Jakarta, BIZNEWS.ID - Guna memperkuat perannya dalam memperjuangkan sektor kelapa sawit, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) merasa perlu untuk mengumpulkan lebih banyak negara penghasil minyak sawit sebagai anggota penuh. Optimalisasi peran CPOPC sebagai pusat kampanye global dan adanya kerja sama yang kuat di antara negara-negara penghasil minyak sawit tersebut, diharapkan dapat membuat industri kelapa sawit berada di posisi yang lebih kuat di masa mendatang.
Dalam Senior Officials Meeting (SOM) CPOPC ke-24 yang dilaksanakan secara hybrid di Yogyakarta, Kamis (15/12), Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menegaskan kembali pentingnya kelapa sawit bagi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta peran CPOPC untuk menjawab tantangan yang bergulir di industri ini dan memberikan kontribusi yang lebih signifikan dari sektor kelapa sawit untuk pemulihan global yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
Pertemuan tersebut menyoroti kegiatan-kegiatan utama sejak SOM terakhir, serta agar para pemimpin SOM meninjau hasil dan menyusun strategi pencapaian ke depan terutama terkait dengan rencana kerja dan anggaran tahun mendatang. Wakil Sekretaris Jenderal (Perkebunan & Komoditi) Kementerian Perkebunan dan Komoditi Malaysia Dato’ Mad Zaidi Mohd Karli juga menyoroti pentingnya CPOPC melakukan aksi yang out of the box dengan keterlibatan LSM dan social influencers besar untuk kampanye positif dan efek menarik yang lebih besar.
Krisis minyak nabati baru-baru ini mengungkapkan volatilitas pasar dalam hal penawaran dan permintaan. Hal ini membuat para pedagang komoditas kembali fokus ke minyak sawit, minyak nabati yang paling terjangkau dan paling melimpah. Untuk itu, CPOPC harus mampu memanfaatkan momentum tersebut guna menyoroti bahwa kampanye dan kritik keberlanjutan terhadap minyak sawit tidak akurat dan tidak berdasar.
Pembahasan dalam SOM juga mencatat perkembangan terkini terkait legislasi di Uni Eropa yang berimplikasi negatif terhadap industri kelapa sawit termasuk dampaknya terhadap petani kecil serta rencana aksi dalam menangani isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. Salah satu rencana aksi utama yakni keterlibatan dengan pemangku kepentingan terkait di Uni Eropa termasuk pembuat kebijakan, organisasi non-pemerintah (LSM), perusahaan, dan konsumen. Selain itu, CPOPC juga bermaksud melibatkan masing-masing Negara Anggota Uni Eropa untuk mendapatkan pengakuan skema sertifikasi wajib nasional termasuk Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO).
Melihat perkembangan terkini, pimpinan SOM menegaskan perlunya memfokuskan kembali peran CPOPC. Dengan demikian, CPOPC akan menjadi platform yang diarahkan untuk mengintegrasikan, memfasilitasi, dan menjembatani para pemangku kepentingan minyak sawit global dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama. Selanjutnya, CPOPC dapat menjadi pusat kampanye dan keterlibatan minyak sawit global di luar pengaturan nasional atau bilateral.
Kemudian, CPOPC juga terus mendukung studi R&D di bawah bimbingan dan saran dari Scientific Committee. Lebih penting lagi, koordinasi oleh CPOPC memungkinkan optimalisasi sumber daya dan menghindari duplikasi program penelitian di negara penghasil minyak sawit. Inisiatif CPOPC lainnya yakni pembentukan Kerangka Prinsip Global untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan untuk menyelaraskan prinsip dan kriteria skema sertifikasi yang tersedia saat ini. Demikian ekon.go.id.
LEAVE A REPLY