Jakarta, BIZNEWS.ID - Ketua Departemen Fisika Kedokteran/Klaster Medical Technology IMERI FKUI Prasandhya Astagiri Yusuf menerangkan cara kerja sebuah thermo gun atau yang sebenarnya disebut thermal gun. Alat ini mengukur suhu tubuh tanpa harus bersentuhan dengan kulit atau dari jarak tertentu.
Thermo gun sedang ramai diperbincangkan setelah sebuah video beredar mengatakan penggunaan laser berbahaya bagi otak, saat alat itu 'ditembakkan' berkali-kali ke arah dahi. Menurut Prasandhya, thermo gun untuk skrining temperatur seseorang, bekerja dengan menerima pancaran inframerah dari benda, bukan dengan memancarkan radiasi apalagi laser.
Prasandhya lalu menjelaskan cara kerja termometer itu yang berbeda dengan termometer raksa atau termometer digital yang menggunakan prinsip rambatan panas secara konduksi. Thermo atau Thermal Gun disebutnya menggunakan prinsip rambatan panas melalui radiasi.
“Dalam prinsip ilmu fisika kedokteran, setiap benda bertemperatur lebih besar dari 0 Kelvin (-273 Celsius) akan memancarkan radiasi elektromagnetik inframerah atau sering disebut dengan radiasi benda hitam atau Asas Black,” kata Prasandhya dalam keterangan tertulis, Selasa 21 Juli 2020.
Energi radiasi dari permukaan tubuh ditangkap, kemudian diubah menjadi energi listrik dan ditampilkan dalam angka digital temperatur derajat Celsius pada thermo gun. "Prinsip serupa digunakan di thermal camera untuk skrining temperatur di bandara serta thermal goggles di militer untuk mendeteksi keberadaan seseorang di malam hari yang gelap,” katanya menuturkan.
Termometer inframerah yang tersedia di pasaran, Prasandhya menambahkan, umumnya untuk mendeteksi temperatur gendang telinga (termometer telinga) atau temperatur dahi (termometer dahi). Pada dahi, termometer ini mendeteksi temperatur arteri temporal untuk mengestimasi suhu tubuh seseorang.
Prasandhya menerangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah akurasi pengukuran temperatur bergantung pada jarak dan sudut alat thermo gun terhadap objek yang diukur. “Maka dari itu, jangan heran jika hasil pengukuran bisa berubah-ubah,” ujarnya. Demikian Tempo.co
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY