Home Energi Kepala SKK Migas Kunjungi Kegiatan Pemboran EMP Bentu Ltd di Kabupaten Kampar

Kepala SKK Migas Kunjungi Kegiatan Pemboran EMP Bentu Ltd di Kabupaten Kampar

0
SHARE
Kepala SKK Migas Kunjungi Kegiatan Pemboran EMP Bentu Ltd di Kabupaten Kampar

Kampar, BIZNEWS.ID - Kepala  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) beserta jajaran melakukan kunjungan kerja ke EMP Bentu Limited di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Dalam kegiatan kunjungan tersebut, turut mendampingi General Manager EMP Bentu Tri Firmanto beserta jajarannya. EMP Bentu Limited adalah pemilik 100% hak partisipasi Blok Bentu dan merupakan anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh PT Energi Mega Persada Tbk (EMP).


Pada tahun 2021, rata-rata produksi harian Blok Bentu adalah sebesar 81.4 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan 14.535 barel minyak per hari (BOPD) dari total 16 sumur yang saat ini berproduksi. Produksi gas Blok Bentu saat ini diserap oleh PT Pembangkit Listik Negara (Persero) (PLN) dan Refinery Unit (RU) II Dumai yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero), serta salah satu produsen pulp and paper terbesar di Indonesia yang berlokasi di Provinsi Riau. 


Selain itu, gas dari Blok Bentu juga dimanfaatkan untuk jaringan gas kota di Kota Pekanbaru untuk sekitar 10.000 rumah tangga dan jaringan gas kota di Kota Dumai untuk sekitar 5.300 rumah tangga. Saat ini PLN menyerap sebesar sekitar 30 standar kaki kubik per hari, setara dengan kebutuhan sekitar 30 persen kelistrikan di Provinsi Riau.


Saat ini produksi WK Bentu menjadi backbone produksi Gas untuk Kelistrikan dan Industri di Provinsi Riau dan sekitarnya. Capaian lifting tahun 2021 sebesar 80 MMSCFD, dalam WP&B 2022 telah disepakati target lifting sebesar 97 MMSCFD. Kedepan, diharapkan kontribusi lifting dari WK Bentu akan terus meningkat menjadi 130 MMSCFD ditahun 2023 dan meningkat lagi menjadi 144 MMSCFD di tahun 2025.


Pada kunjungan ke EMP Bentu, Kepala SKK Migas menyampaikan bahwa kegiatan ini  merupakan salah satu upaya SKK Migas untuk Mengapresiasi sekaligus melihat kesiapan di lapangan dalam mencapai amanah Pemerintah, yaitu untuk jangka pendek berupa produksi 703 ribu BOPD minyak dan 5800 MMSCFD gas di tahun 2022, dan menyelaraskan dengan target jangka paanjang 1 juta BOPD dan 12 miliar standar kaki kubik perhari (BSCFD) di tahun 2030. “Kunjungan ini merupakan salah satu apresiasi SKK Migas kepada KKKS yang siap melakukan tajak sumur di bulan Januari dan memiliki target produksi yang meningkat di tahun 2022, serta program peningkatan produksi migas yang agresif di masa yang akan datang”, ujar Dwi Soetjipto.


“EMP Bentu akan semakin memberikan peran yang penting dimasa mendatang bagi pusat maupun daerah. Produksi gas EMP Bentu  telah menjadi backbone produksi gas untuk kelistrikan dan industri di provinsi Riau. Peningkatan produksi EMP Bentu juga akan memperkuat neraca gas secara nasional dan mendukung upaya membangun ketahanan energi nasional dan mendukung pula ketersediaan sebagai bahan baku industri pengguna gas”, kata Dwi Soetjipto pada kunjungan tersebut (3/1).


Lebih lanjut, Dwi Soetjipto menyampaikan harapannya, agar agresifitas EMP Group dalam melakukan pengembangan di WK Bentu dan WK Malacca Strait ini dapat ditularkan juga ke WK Gebang dan WK Tonga. “Keberhasilan dalam pengelolaan di WK Bentu dan WK Malacca Strait diharapkan dapat dilakukan pula di blok migas lainnya yang berada di bawah EMP Group. Di tengah persaingan menarik investor asing yang semakin ketat, kami tentu berharap investor dalam negeri dapat meningkatkan peran dan kontribusinya bagi industri hulu migas nasional. Industri ini masih cerah sampai puluhan tahun kedepan”.


“Ditengah transisi ke arah energi baru dan terbarukan, gas akan memberikan peran yang penting karena memiliki emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan energi fosil lainnya. Ketika energi fosil lainnya jumlah dikurangi, maka larinya akan ke gas. Potensi migas di Indonesia kedepannya akan didominasi gas, ini adalah peluang, dan diharapkan EMP Group menjadi salah satu yang mengambil peluang ini”, imbuh Dwi Soetjipto.


