Keterangan Gambar : Kargo LNG (ilustrasi)
BizNews.id - Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan bahwa kargo LNG (liquefied natural gas) pertama yang diproduksi dari fasilitas Tangguh Train 3 di Papua Barat telah dikirim ke pembangkit listrik PT PLN (Persero). Hal ini menandakan dimulainya operasi komersil dari proyek pengembangan Tangguh.
Kargo LNG pertama dari Tangguh Train 3 kini tengah berlayar menuju fasilitas regasifikasi PLN di Arun, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan beroperasinya Tangguh Train 3, maka kapasitas produksi dari dua Train yang saat ini telah beroperasi akan bertambah 3,8 juta ton dan membuat total kapasitas produksi tahunan menjadi 11,4 juta ton.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pencapaian ini merupakan kemajuan luar biasa dari sebuah proyek strategi nasional yang besar.
"Pengapalan pertama kargo LNG ke PLN ini juga memberikan sinyal positif terhadap daya serap gas dalam negeri yang akan digunakan untuk menjawab tantangan energi Indonesia”, ungkap Dwi di Jakarta, Rabu (18/10).
Dwi menjelaskan bahwa Tangguh merupakan produsen LNG terbesar di Indonesia dan produksi dari Tangguh Train 3 akan berkontribusi signifikan dalam pencapaian target produksi gas nasional sebesar 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030.
“Dengan bertambahnya kapasitas produksi gas, membuat Tangguh akan memegang peranan penting dalam menjawab kebutuhan energi gas di Indonesia yang terus bertambah. Total produksi gas dari Tangguh kini mencapai lebih dari sepertiga produksi gas nasional,” kata Dwi.
Di luar tambahan Train LNG baru, proyek pengembangan Tangguh juga mencakup konstruksi dua anjungan lepas Pantai, 13 sumur produksi, fasilitas pemrosesan LNG, serta infrastruktur pendukung lainnya.
Dalam perjalanannya, proyek ini terdampak cukup hebat oleh situasi pandemi COVID-19 dan membutuhkan waktu enam setengah tahun untuk penyelesaian setelah mendapatkan persetujuan akhir investasi di tahun 2016. Pada puncak konstruksi, terdapat lebih dari 13.500 pekerja yang terlibat dalam konstruksi proyek yang terletak di wilayah terpencil ini dan sebanyak 155 juta jam kerja telah dihabiskan untuk merampungkan proyek.
Anja-Isabel Dotzenrath, EVP Gas and Lowcarbon Energy bp mengatakan Tangguh Train 3 telah beroperasi dengan aman, hal ini menandakan fase baru untuk Tangguh LNG dan ini merupakan capaian yang amat membanggakan untuk bp dan juga para mitra Tangguh.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kemitraan yang solid dan juga dukungan yang terus diberikan kepada kami sehingga kita bisa sampai di hari ini.”, ungkapnya.
“Tangguh merupakan proyek yang penting untuk bp dan Indonesia. Saat ini, Tangguh akan berkontribusi terhadap sepertiga dari produksi gas Indonesia, dan akan berkontribusi secara signifikan dalam menjawab kebutuhan akan energi yang lebih terjangkau dan dapat diandalkan untuk bp. Membangun bisnis gas/LNGi adalah strategi kami untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi terpadu (integrated energy company), yang berinvestasi ke sistem energi hydrocarbon dan kepada pembangunan bisnis rendah karbon yang baru," jelas Anja.
Dari awal operasi, Tangguh telah menciptakan dampak sosial dan ekonomi positif yang signifikan melalu program pengembangan masyarakat yang komprehensif. Tangguh Train 3 akan meningkatkan dampak positif tersebut, dengan sebagian gas yang diproduksi didedikasikan kepada elektrifikasi di Papua Barat dan untuk melanjutkan pengembangan pekerja Tangguh dari Papua dari 73% sampai 85% pada tahun 2029, sesuai dengan komitmen yang telah dibuat oleh Tangguh.(Dens)
LEAVE A REPLY