Home Kesehatan Dari Ejekan hingga Percaya Diri: Kisah Zaki, Bocah Kunciran yang Pulih dari Mata Juling Lewat Operasi Gratis JEC

Dari Ejekan hingga Percaya Diri: Kisah Zaki, Bocah Kunciran yang Pulih dari Mata Juling Lewat Operasi Gratis JEC

Kesehatan Mata

0
SHARE
Dari Ejekan hingga Percaya Diri: Kisah Zaki, Bocah Kunciran yang Pulih dari Mata Juling Lewat Operasi Gratis JEC

Keterangan Gambar : Didampingi dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu, konsultan subspesialis strabismus JEC (kiri) dan ibunda (kanan), Muhammad Zaki Al Banan mengaku senang karena matanya sudah normal sejajar setelah mengikuti Operasi Mata Juling Gratis dari Baksos JEC.

BIZNEWS.ID - JAKARTA - Di sebuah gang kecil di Kunciran, Ciledug, Tangerang, Banten, tawa riang seorang bocah 12 tahun kini terdengar lebih lantang. Muhammad Zaki Al Banan, anak yang dulu memilih menunduk saat bermain karena takut ditatap balik. Ia mengidap strabismus—kondisi di mana kedua matanya tak sejajar dan bergerak ke arah berbeda.

Sering dibully, dipanggil ‘mata stereo’,” kenang Zaki lirih saat ditemui di JEC Eye Hospitals and Clinics Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/10).

Di sebelahnya, sang ibu, Dara, menatap lembut, seolah ikut menahan getir masa lalu putranya. Perundungan membuat Zaki sempat menolak ke sekolah. Setiap ejekan terasa seperti duri yang menancap di hati bocah yang seharusnya ceria itu.

“Dia jadi pendiam, malu main sama teman,” tutur Dara.

Tujuh Tahun Mencari Harapan

Perjuangan keluarga Dara tak singkat. Hampir tujuh tahun mereka berpindah dari satu dokter ke dokter lain, berharap ada yang bisa memperbaiki mata Zaki. Namun, hasilnya nihil.

Kami sudah berusaha. Tapi jawabannya selalu sama: tunggu dan bersabar,” kata Dara.

Harapan yang nyaris padam itu mendadak kembali menyala ketika Dara mendengar kabar tentang Bakti Sosial Operasi Mata Juling Gratis yang digelar JEC Eye Hospitals and Clinics.

Setelah gagal mendaftar di tahun pertama, pada 2024, nama Zaki akhirnya masuk dalam daftar peserta program tersebut.

Menyambut Operasi dengan Harapan

Tak hanya orangtua, Zaki sendiri antusias luar biasa. Ia rajin mencari tahu tentang prosedur operasi mata juling, mencoba menenangkan diri dari rasa takut yang sesekali muncul.

“Deg-degan, tapi pengin sembuh,” ujarnya polos.

Operasi itu dipimpin langsung oleh dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu, konsultan subspesialis strabismus JEC.

Zaki menjalani prosedur dalam kondisi sadar. Tidak ada pembiusan umum, dan tindakan ini relatif cepat serta aman,” jelas dr. Ni.

Dari Ruang Operasi ke Dunia Baru

Operasi berjalan mulus. Hanya beberapa hari pascaoperasi, mata Zaki mulai sejajar. Tak ada lagi pusing, tak ada nyeri, hanya sedikit kemerahan yang segera mereda.

Tidak sakit, cuma agak merah saja. Tapi sekarang matanya sudah lurus,” kata Zaki dengan senyum lebar.

Kini, bocah itu kembali ke sekolah dengan kepala tegak.

“Teman-teman enggak ejek lagi. Sekarang Zaki lebih percaya diri,” kata Dara, matanya berkaca-kaca.

“Kami sangat berterima kasih kepada JEC. Semoga kegiatan ini terus membantu anak-anak seperti Zaki.”

Menghapus Stigma, Menyebar Harapan

Bagi sebagian orang, strabismus tampak sepele—sekadar masalah estetika. Padahal, secara medis, kondisi ini bisa mengganggu penglihatan ganda dan menurunkan kualitas hidup. Lebih dari itu, stigma sosial seringkali membuat penderita menarik diri dari pergaulan.

Melalui program Bakti Sosial Operasi Mata Juling Gratis, JEC tak hanya memulihkan penglihatan, tetapi juga mengembalikan kepercayaan diri banyak orang.

Kami ingin masyarakat tahu, mata juling bisa disembuhkan lewat operasi sederhana dengan hasil optimal,” tutur dr. Ni Retno.

Memasuki tahun keempat penyelenggaraan pada 2025, JEC terus melanjutkan langkah proaktifnya membantu masyarakat yang membutuhkan. Dari ruang operasi kecil di Menteng, harapan demi harapan terus terlahir—satu tatapan lurus yang menghapus seribu ejekan.(Dens)