Home Covid-19 Vaksin Tak Cukup Hentikan Pandemi Covid-19

Vaksin Tak Cukup Hentikan Pandemi Covid-19

0
SHARE
Vaksin Tak Cukup Hentikan Pandemi Covid-19


Jakarta, BIZNEWS.ID - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji pada kabar yang ‘mendorong’ tentang vaksin covid-19. Tetapi menyatakan, keprihatinan tentang melonjaknya kasus di banyak negara dan bersikeras bahwa berpuas diri bukanlah pilihan.

"Kami terus menerima berita yang menggembirakan tentang vaksin covid-19 dan tetap optimis tentang potensi alat baru untuk mulai tiba dalam beberapa bulan mendatang," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual, seperti dikutip AFP, Selasa 17 November 2020.

Komentarnya muncul ketika harapan global untuk mengatasi pandemi virus korona meningkat setelah vaksin kandidat kedua ditemukan hampir 95 persen efektif dalam uji coba yang sedang berlangsung.

Berita dari perusahaan bioteknologi AS Moderna membawa optimisme yang sangat dibutuhkan ke dunia yang menghadapi lonjakan infeksi dan pembatasan baru yang melelahkan. Itu terjadi setelah hasil serupa diumumkan pekan lalu untuk kandidat vaksin yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech.

Tetapi WHO telah memperingatkan bahwa ketersediaan luas vaksin apa pun masih jauh, bahkan ketika kasus covid-19 dan kematian melonjak di banyak bagian dunia. "Ini virus berbahaya, yang bisa menyerang setiap sistem di tubuh. Negara-negara yang membiarkan virus berjalan tanpa terkendali sedang bermain api,” imbuh Tedros

Vaksin tak hentikan pandemi

Secara global, infeksi telah melonjak melewati 54 juta dengan lebih dari 1,3 juta kematian, dan para ahli memperingatkan masih ada bulan-bulan yang sulit dan berbahaya ke depan. "Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi," Tedros memperingatkan Senin pagi.

Selama konferensi pers malam, dia mengatakan WHO "sangat prihatin dengan lonjakan kasus yang kami lihat di beberapa negara". Dia menyuarakan kekhawatiran khusus tentang situasi di Eropa dan Amerika, di mana petugas kesehatan dan sistem "didorong ke titik puncak".

"Petugas kesehatan di garis depan telah meregang selama berbulan-bulan. Mereka kelelahan," dia memperingatkan. "Kami harus melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi mereka, terutama selama periode saat virus menyebar dan pasien memenuhi tempat tidur rumah sakit,” tuturnya.

Tedros bersikeras bahwa negara-negara tidak punya alasan untuk tidak bertindak. "Sikap laissez-faire terhadap virus -,tidak menggunakan berbagai alat yang tersedia- menyebabkan kematian, penderitaan dan melukai mata pencaharian dan ekonomi," tegas Tedros.

"Ini bukan pilihan antara kehidupan atau mata pencaharian. Cara tercepat untuk membuka ekonomi adalah dengan mengalahkan virus,” pungkasnya. Demikian Medcom.id

Photo : google image