Jakarta, BIZNEWS.ID – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Pertamina melalui Subholding Upstream Pertamina Regional 3 Kalimantan melakukan optimalisasi potensi idle wells di lapangan migas melalui workshop AMORe (Asset Management and Optimization Review).
Workshop AMORe diikuti oleh entitas Perusahaan dibawah Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinakhodai oleh PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yaitu PT Pertamina Hulu Mahkam (PHM), Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan Pertamina EP (PEP) Aset 5. Salah satu agenda dalam workshop yang berlangsung di Surabaya selama 4 hari dari tanggal 10 – 13 Mei 2022 ini adalah membahas status dan potensi idle wells dari masing-masing entitas Regional 3.
Idle wells adalah sumur-sumur yang tidak aktif lebih dari 6 bulan, meliputi sumur yang baru shut in dan belum ada rencana untuk dihidupkan kembali, sumur yang telah lama shut in (idle) karena berbagai kondisi, sumur yang berada dalam kondisi suspended, serta sumur yang merupakan bagian dari proses produksi seperti EOR tapi dalam kondisi tidak aktif seperti sumur injektor atau sumur sumber air.
Menanggapi keberadaan idle wells tersebut, SKK Migas menyampaikan arahan untuk segera dilakukan identifikasi status sumur idle wells yang ada di wilayah kerja Regional 3 dan berharap sumur yang masih berpotensi dapat segera diproduksikan.
“SKK Migas mendukung dan terus mendorong upaya percepatan pengolahan data sumur idle untuk perencanaan pekerjaan reaktivasi sumur, termasuk melihat kebutuhan penambahan manpower internal ataupun eksternal,” kata Wahju Wibowo, Kepala Divisi Eksploitasi SKK Migas.
Pada workshop ini, team Regional 3 menyampaikan status idle wells dan progress penyiapan database. Saat ini jumlah sumur idle di wilayah kerja Regional 3 per Maret 2022 sebanyak 5284 sumur (68%) dari total 7750 sumur yang dibor.
VP Production & Development PHI-Regional 3, Arief Prasetyo Handoyo menyatakan bahwa Perusahaan sedang menyiapan database idle wells sesuai template SKK Migas yang diperkirakan selesai di akhir tahun 2022.
“Database ini akan mempermudah review dan evaluasi sumur-sumur migas yang masih memiliki potensi untuk dihidupkan kembali (reaktivasi). Hal ini membuka peluang untuk peningkatan produksi migas dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional,” jelas Arief.
Pada workshop ini juga disampaikan progress realisasi pekerjaan reaktivasi serta proyeksi pencapaian 2022. Hingga April 2022, sebanyak 62 sumur sudah direaktivasi dari target WP&B 2022 sebanyak 205 sumur dan menghasilkan penambahan produksi migas yang cukup variatif.
“Dengan development cost dalam mengaktifkan sumur idle rata-rata 8-11 USD/boe maka hal ini memacu semangat untuk lebih agresif dalam pekerjaan reaktivasi sumur. Persiapan dan evaluasi terus dilakukan untuk mengetahui indikatif rencana kerja tahun 2023 yang nanti akan dimatangkan saat penyusunan WP&B,” pungkas Arief.
Baik SKK Migas maupun Pertamina berharap kolaborasi dalam optimalisasi potensi dan percepatan reaktivasi idle wells ini dapat mendukung pencapaian produksi migas nasional dan memberikan multiplier effect terhadap peningkatan perekonomian daerah dan nasional.
LEAVE A REPLY