Home Teknologi Tips Sukses Seleksi Beasiswa Mancanegara Ala Alumni Universitas Pertamina

Tips Sukses Seleksi Beasiswa Mancanegara Ala Alumni Universitas Pertamina

0
SHARE
Tips Sukses Seleksi Beasiswa Mancanegara Ala Alumni Universitas Pertamina

Jakarta, BIZNEWS.ID - Berkuliah ke luar negeri, dipandang menjadi nilai tambah bagi mahasiswa dan perusahaan. Survey yang dilakukan pada tahun 2017 kepada mahasiswa Erasmus, menunjukkan bahwa kuliah di mancanegara dapat meningkatkan nilai kompetensi hingga 42 persen. Organisasi Weforum mencatat terdapat 64 persen pengusaha yang mempertimbangkan pengalaman internasional dalam perekrutan karyawan.

Untuk dapat mengenyam pendidikan di luar negeri, kini tak harus selalu merogoh kocek sendiri. Ada banyak seleksi beasiswa yang dapat diikuti oleh para pelajar Indonesia.

Empat alumni Universitas Pertamina misalnya, melanjutkan pendidikan Strata Dua (S2) ke beberapa kampus ternama di luar negeri melalui mekanisme beasiswa. Keempat mahasiswa tersebut adalah Cynthia Eka Wahyuni, Nanda Febri Istighfarin, Zayyan Rafi K, dan Kevin Foggy Delu. Apa saja kiat-kiat yang harus disiapkan untuk dapat lolos dalam seleksi beasiswa mancanegara? Yuk, kita simak tips dari para alumni Universitas Pertamina berikut.
 
Tentukan Tujuan dan Pilih Program Beasiswa yang Tepat

Pastikan, kamu sudah menentukan tujuan karir masa depan. Cynthia misalnya, memilih program Erasmus karena beasiswa ini memiliki mekanisme kuliah yang paling menarik. “Saya akan bersekolah di tiga negara dan tiga universitas yang berbeda. Semester pertama, saya akan belajar di University of Tartu, Estonia. Semester kedua, di University of Glasgow, Scotland, Inggris. Dan untuk tahun terakhir, saya memilih KIMEP University di Almaty, Kazakhstan. Karena saya ingin menjadi pengamat hubungan internasional dan bekerja di bidang tersebut, maka KIMEP yang saya pilih sebagai destinasi terakhir,” pungkas alumni program studi Hubungan Internasional angkatan 2016 tersebut.

Ukir Prestasi Akademik dan Non Akademik Sebaik Mungkin

Nanda Febri Istighfarin, alumni Universitas Pertamina program studi Teknik Elektro, mengatakan bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan berkas-berkas yang akan menjadi penilaian sedini mungkin. “Dalam kasus saya, misalnya capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Selama berkuliah, sebisa mungkin saya menjaga agar IPK saya tidak turun. Selain itu,  keaktifan dalam kegiatan kampus seperti himpunan mahasiswa, kejuaran di berbagai level, dan kegiatan ekstrakurikuler juga membantu kita mendapatkan nilai plus mengungguli para pesaing lain,” ucap Nanda. Nanda berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Jeonbuk National University, Korea, melalui beasiswa Global Korean Scholarship (GKS).

Teliti Dokumen dan Ikuti Perkembangan Seleksi

Selain capaian terbaik, dalam mempersiapkan dokumen menurut Nanda, penting bagi peserta seleksi untuk memperhatikan tenggat waktu pengiriman dokumen, tata cara pengirimannya, sampai pada tata waktu seleksi. “Untuk program beasiswa yang saya daftar, saya harus mengirimkan berkas secara langsung ke universitas terkait. Juga melakukan pengecekan berulang agar tidak ada berkas yang kurang,” ujarnya. Setelah berkas dikirimkan, langkah selanjutnya bagi peserta seleksi adalah mengikuti informasi perkembangan seleksi.

Ikuti Kursus Bahasa Asing

Hampir seluruh program beasiswa mancanegara mensyaratkan sertifikat kemampuan bahasa asing. Baik Bahasa Inggris, maupun bahasa ibu dari universitas terkait. Cynthia mengatakan, ia rajin mengikuti kursus International English Language Testing System (IETLS) untuk mengejar nilai minimum dalam syarat beasiswa. Sementara Nanda, menengarai sertifikat Bahasa Koreanya menjadi salah satu nilai plus ia memperoleh beasiswa.

Konsultasi dengan Dosen atau Orang yang Dipercaya

Salah satu poin penilaian penting dalam seleksi beasiswa adalah motivation letter. Menurut Kevin, alumni program studi Teknik Lingkungan yang diterima di Universitas Southern Taiwan University of Science and Technology, untuk menyusunnya sebaik mungkin perlu saran dan masukan dari orang lain. “Misalnya, orang yang sudah pernah lolos dalam seleksi beasiswa, dosen pembimbing akademik yang memahami kemampuan akademik dan kecenderungan minat kita. Sehingga meminimalisir kesalahan," ujarnya.
Zayyan, alumni program studi Teknik Elektro yang diterima pada program beasiswa supervisor di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia, menambahkan bahwa kritik dan koreksi orang lain terhadap motivation letter sangat penting. “Kita tidak boleh menutup diri pada saran dan masukan. Dan jangan pernah takut untuk salah dan memperbaiki,” lanjutnya.

Untuk memberikan pengalaman berkuliah di luar negeri kepada para pelajar Indonesia, saat ini Universitas Pertamina juga tengah membuka program kelas internasional dan gelar ganda bekerja sama dengan kampus mitra kenamaan Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. Mahasiswa pada kelas ini, akan berkuliah di Universitas Pertamina pada dua tahun pertama, dan menyelesaikan dua tahun sisa masa studinya di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. Para lulusan program gelar ganda akan menerima dua gelar sekaligus setelah mereka menuntaskan kuliahnya.