Jakarta, BIZNEWS.ID - Sekretaris Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, mengingatkan para pegiat media sosial untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan atau Rumah Kebangsaan. Jangan sampai ketika bermedsos justru mengganggu rasa kebangsaan, membuat gaduh dan mengganggu stabilitas kebangsaan.
“Rumah Kebangsaan kita harus dijaga. Ketika bermedsos agar memperhatikan etika berbangsa dan bernegara serta menghormati hak orang lain. Kita mempunyai kebebasan tetapi kebebasan kita dibatasi dengan hak orang lain. Etika-etika kebangsaan itulah yang harus diterapkan ketika kita bermedsos (di facebook, twitter, Instagram, youtube),” kata Neng Eem ketika berbicara dalam kegiatan Netizen Gathering yang digelar MPR RI dengan tema “Semangat Juang NKRI, Penguatan Pilar Kebangsaan di Era Digital” di Cianjur, Jawa Barat, baru-baru ini. Kegiatan Netizen Gathering ini dihadiri Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR, Siti Fauziah, SE, MM.
Di depan peserta dari perwakilan pemuda, Humas Pemkab Cianjur, dan media massa, Neng Eem mengungkapkan kegelisahan dengan fakta yang terjadi di media sosial saat ini. Sebab banyak informasi hoaks yang bertebaran di media sosial. Ketika informasi hoaks itu dibiarkan maka informasi tersebut bisa dianggap benar.
Neng Eem mengungkapkan saat ini media mainstream sudah kalah dengan media sosial. Pegiat media sosial yang mempunyai follower atau pengikut yang banyak bisa menggiring opini. Bila pada waktu lalu pers bisa mempengaruhi opini publik, saat ini tidak lagi karena masyarakat banyak yang mempercayai media sosial.
Ketika pegiat media sosial mengupload informasi, banyak followernya yang percaya kemudian men-share informasi itu. Hal ini cukup berbahaya karena dilakukan tanpa melakukan klarifikasi. “Itu sebabnya banyak sekali hoaks di media sosial. Informasi hoaks ini jika dibiarkan lama-lama dianggap sebagai sesuatu yang benar,” katanya seperti dikutip mpr.go.id.
Menurut Neng Eem, mereka menyebarkan informasi di media sosial tidak seperti pers yang harus memenuhi kriteria 5W + 1H dan kaidah-kaidah jurnalistik. Informasi yang ada di media sosial tanpa memenuhi kaidah 5W + 1H seperti pers. Ini membuat masyarakat tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan tidak benar di media sosial.
Maraknya hoaks di media sosial, lanjut Neng Eem, akan mengganggu pilar-pilar kebangsaan. Maraknya hoaks di media sosial memperlihatkan Pancasila diabaikan dan kecintaan kepada NKRI dikesampingkan. Artinya, Empat Pilar kebangsaan di dunia maya atau media sosial bukanlah hal yang dianggap penting.
Karena itu, Neng Eem meminta ketika kita bermedsos agar menjaga nilai-nilai kebangsaan. Jangan sampai ketika kita bermedsos justru mengganggu rasa kebangsaan. Jangan sampai membuat gaduh dan mengganggu stabilitas kebangsaan. Misalnya konten yang berbau SARA. Ini bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu Neng Eem mengingatkan ketika bermedsos untuk tidak melanggar hak privasi orang lain. “Jempol kita ketika bermedsos bisa mempopulerkan diri kita, memperbanyak teman. Tetapi sebaliknya, bisa juga mencari musuh,” ujarnya.
Dia menambahkan kegiatan netizen gathering yang digelar MPR ini salah satunya untuk mengingatkan pentingnya pilar-pilar kebangsaan ketika bermedsos. Kegiatan ini memang tidak sepenuhnya membendung informasi hoaks di media sosial, tetapi paling tidak netizen bisa melakukan antispasi.
“Netizen atau pegiat media sosial perlu menularkan rasa kebangsaan di media sosial dengan cara bermedsos sesuai etika berbangsa dan bernegara dan menghormati hak orang lain. Ini merupakan implemenasi kebangsaan,” ucapnya.
Headline
LEAVE A REPLY