Jakarta, BIZNEWS.ID – Di era perubahan yang sangat cepat serta perkembangan industri energi yang saling terhubung dan non-linier, perusahaan minyak dan gas (migas) akan terus menghadapi berbagai tantangan. Salah satu isu strategis yang mengemuka di industri migas adalah perumusan kembali model bisnis migas di tengah volatilitas harga yang memerlukan perubahan revolusioner baik di sektor hulu (upstream) maupun sektor menengah-hilir (midstream-downstream).
Perubahan yang pesat di bidang teknologi perlu menjadi pertimbangan utama dalam merumuskan model baru bisnis migas guna memanfaatkan peluang yang muncul dalam konteks lanskap energi masa depan. Model bisnis ini amat menentukan kelincahan perusahaan migas dalam menyongsong era energi baru seiring meningkatnya harapan konsumen di era energi baru (new energy).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan bahwa kecukupan energi sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menyadari bahwa sektor migas masih memiliki potensi untuk penemuan sumberdaya dan cadangan migas baru, SKK Migas telah mencanangkan visi 1 Juta BOPD pada 2030.
Selain itu, SKK Migas juga terus berusaha meningkatkan peran dan kontribusi sektor hulu migas melalui peningkatan multiplier effect untuk mendorong tumbuhnya ekonomi yang berkeadilan.
“Hal ini seiring dengan kebijakan Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Menteri Arifin Tasrif terkaitpenyesuaian harga gas untuk sektor industri dan kelistrikan. Tujunnya untuk mendorong agar sektor migas tidak hanya dijadikan sebagai Revenue Generator, namun juga menjadi penggerak roda perekonomian nasional,” ujar Dwi Soetjipto dalam webminar UPbringing Live Session: Meet The Expert and ISMS Live Session 3 on Energy dengan tema"Reinventing Oil and Gas Business Model: Toward A New Energy Era" yang digelar Universitas Pertamina bersama Indonesia Strategic Management Society (ISMS) tanggal 2 Juli 2020.
Acara webminar UPbringing Live Session juga menghadirkan para narasumber yang merupakan pakar di industri migas seperti: Prayitno, VP Refining Business Development PT. Kilang Pertamina Internasional; Eka Satria, Presiden Direktur Medco Energi Power; dan Omar S. Anwar, Direktur Utama Aberdeen Standard Investments Indonesia. Adapun, moderator yang mengawal diskusi pada sesi kali ini adalah Oki Muraza, Associate Professor King Fahd University of Petroleum & Minerals.
Sejalan dengan kebijakan SKK Migas, VP Refining Business Development PT. Kilang Pertamina Internasional Prayitno mengatakan bahwa saat ini PT Pertamina (Persero) telah memiliki program pengembangan Biorefinery dengan bahan baku CPO untuk menghasilkan Green Diesel dan Green Jet Fuel, program pembangunan unit hydrotreating untuk produksi Low Sulfur Diesel, serta program pengembangan kilang (RDMP dan GRR) yang telah mempertimbangan integrasi antara Refinery dan Petrochemical.
“Hal ini dilakukan sebagai strategi untuk menghadapi tantangan bisnis pengolahan minyak, diantaranya: gap antara produksi vs konsumsi, demand fuel yang berpotensi menurun akibat penetrasi EV, serta regulasi sulfur pada Diesel max 50 ppm tahun 2025 mendatang,” tuturnya.
Sementara itu, Eka Satria mengatakan bahwa Medco Power berkomitmen untuk mendukung Pemerintah dalam mengembangkan energi bersih dan terbarukan untuk Indonesia.“Kita sedang mengalami masa transisi energi yang ditandai dengan peningkatan peran energi baru dan terbarukan (ramah lingkungan).
Sebagai sumber energi, gas merupakan enabler dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sejalan dengan bauran energi nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Gas berperan penting dalam menjembatani transisi energi untuk memenuhi permintaan energi masa depan,” imbuhnya.
Sebagai investor di bidang migas, Omar S. Anwar mengatakan bahwa pandemi COVID-19 berdampak buruk bagi industri migas. Investor global menyangsikan kemampuan perusahaan migas dalam memberikan imbal hasil positif. Selain resiko geopolitik, Global Asset Managers pun semakin sensitif terhadap resiko perubahan iklim, dan upaya dekarbonisasi dalam konstruksi portofolio investasinya.
“Industri migas sedang ditantang untuk membuktikan kemampuannya dalam pengelolaan keuangan, alokasi modal, manajemen resiko dan tata kelola,” tutupnya.
UPbringing Live Session: Meet the Expert merupakan program Direktorat Kemitraan Universitas Pertamina yang secara rutin menghadirkan para praktisi, profesional, eksekutif dan akademisi dari berbagai institusi dalam maupun luar negeri untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada civitas akademika Universitas Pertamina.
Beberapa tokoh yang pernah mengisi sesi UPbringing diantaranya: Handry Satriago, CEO of General Electric Indonesia; AgengGiriyono, Direktur Utama PT Pertamina Lubricants; Luigi Volpe, Opportunity Development Director ENI Energy Company; Navdeep Singh, Head of Go to Market Supply Chain of Unilever dan Roni Pramaditia, Ketua Medco Foundation.
Selama masa pandemi COVID-19, Universitas Pertamina juga telah secara rutin melaksanakan kegiatan UPbringing dengan berbagai tema untuk membahas isu-isu aktual. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat meningkatkan awareness para civitas akademika terhadap perkembangan isu yang terjadi di lingkungan.
Tentang Indonesia Strategic Management Society (ISMS)
Asosiasi profesi ISMS ditujukan guna membangun jejaring masyarakat manajemen stratejik Indonesia, didirikan di Jakarta pada Mei 2011. Melalui pengembangan dan pemasyarakatan keilmuan manajemen stratejik di Indonesia, kontribusi ISMS ditujukan kepada institusi – institusi pemerintahan dan non-pemerintahan. Organisasi ISMS didukung oleh jajaran Senior Research Fellows bergelar Doktor (S3) dan Research Fellows bergelar Magister (S2), kekhususan Manajemen Stratejik.
Pembentukan ISMS dimaksudkan sebagai suatu forum bagi para cendekiawan (scholars) strategi guna memfasilitasi pengembangan kemajuan disiplin keilmuan manajemen stratejik dan peningkatan kualitas kebijakan stratejik berbasis riset. Selain itu, dapat menjadi wadah bagi para pakar danpraktisi strategi melalui kajian-kajian manajemen stratejik, policy brief, publikasi ilmiah, seminar/lokakarya, audit dan sertifikasi manajemen stratejik, serta penganugerahan Strategic Management Awards.
LEAVE A REPLY