“Pemerintah telah memberikan dukungan dan sangat terbuka untuk mempercepat monetisasi lapangan-lapangan migas yang ada. Sehingga potensi energi migas dapat diambil sepenuhnya untuk mendukung penerimaan negara dan modal pembangunan. Karena jika tidak diambil, maka migas akan tetap didalam perut bumi saat EBT sudah digunakan sepenuhnya”, pungkas Dwi Soetjipto.


General Manager EMP Bentu Limited Tri Firmanto menyampaikan, “Sumur NS-12 ini merupakan bagian dari 3 pemboran yang kami lakukan sejak tahun 2021, dimana pemboran 2 sumur telah selesai kami lakukan dan Alhamdulillah seluruhnya berhasil dengan baik, yaitu sumur NS-6a dan sumur NSD-1. Adapun untuk tahun 2022 ini, kami telah menyusun program untuk pemboran 2 sumur pengembangan lainnya”.


Selain pemboran, EMP Bentu Limited juga telah melakukan kegiatan eksplorasi berupa survei seismic 2D sepanjang 191 kilometer dan survei seismic 3D seluas 551 kilometer persegi.


Kegiatan-kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pengembangan sebelumnya yang telah selesai pada tahun 2019 berupa pembangunan Segat Gas Plant-2 dan pemboran 7 sumur pengembangan yang telah berhasil melipatgandakan kapasitas produksi Blok Bentu dari sebelumnya 60 MMSCFD menjadi 120 MMSCFD dan produksi dari sebelumnya rata-rata sebesar 38 MMSCFD pada tahun 2018 menjadi target 81,4 MMSCFD pada tahun 2021.  


Selain itu, kegiatan-kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang dilakukan telah berhasil meningkatkan cadangan gas Blok Bentu sebesar 84 milliar standar kaki kubik.


Saat ini EMP Bentu Limited juga dalam proses persiapan untuk pemboran sumur eksplorasi SP-01. Area prospek eksplorasi ini didapatkan dari hasil akuisisi dan pengolahan data Seismic 3D di tahun sebelumnya. Pengeboran sumur eksplorasi SP-01 ini diharapkan dapat membuktikan potensi sumberdaya sebesar 50,5 milliar standar kaki kubik dan menambah cadangan gas di Blok Bentu.

Tri Firmanto menambahkan, “Kegiatan-kegiatan ini kami lakukan selain untuk kepentingan korporasi juga merupakan wujud dari partisipasi dan komitmen EMP dalam mendukung tercapainya target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030 yang dicanangkan pemerintah. Tentu saja kegiatan-kegiatan yang telah berhasil kami lakukan ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan kerja sama yang baik dari seluruh stakeholder kami, terutama SKK Migas.*


Kick Off Program Penghijauan Hulu Migas

Pada kunjungan kerja di EMP Bentu, Kepala SKK Migas, GM EMP Bentu dan rombongan, sekaligus melakukan kick off program penghijauan hulu migas dengan menanam pohon di Lubuk Ogong. Berbagai jenis pohon produktif sehingga selain dapat mengurangi emisi karbon, memberikan pula manfaat langsung lainnya.,


Peningkatan produksi migas nasional akan sejalan dengan upaya pengurangan emisi karbon. Kegiatan penanaman pohon di wilayah kerja EMP Bentu yang bersamaan dengan kegiatan tajak sumur menunjukkan bukti nyata pelaksanaan program pengurangan emisi karbon di industri hulu migas. “Ini sejalan dengan rencana dan strategi Indonesia Oil and Gas (4.0) bahwa selain target peningkatan produksi migas di tahun 2030, target lainnya adalah peningkatan multiplier effect bagi perekonomian dan keberlanjutan lingkungan. Hari ini, kita mulai tunjukkan kepedulian hulu migas dalam program keberlanjutan lingkungan”, kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di sela-sela acara penanaman pohon.


Berdasarkan data SKK Migas untuk tahun 2021 program penghijauan yang wajib dilakukan oleh KKKS dan sudah disepakati bersama dalam Work Plan and Budget (WPN&B) mencapai 6,9 juta pohon dengan total lahan seluas 14.100 hektare (ha). Jumlah tersebut diproyeksi bisa menyerap CO2 mencapai 87.100 ton per tahun..


“Jumlah program pemboran di tahun 2022 lebih besar dibandingkan tahun 2021, sebagai bagian komitmen hulu migas dalam keberlanjutan lingkungan, maka pada tahun ini kami akan melakukan program penghijauan yang lebih banyak dan lebih luas dibandingkan tahun yang lalu. Ini bagian dari wujud nyata hulu migas mendukung program pengurangan emisi karbon dan menjadikan operasional industri hulu migas lebih ramah lingkungan”, pungkas Dwi Soetjipto