Home Ekonomi Gairah Investasi Eropa di Indonesia Cukup Luar Biasa

Gairah Investasi Eropa di Indonesia Cukup Luar Biasa

0
SHARE
Gairah Investasi Eropa di Indonesia Cukup Luar Biasa

Jakarta, BIZNEWS.ID - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Belanda masuk dalam jajaran lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia sepanjang triwulan III 2020 meski masuk dalam negara yang resmi mengalami resesi akibat pandemi COVID-19.

Belanda masuk jurang resesi setelah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua triwulan berturut-turut. Ekonomi Negara Kincir Angin itu terkontraksi 1,7 persen pada triwulan I 2020, lalu kontraksi berlanjut hingga 9,3 persen pada triwulan II 2020.

"Ini menarik juga, Eropa sekalipun pertumbuhan ekonomi mereka defisit, tapi animo, gairah mereka untuk investasi di Indonesia cukup luar biasa. Belanda ini juga dijadikan beberapa negara jadi hub sebenarnya," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan realisasi investasi secara daring, Jumat.

Menurut Bahlil Lahadalia, masuknya investasi Eropa itu menunjukkan kepercayaan terhadap Indonesia. Hal itu juga diklaimnya merupakan dampak dari upaya pemerintah melakukan reformasi regulasi.

"Ini terkait trust, terkait persepsi. Yang selama ini dilakukan pemerintah dengan perubahan regulasi, ini sudah mulai bagus dampaknya," imbuh Bahlil Lahadalia.

Dalam catatan BKPM, investasi Belanda ke Indonesia pada triwulan III 2020 sebesar 517,4 juta dolar AS dengan 758 proyek. Dengan capaian tersebut, Belanda berada di urutan kelima negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia setelah Singapura (2,5 miliar dolar AS), China (1,1 miliar dolar AS), Jepang (921 juta dolar AS), Hong Kong (683 juta dolar AS).

Ada pun secara kumulatif, investasi Belanda di Indonesia sepanjang periode Januari-September 2020 mencapai 1 miliar dolar AS dengan 1.773 proyek. Dengan capaian tersebut, Belanda berada di urutan keenam setelah Singapura (7,2 miliar dolar AS), China (3,5 miliar dolar AS), Hong Kong (2,5 miliar dolar AS), Jepang (2,1 miliar dolar AS) dan Korea Selatan (1,1 miliar dolar AS). Demikian Antara

Photo : google image