Jakarta, BIZNEWS.ID - Untuk memastikan kesiapan program pemboran 2022 di wilayah kerja Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) lakukan pertemuan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang memiliki wilayah operasi di Sumbagut. Kegiatan ini untuk mengecek kesiapan dalam merealisasikan program pemboran sumur 2022. Kegiatan ini dilaksanakan hari ini bertempat di RCC Rumbai PHR.

Di wilayah Sumbagut terdapat 10 KKKS, untuk tahun 2022 total pengeboran yang direncanakan mencapai 563 sumur, menjadikan wilayah SKK Migas Perwakilan Sumbagut sebagai kontributor jumlah pemboran sumur pengembangan terbesar di tahun 2022.

Tidak hanya mengecek kesiapan KKKS di wilayah ini dalam merealisasikan program pemborannya, kunjungan Kepala SKK migas juga meninjau kesiapan vendor lokal dalam mendukung dan mendapatkan manfaat dari investasi pemboran yang besar.

Pada arahannya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan kembali, sekaligus mengingatkan bahwa SKK Migas dan KKKS sudah menandatangani komitmen bersama untuk mewujudkan target 1 juta barel pada bulan September 2020. Komitmen ini kita tandatangi bersama saat pandemi dan saat ini pun masih situasi pandemi. Namun terlihat jelas hal yang berbeda, bahwa jika di tahun 2020 program pemboran mendadak turun drastis, maka di tahun 2021 sudah mulai meningkat kembali dan di tahun 2022 target agresif pemboran mencapai hampir dua kali lipat realisasi pemboran di tahun 2021”, kata Dwi.

“Melihat komitmen KKKS dalam program di tahun 2022, tentu kita semakin yakin bahwa apa yang telah kita komitmenkan bersama dapat terus dikawal dan direalisasikan, dan kita bersama menyampaikan tekad bahwa tahun 2022 adalah titik balik mulai meningkat kembali produksi migas nasional. Melihat apa yang dipresentasikan oleh KKKS di wilayah Sumbagut, maka kita semakin optimis terhadap pencapaian tahun 2022”, ujar Dwi.

Ditengah tantangan yang ada seperti energi baru dan terbarukan, penurunan emisi karbon yang merupakan komitmen negara terhadap Paris Agreement dan COP26 yang harus dilaksanakan, Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa migas akan semakin dibutuhkan. Optimisme ini dilandasi oleh target 1 juta barrel per hari sudah menjadi target nasional dan tidak hanya target SKK Migas-KKKS. “Pemerintah sudah sangat friendly dan menjaga tingkat keekonomian investasi hulu migas. Ini harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha hulu migas. Persetujuan atas insentif dalam rangka meningkatkan keekonomian yang diberikan Pemerintah akhir-akhir ini menunjukkan komitmen kuat untuk dukungannya terhadap industri hulu migas”, imbuh Dwi.

“Jika kemudian ada upaya pengurangan emisi CO2, maka terbuka untuk dilakukan kembali menghitung keekonomian dengan kondisi yang ada dan mendapatkan insentif. Jika ada isu asing keluar dari Indonesia, maka menjadi kesempatan bagi pemain lokal hulu migas untuk meningkatkan investasinya”, terang Dwi.

“Tentu saja multiplier effect industri hulu migas terhadap perekonomian nasonal dan daerah harus dijaga dan ditingkatkan, termasuk untuk vendor lokal. Pada kegiatan pertemuan dengan KKKS Sumbagut, ada pertemuan dengan vendor lokal, ini adalah langkah yang bagus agar peningkatan investasi dan produksi migas nasional memberikan multiplier effect bagi pengusaha nasional dan daerah”, pungkas Dwi.

Pada pertemuan dengan KKKS Sumbagut dan vendor lokal, berkesempatan menyampaikan paparan kesiapan pemboran sumur antara lain adalah BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, EMP Bentu Limited, Texcal Mahato TP Ltd dan PHE Siak. Adapun vendor lokal yang menyampaikan paparannya terkait kesiapan dukungan terhadap pemboran adalah PT Besmindo Materi Sewa Tama dan PT. ACS.