Jakarta, BIZNEWS.ID - Studi terbaru menunjukkan kemungkinan pengobatan virus corona yang dapat menyelamatkan orang dari komplikasi yang parah dan bahkan kematian. Para peneliti menemukan obat rumah tangga biasa yaitu aspirin, bila digunakan dalam keadaan tertentu bisa menolong penderita COVID-19.
Pengobatan awal dengan aspirin bisa membuat penderita COVID-19 lebih kecil kemungkinannya masuk rumah sakit, dirawat di ICU atau perlu dihubungkan ke ventilator. Walau begitu, ini bukan pengobatan dalam arti rejimen terapeutik terstruktur yang mungkin diberikan dokter untuk melawan infeksi COVID-19 yang ada.
Pengobatan ini lebih merupakan langkah pencegahan, yang ditunjukkan oleh data studi dari University of Maryland School of Medicine. Pengobatan awal ini diharapkan membantu orang menghindari kemungkinan terburuk dari virus corona.
Para peneliti menemukan Aspirin dosis rendah setiap hari terbukti menurunkan risiko kematian dan komplikasi parah lainnya dari virus corona. Lebih khusus lagi, penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan pasien yang mengonsumsi aspirin setiap hari hampir 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat COVID-19 di rumah sakit.
Pasien yang mengonsumsi aspirin setiap hari jauh lebih kecil kemungkinannya untuk dibawa ke ICU dan dipasang ventilator. Para peneliti mengatakan studi yang diterbitkan di jurnal Anesthesia and Analgesia itu memberikan optimisme untuk pengobatan murah dan mudah diakses.
"Ini adalah temuan kritis yang perlu dikonfirmasi melalui uji klinis acak," kata pemimpin studi Jonathan Chow selaku Asisten Profesor Anestesiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland dilansir dari situs BGR pada Rabu (28/10).
"Jika temuan kami dikonfirmasi, akan membuat aspirin menjadi obat bebas pertama yang tersedia secara luas untuk mengurangi kematian pada pasien COVID-19," lanjut Chow.
Terkait metodologi penelitian, Chow dan timnya mengamati rekam medis 412 pasien virus corona dengan usia rata-rata 55 tahun. Mereka dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan akibat komplikasi COVID-19, dan sekitar 25 persen pasien mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari (81 miligram) baik sebelum dirawat atau setelahnya.
Dari penelitian tersebut para peneliti menemukan penggunaan aspirin dikaitkan dengan pengurangan 44 persen risiko penggunaan ventilator mekanis, penurunan 43 persen dalam risiko masuk ICU dan penurunan risiko 47 persen meninggal di rumah sakit dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi aspirin.
"Pasien dalam kelompok aspirin tidak mengalami peningkatan efek samping yang signifikan seperti pendarahan besar saat dirawat di rumah sakit," ujar Chow.
Diketahui, penggunaan aspirin setiap hari dapat meningkatkan risiko pendarahan besar atau penyakit seperti penyakit tukak lambung. Dokter biasa merekomendasikan aspirin dosis rendah setiap hari ketika seseorang mengalami serangan jantung atau stroke yang disebabkan oleh pembekuan darah untuk mencegah penggumpalan darah di masa mendatang. Demikian Republika.co.id
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY