Home Energi Industri Penunjang Migas Diharapkan Bersaing di Kancah Internasional

Industri Penunjang Migas Diharapkan Bersaing di Kancah Internasional

0
SHARE
Industri Penunjang Migas Diharapkan Bersaing di Kancah Internasional

Jakarta, BIZNEWS.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengapresiasi komitmen industri hulu migas dalam penggunaan produk barang dan jasa dalam negeri. Ke depan, diharapkan semakin banyak industri penunjang migas yang mampu bersaing di kancah internasional.

“Kami mengapresiasi komitmen industri hulu migas dalam menggunakan produk barang dan jasa. Demikian juga ketersediaan produk barang dan jasa dalam negeri yang berkualitas dan dapat mendukung proyek-proyek migas tepat waktu.  Ke depan, kami berharap semakin banyak industri penunjang migas yang mampu bersaing di tingkat internasional,” ujar  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada acara Pembukaan Forum Kapasitas Nasional II Tahun 2022 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (27/7).

Menteri ESDM memaparkan, proyek-proyek jangka pendek dan menengah antara lain Jambaran Tiung Biru, Tangguh Train-3, Hiu Phase-2, serta kegiatan produksi, operasional dan maintenance mampu memberikan kontribusi pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)  hulu migas sebesar 63%  pada kuartal I tahun 2022, di mana 73% dari capaian tersebut berasal dari TKDN jasa,  sedangkan TKDN barang mencapai 36%.

Pemerintah terus  mendorong  tumbuh kembangnya industri dalam negeri dan menciptakan pasar untuk produk dalam negeri. Industri hulu migas diminta  agar menggunakan produk impor dilakukan secara ketat dan selektif yaitu jika jumlah barang tidak mencukupi atau belum memenuhi kualitas yang dipersyaratkan.  

Dia mengakui, saat ini industri penunjang kegiatan hulu migas masih terdapat beberapa produk barang yang terbatas ketersediaannya di dalam negeri, antara lain steel plate/HRC, barite ore, green pipe, Motor ESP, rotaring component, forged metal untuk wellhead. Produk-produk tersebut nantinya diharapkan dapat diproduksi di dalam negeri dan untuk itu diperlukan kerja sama antara Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian membuka peluang-peluang untuk merespon kebutuhan-kebutuhan ini.

“Kita upayakan membuka kesempatan pengembangan sumber-sumber alam.  Sumber migas kita yang saat ini masih  ada 70 wilayah kerja migas potensial yang belum tersentuh.  Kita membuka peluang-peluang baru, mengupayakan daya tarik baru di dalam negeri agar investor hulu bisa bekerja sama  dan mengembangkan sumber daya migas kita yang masih sangat besar. Upaya tersebut cukup bersambut, apalagi saat ini terjadi  krisis energi yang disebabkan krisis geopolitik,” ujar Arifin. Demikian migas.esdm.go.id.