Jakarta, BIZNEWS.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pandemi virus corona akan menyebabkan angka kemiskinan melonjak di tahun ini. Bahkan angkanya akan sama seperti 2011. Hal tersebut dengan asumsi COVID-19 terjadi hingga Mei 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang. Sementara data terbaru per September 2019, angka kemiskinan RI sebanyak 24,79 juta jiwa, turun 0,19 persen poin terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44 persen poin terhadap September 2018.
"COVID-19 ini terjadi dari Maret-Mei sudah menyebabkan lonjakan kemiskinan, kita reverse ke 2011," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja virtual dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (6/5).
Menurut dia, potensi melesatnya jumlah penduduk miskin itu sudah dibahas bersama dengan Presiden Jokowi. Dalam waktu dua bulan saja, COVID-19 mampu menekan kembali kinerja pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan di bawah 10 persen.
"Bayangkan hanya COVID-19 yang terjadi beberapa bulan, semua pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 sampai 2020 ini mengalami reverse kembali," jelasnya.
Selain angka kemiskinan, jumlah pengangguran pun akan meningkat, sejalan dengan banyaknya pekerja yang terkena PHK akibat perusahaan atau usahanya terdampak COVID-19.
"Dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah muncul angka pengangguran melonjak 2 juta hanya 1,5 bulan ini. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan berbagai langkah-langkah untuk jaga resiliansi daya tahan dunia usaha dan langkah-langkah agar mereka tidak lakukan PHK. Ini tidak mudah," ungkapnya. Demikian Kumparan.
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY