Jakarta, BIZNEWS.ID - Ditengah pandemi covid 19 yang melanda tanah air, sektor energi merupakan salah satu sektor yang terdampak akibat wabah ini. Imbas dari pandemi ini, lifting migas semester I tahun 2020 meleset dari target.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat total produksi migas (lifting) pada semester I 2020 mencapai 1,714 juta barel setara minyak per hari (boepd). Capaian tersebut masih dibawah target APBN yang dipatok 1,946 juta boepd atau sekitar 88 persen.
"Lifting itu terdiri dari lifting minyak sebesar 713,3 ribu barel minyak per hari (bph) dan lifting salur gas sebesar 5.605 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD)," Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam acara konferensi pers tentang kinerja hulu migas semester I tahun 2020 via zoom meeting Jumat (17/7).
Menurutnya, minyak itu setara dengan 94,5 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan sebesar 755 ribu bph. Sementara, realisasib gas setara dengan 84 persen target APBN yang sebesar 6.670 MMSCFD.
Lebih anjut, Dwi mengatakan untuk mendukung capaian target produksi 1 juta barel per hari di tahun 2030, SKK Migas bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) membuat terobosan-terobosan. Diharapkan pengelolaan kegiatan hulu migas bisa tetap berjalan baik, dan gerak industri dapat mendukung program jangka panjang.
Beberapa langkah yang dilakukan SKK Migas adalah memberikan insentif kepada KKKS untuk dapat menunda penyetoran Dana Abandonment and Site Restoration (ASR) di tahun 2020, dan melakukan efisiensi, serta optimalisasi operasional dan pengaturan sumber daya di lapangan karena adanya pembatasan operasional dan mobilitas yang berdampak pada kegiatan operasional dan penyelesaian proyek.
Selain itu, SKK Migas juga melakukan terobosan dengan memotong perizinan hulu migas menjadi rata-rata 3 hari dari sebelumnya selama 15 hari guna memastikan seluruh proyek selesai tepat waktu. Dwi mengatakan program One Door Service Policy (OSDP) hadir untuk membangun transformasi menuju perbaikan investasi hulu migas.
Menurutnya, dalam kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi migas, butuh beberapa perizinan yang melibatkan lebih dari satu instansi. Melalui OSDP, SKK Migas mengklaim seluruh layanan proses perizinan KKKS dilaksanakan dalam satu pintu dengan cepat.
Terkait kegiatan CSR dalam rangka bantuan penanggulangan Covid 19, SKK Migas telah mengalokasikan sedikitnya Rp 25,5 miliar yang disalurkan kepada masyarakat, Pemda dan tenaga kesehatan. Bantuan yang berupa Masker, APD, handsanitaizer, Disinfectan dan lain-lain tersebut diserahkan ke wilayah Kalsul, sumbagut, sumbagsel, Jabanusa dan Pamalu.
Headline
LEAVE A REPLY