Pekanbaru, BIZNEWS.ID - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengapresiasi keberadaan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau. Ia menilai fasilitas yang berlokasi di kompleks Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Pekanbaru, tersebut memiliki makna strategis dalam pengembangan dan percepatan pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pasca pandemi.
”Inilah salah satu contoh nyata bahwa kegiatan hulu migas hadir di tengah-tengah masyarakat dan berkontribusi terhadap upaya pemberdayaan dan pengembangan kemandirian masyarakat. Kegiatan hulu migas harus tumbuh dan berkembang bersama-sama masyarakat di sekitar wilayah operasinya,” ungkap Dwi Soetjipto ketika berkunjung ke Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau pada Rabu (5/1).
Dwi juga mengaku terkesan dengan peran perempuan dalam pengembangan Sentra yang berbasis budaya Melayu Riau tersebut. Produk-produk UMKM yang dijual sebagian besar merupakan hasil keterampilan dari kaum perempuan di Riau. Sekitar 75 persen dari 300 UMKM yang dibina oleh Sentra adalah perempuan. ”Hal ini tentu turut membantu perekonomian keluarga dan menjadi role model (panutan, Red.) bagi anak-anak mereka,” tegasnya.
Terkait dengan dukungan pemasaran, Dwi menyampaikan bahwa instansi terkait termasuk KKKS di Riau serta PHR dapat menyerap produk UMKM yang ada di Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau. Sehingga menjadi bukti nyata dukungan kepada UMKM tersebut, sekaligus menjadi penopang dalam pemasarannya. “Biasanya setiap hari Jum’at, setiap instansi termasuk PHR menggunakan seragam batik. Pakaian batik ini tentu bisa memesan ke UMKM yang ada di disini, sehingga dukungan nyata dapat dirasakan langsung”, ujar Dwi.
Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau lahir berkat kolaborasi Pemprov Riau, LAMR, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Kerja (WK) Rokan di mana saat ini dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Fasilitas ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pada awal Juli 2021. Sentra ini diharapkan menjadi salah satu ikon destinasi wisata seni-budaya dan sentra pengembangan UMKM di Riau. Dukungan dari SKK Migas dan PHR sangat dirasakan, dengan sosialisasi dan publikasi terus menerus, para pejabat negara mulai mengenal dan mengunjungi Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu. Selain Menteri Parwisiata dan Ekonomi Kreatif, yang sudah mengunjungi adalah Menteri BUMN dan Menteri Sosial.
Sentra tersebut memamerkan hasil kerajinan dan makanan khas dari 12 kabupaten/kota di Riau. “Kehadiran fasilitas ini bernilai strategis bagi pelestarian budaya Melayu dan pengembangan ekonomi kreatif di Riau. Keberadaannya diharapkan dapat semakin mendorong kreativitas para pelaku UMKM maupun pelaku seni dan budaya Melayu,” tutur Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.
Program-program strategis PHR selaras dengan komitmen Pertamina untuk menerapkan aspek-aspek ESG (Environment, Social and Governance) dalam kegiatan bisnis dan operasinya.
Meski baru berusia beberapa bulan, omzet penjualan di sentra tersebut terus menunjukkan tren peningkatan kendati saat ini masih dalam situasi pandemi. ”Pesanan dan pembelian terus meningkat dari instansi pemerintah maupun swasta untuk tamu-tamu mereka. Omzet pada November 2021 menembus angka sekitar Rp 200 juta dalam sebulan,” ungkap Wan Irzawati selaku koordinator pengelola sentra. Omzet tersebut, lanjut dia, jauh meningkat dibandingkan masa awal pembukaan yang berada di kisaran Rp 30 juta per bulan. Untuk pengembangan ke depan, PHR WK Rokan memiliki visi Go Digital dengan cara memfasilitasi UMKM binaan Sentra tersebut untuk memasuki pasar digital (digital marketing) sehingga memperluas jangkauan pemasaran.
Headline
LEAVE A REPLY