Jakarta, BIZNEWS.ID - Banyak orang memikirkan kekerasan dalam rumah tangga, hal pertama yang terlintas dalam pikiran ialah kekerasan verbal dan fisik. Tetapi penelitian menunjukan bahwa penyalahgunaan keuangan sering terjadi dalam hubungan yang bisa masuk ke dalam kekerasan finansial.
Melansir verywellmind.com, faktanya, sebuah studi oleh Pusat Keamanan Keuangan menemukan bahwa 99 persen kasus kekerasan dalam rumah tangga juga melibatkan pelecehan finansial. Terlebih lagi, pelecehan finansial sering kali merupakan tanda pertama dari kekerasan dalam pacaran dan kekerasan dalam rumah tangga.
Kekerasan finansial seperti pengendalian kemampuan korban memperoleh, menggunakan, dan memelihara sumber daya keuangan. Korban secara finansial dilarang bekerja. Uang dibatasi bahkan tidak diberikan uang sama sekali.
Penelitian menunjukkan bahwa para korban seringkali terlalu mengkhawatirkan kemampuan mereka untuk membiayai diri sendiri dan anak-anak mereka untuk mengakhiri hubungan. Ditambah lagi, ketidakamanan finansial adalah salah satu alasan utama perempuan kembali ke pasangan yang kasar.
Dampak dari kekerasan finansial ialah korban merasa tidak mampu dan tidak percaya diri karena pelecehan emosional yang menyertai pelecehan finansial. Mereka juga harus pergi tanpa makanan dan kebutuhan lain karena tidak punya uang.
Dalam jangka pendek, penyalahgunaan keuangan membuat korban rentan terhadap kekerasan fisik.
Cara mencegah kekerasan finansial
Jika hal ini sudah terjadi padamu, baiknya diskusikan atau membicarakan hal tidak nyaman ini bersama pasangan. Jika tidak bisa bicara sendiri, baiknya didampingi oleh psikolog. Tujuan diskusi ialah bisa membenahi nilai, kepercayaan, diluruskan keyakinan dan pola keuangan.
Atau jika belum menikah, bicarakan secara detail tentang keuangan keluarga. Agar nantinya saat menikah, ada keterbukaan masalah keuangan. Mulai dari penghasilan, pengeluaran, inestasi, hingga hutang.
Selain itu, sebagai perempuan kita dapat memiliki penghasilan sendiri agar jika terjadi hal yang tidak diinginkan kita siap dalam finansial. Bukan hanya bekerja, penghasilan juga bisa didapatkan dari berbisnis.
Kini, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan basis pengusaha perempuan terbesar di dunia di mana data dari Bank Indonesia menyebutkan bahwa lebih dari 60% dari total 57,83 juta UMKM Indonesia dijalankan oleh pengusaha perempuan. Berbagai data pun menunjukkan, UMKM yang dikelola perempuan memiliki kinerja keuangan yang lebih sustainable, seperti NPL yang lebih rendah dan disiplin keuangan yang lebih baik. Demikian Fimela.com
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY