Jakarta, BIZNEWS.ID - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) yang juga seorang birokrat berpengalaman Dr Sumarsono, MDM ditunjuk selaku Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN). Penunjukan tersebut disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, Azwar Anas dalam sebuah unggahan video di Twitter resmi Kementerian PANRB pada 29 Juli 2023.
Dalam tayangan tersebut Menteri Azwar Anas menyebutkan telah melakukan bersilaturahmi dengan TIRBN dan untuk menggantikan ketua TIRBN sebelumnya Dr. JB. Kristiadi yang telah wafat makan pada kesempatan tersebut telah disepakati oleh tim untuk memilih Sumarsono selaku ketua tim. "Alhamdulillah tadi, disepakati (oleh tim) terpilih Prof Soni Sumarsono sebagai ketua,' ucap Azwar Anas di Jakarta.
Saat memberikan keterangan, mantan Bupati Banyuwangi ini diapit oleh Sumarsono bersama sejumlah anggota TIRBN. MenPAN-RB merasa bersyukur bahwa saat bertemu TIRBN, pihaknya mendapatkan banyak masukkan terutama untuk menata birokrasi di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Sumarsono menyampaikan terimakasihnya kepada MenPAN-RB atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia menyatakan TIRBN siap mendampingi Azwar Anas guna menuntaskan agenda reformasi birokrasi di Indonesia. "Itulah misi utama kami. Yaitu siap mendampingi dan menjadi mitra MenPAN," tegas Mantan Dirjen Otda ini. Sumarsono dan segenap tim independen siap mendampingi MenPAN RB dalam sisa masa tugasnya hingga Oktober 2024.
TIRBN ini dibentuk dengan Keputusan Menteri PANRB No. 206/2015 dan bertugas memberikan saran dan masukan secara independen kepada Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN) dan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional. Selain itu, TIRBN juga bertugas memberikan saran strategis dan bersifat terobosan serta menyampaikan usulan quick wins nasional dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Secara berkala atau sewaktu-waktu, TIRBN menyampaikan laporan dan menindaklanjuti keputusan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (PRBN).
Profil Singkat
Nama Sumarsono bukan asing lagi di negeri ini. Birokrat yang media darling di semua lokasi penugasan negara, terakhir ini Sumarsono berkarir selaku dosen Pasca Sarjana di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Republik Indonesia.
Sebelum alih status sebagai fungsional dosen, umarsono adalah Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda) di Kementrian Dalam Negeri RI. Dalam posisi Ditjen Otda, sejumlah gagasan, ide dan terobosan birokrasi disumbangkan dari otak umarsono dan akhirnya menjadi regulasi penting di negeri ini. Cukup banyak regulasi sebagai contoh.
Selaku birokrat mumpuni, Presiden Ri Joko Widodo, mempercayakan umarsono menjadi kepala daerah di tiga provinsi berbeda. Pada tahun 2015/2016, Jokowi mengeluarkan surat keputusan Presiden pengangkatan Sumarsono selalu Penjabat Gubernur (Pj. Gubernur) di Provinsi Sulawesi Utara. Di daerah ini ia sukses mengemban misi. Sumarsono menjadi "jembatan' peralihan dari Gubernur Sinyo Harry Sarundajang (2005/2010, 2010/2015) kepada Gubernur Olly Dondokambey .
Sukses mengemban misi negara di Bumi Nyiur Melambai, Jokowi melalui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, tak segan mengangkat Sumarsono menjadi pelaksana tugas gubernur (Plt. Gubernur) Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam dua tahap. Tahap pertama terjadi tahun 2016 dan tahap kedua 2017. Saat itu, Sumarsono meneruskan tugas pokok dan fungsi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang wajib cuti kampanye Pilkada 2016.
Di Jakarta yang suhu politik sangat panas membara dalam susana Pilkada, Sumarsono mendinginkannya dengan dua tageline yaitu "Kita Semua Bersaudara" dan "Birokrasi Netral"
"Berkat Kepiawaian Soni, Jakarta lumayan agak adem; dan setiap birokrat di Balai Kota DKI hingga level kelurahan, bekerja fokus bangun Jakarta. Mereka tidak terpengaruh hiruk pikuk Pilkada." Kalimat di atas, pernah diucapkan DR. J. Kristiadi, pengamat/pakar politik CSIS pada 2017.
Tak hanya Sulawesi Utara dan DKI Jakarta, Sumarsono mampu pula membuat suasana Pilkada yang panas di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi dingin. Sebagaimana di dua daerah sebelumnya, Sumarsono selalu melakukan pendekatan budaya lokal kepada birokrat dan masyarakat yang dia pimpin.
Tatkala Presiden Jokowi menunjuk Sumarsono menjadi Pj Gubernur di daerah lumbung beras nasional pada 2018, sejumlah tokoh Sulawesi Selatan sempat melakukan resistensi di awal.
Namun demikian, akhirnya Sumarsono yang rajin turun ke jalan, kampung, pasar dan akrab dengan jajaran birokrasi, berhasil memimpin Sulawesi Selatan. Dalam kurun waku singkat, walau cuma enam bulan. Soni mampu membangun "jembatan" yang kuat dari Gubernur Syahrul Yasin Limpo kepada Prof. Nurdin Abdullah.
Ketua STIPAN
Demi mencetak kader birokrat unggul yang siap mengabdi di daerah seluruh Indonesia, Sumarsono mengabdi pula di bidang pendidikan. Kini ia menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN). Kampusnya terletak di kawasan Lenteng Agung Jakarta Selatan.
Daerah otonom di bumi Bekasi, hingga kini masih mempercayai Soni sebagai advisor mereka. Tercatat, Sumarsono adalah Ketua Tim Percepatan Pelayanan Publik (TP3) Pemerintah Kota Bekasi. Selain itu, ia menjadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Bekasi
Kepiawaian Sumarsono selaku birokrat karir, pemimpin yang suka mendengar staf, serta kepala instansi loyal ke atas, ke samping bahkan ke bawah itu, sangat cocok memimpin TIRBN. "Pilihan Azwar Anas dan sejumlah tokoh terhadap Sumarsono mengetuai TIRBN, sangat pas. Kami berharap amanah ini sukses diemban Sumarsono dan tim," harap Ferry Rende, Staf Khusus Soni sewaktu Ditjen Otda dan Kepala Daerah di Provinsi Sulut, DKI Jakarta dan Provinsi Sulsel.
LEAVE A REPLY