Jakarta, BIZNEWS.ID - Dalam rangka menyukseskan kegiatan SCM Forum dalam event International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2020 (IOG) yang dilaksanakan pada tanggal 2-4 Desember 2020, hari ini, Kamis (3/11) Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa, Bidang Pengendalian Pengadaan SKK Migas mengadakan diskusi Delivery Result of FGD Acceleration of Tender and Contract Strategy dengan narasumber Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa, Erwin Suryadi, dan sejumlah profesional dari KKKS, serta perkumpulan perusahaan-perusahaan penunjang migas.
Sekretaris SKK Migas sekaligus sebagai Plt Deputi Pengendalian Pengadaan Murdo Gantoro menyampaikan, melalui transformasi Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 (Renstra IOG 4.0), SKK Migas terus meningkatkan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dan lintas sektoral guna tercapainya kegiatan operasi hulu minyak dan gas bumi yang masif, agresif, dan efisien.
Dengan perputaran bisnis yang mencapai ratusan triliun setiap tahunnya, kegiatan pengadaan barang dan jasa hulu migas merupakan salah satu bagian penting dan strategis di dalam industri hulu migas, yaitu menjadi salah satu peran dalam meningkatkan value SKK Migas melalui berbagai pembenahan serta mencari terobosan baru sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan percepatan proses.
Sampai dengan bulan Oktober 2020, SKK Migas telah melakukan efisiensi dari kegiatan pengadaan barang/jasa baik dari rencana Tender dan hasil Tender yaitu sebesar US$346,157,658. Dimana pencapaian ini antara lain merupakan efisiensi dari empat komoditas utama industri hulu migas yaitu Drilling, Perkapalan dan Transportasi, Konstruksi EPCI, dan Pemeliharaan Fasilitas Produksi yang ditargetkan oleh Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang & Jasa, Bidang Pengendalian Pengadaan SKK Migas selain upaya percepatan persetujuan rencana Tender maupun hasil Tender oleh SKK Migas yang berhasil dicapai dengan waktu rata-rata 8.93 hari kerja untuk setiap persetujuan dari target 15 hari kerja sesuai ketentuan, tambah Murdo.
Erwin Suryadi menyampaikan bahwa sesuai dengan arahan Kepala SKK Migas, fungsi pengadaan SKK Migas dan KKKS agar keluar dari zona nyaman dan melakukan kegiatan dengan unusual business model sehingga terobosan perlu dilakukan khususnya dalam rangka mendukung empat strategi yang ditetapkan dalam IOG 4.0, yaitu maintaining base production, transformation reserve to production, EOR, dan eksplorasi dengan tetap mendorong kontribusi industri dalam negeri.
Kolaborasi dan sinergi harus dilakukan, sehingga kegiatan kali ini bukan sebagai akhir tetapi menjadi awal sinergi SKK Migas dengan pemangku kepentingan untuk membuat terobosan-terobosan, dan terpenting adalah dukungan dari pemangku kepentingan tersebut. Beberapa hal penting yang juga perlu dicermati adalah komitmen mempertahankan produksi sesuai program kerja yang disepakati SKK Migas, terjadinya penyelesaian hak dan kewajiban secara kontraktual, serta dukungan terhadap kesinambungan operasi, tambah Erwin.
Melalui kegiatan pre-Convention yang melibatkan SKK Migas, Indonesian Petroleum Association (IPA), dan Asosiasi Penyedia Barang dan Jasa (INSA, GAPENRI, dll), target 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030 sesuai amanat IOG 4.0, SKK Migas mendapat dukungan penuh dari pada pemangku kepentingan tersebut serta telah disepakati terobosan-terobosan awal untuk menciptakan proses pengadaan yang lebih cepat, lean, dan akuntabel.
IPA sebagai asosiasi kunci dari pemangku kepentingan di Industri Hulu Migas, melalui Ketua Komite SCM Fery Sarjana, menyampaikan dukungan target pencapaian SKK Migas dan Pemerintah untuk mencapai tujuan 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030. Penting adanya suatu komitmen, kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung serta terus menerus melakukan perbaikan berkelanjutan, tambah Fery.
Senada dengan IPA, Lelin Eprianto selaku Human Capital & Business Support Director PT Pertamina Hulu Energy Sub Holding Upstream menyampaikan seluruh wilayah kerja Upstream Pertamina sangat mendukung strategi yang telah ditetapkan oleh SKK Migas, dengan memastikan aspek compliance dalam setiap proses bisnis SCM dan kecepatan proses untuk mencapai tujuan akhir yaitu operational excellence, peningkatan produksi, dan peningkatan cadangan.
Tidak terlepas juga inovasi yang akan dilakukan dalam rangka mendukung kegiatan hulu migas di seluruh wilayah kerja hulu Pertamina, salah satunya adalah pemenuhan target TKDN dalam proses pengadaan barang dan jasa di seluruh wilayah kerja baik dengan skema Cost Recovery maupun Gross Split sebagaimana diamanatkan oleh Pemerintah dan SKK Migas.
Photo : google image
LEAVE A REPLY