukur ketika mendapatkan informasi bahwa pengadaan lampu LED ini melalui e-catalog LKPP, dan kolaborasi pemasangan LED dan sumber energi bersih lainnya seperti PLTS atap dapat menjadi sarana promosi kegiatan pariwisata daerah Lombok Barat", ujar Agus.
LEAVE A REPLY