Home Teknologi Indonesia Ajak Malaysia Pelajari Fenomena Influencer

Indonesia Ajak Malaysia Pelajari Fenomena Influencer

0
SHARE
Indonesia Ajak Malaysia Pelajari Fenomena Influencer

Jakarta, BIZNEWS.ID - Era digital membawa banyak perubahan terkait strategi dan perilaku bisnis, salah satunya munculnya Influencer marketing yang kini marak di Indonesia. Bahkan, influencer marketing saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi media mainstream. Pernyataan tersebut disampaikan Dosen InterStudi Jakarta Dr.Yoki Yusanto dalam webinar dengan tema "Exploring Opportunities in Indonesia and Malaysia to Build Quality Human Resources In The Digital Communication Era" kerjasama InterStudi dan Universitas Teknologi Mara Malaysia, 24 Februari 2021.

Pada kesempatan tersebut Yoki menekankan pentingnya proteksi terhadap industri media mainstream yang kini terlibas ketatnya persaingan media dengan para pelaku digital communication terutama influencer individu yang memanfaatkan platform sosial media, seperti Facebook, Instagram dan sebagainya.

"Fenomena ini menunjukkan betapa rapuhnya media-media mainstream dalam menghadapi gelombang serangan influencer yang nampak kredibel dan semakin mendapatkan simpati dari berbagai lapisan masyarakat yang ditandai dengan kian menjamurnya follower mereka," ujar Yoki. Untuk itu, Ia mengajak Universitas Teknologi Mara Malaysia bersama-sama meneliti fenomena tersebut penggunaan sistem Fenomenologi digital untuk melacak dan meneliti lebih dalam.

"Kedepan, Indonesia dan Malaysia bisa melakukan riset bersama tentang dunia digital baik digital branding, website, sosial media, online advertising, content marketig dan influncer marketing," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Memiyanty bt Hj Abdul Rahim - Deputy Dean of Research, Industry linkages, Community, Alumni and Entrepreneurial Networks, Faculty of Administrative Science & Policy Studies, UiTM Selangor Malaysia juga mengulas tentang kesiapan Indonesia dan Malaysia dalam merangkul teknologi digital yang telah menyusup ke sendi-sendi masyarakat.

"Aspek sosioekonomik dan budaya berikut kendalanya perlu ditimbang-timbang secara seksama, sehingga memungkinkan terlaksananya transisi yang mulus menuju masyarakat yang tidak gagap teknologi," kata Memiyanty.

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang kini melanda seluruh dunia turut mempersempit ruang gerak kehidupan sehingga mau tidak mau, siap tidak siap harus beradaptasi dan melebur kemampuan sumber daya manusia ke dalam teknologi komunikasi yang memang diciptakan untuk memfasilitasi kehidupan manusia modern.

Sementara dalam pengantar webinar, Dosen InterStudi Suhendra Atmadja mengatakan revolusi industri digital yang terus berkembang mendorong inovasi teknologi pada perubahan fundamental dalam kehidupan masyarakat yang sering disebut revolusi industri generasi ke IV. "Pembangunan SDM menjadi tantangan tersendiri baik bagi Indonesia dan Malaysia," ujarkandidat Doktor Unapad ini.

Menurutnya, berdasar data Bank Dunia pada tahun 2018 menyebutkan peringkat SDM Indonesia pada peringakt 87 dari 157 negra. Untuk itu, melalui webinar internasioal ini dijelaskan berbagai persoalan terkait tantangan bagi kamum milenial dan dunia pendidikan untuk pengembangan SDM handal dan teknilogi yang mumpuni agar tidak tertinggal dari bangs-bangsa lainnya.  

Webinar yang dukung KTM dan Motorex ini menghadirkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah sebagai keynote speech dan narasumber lainnya Asisten Rektor UiTM Negeri Sembilan, Kampus Seremban, Malaysia Dr. Suhaimi Bin Haji Abd Samad , Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc – The Head of LLDikti Territory dan Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudia.

Ketua penyelenggara webinar internasional Danang Sangga Buana menyampaikan terima kasih atas kolaborasi Indonesia dan Malaysia dalam membahas isu kesiapan SDM dalam menyongsong era digital. "Webinar bertaraf internasional ini sebagai bagian dari tugas perguruan tinggi, untuk memberikan kontribusi positif kepada pubik agar terus melakukan kreatifitas dalam komunikasi era digital"  kata Danang Sangga Buwana yang juga anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2013 2016).  (Sahira Zahra - Cemara Drearsita - Aldila Desnse)

. (Sahira Zahra - Cemara Drearsita - Aldila Desnse)