Jakarta, BIZNEWS.ID - Indonesia saat ini disebut tengah memasuki pancaroba, yakni peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan dan sebaliknya. Perubahan musim ini lantas memunculkan pertanyaan apakah pancaroba dapat mempengaruhi penyebaran virus corona atau COVID-19? Terkait hal itu, spesialis penyakit dalam, dr. Robert Sinto, SpPD-KP, angkat bicara.
"Pancaroba itu kan peralihan musim, dari panas ke hujan dan sebaliknya. Ada penelitian menunjukkan, kenaikan satu derajat suhu itu kemungkinan penularannya akan berkurang 15-25 persen," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Kamis, 24 September 2020.
Namun, mengingat saat ini Indonesia memasuki peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, maka bukan tidak mungkin malah terjadi peningkatan penularan. Terlebih jika masyarakat masih abai dalam mematuhi protokol kesehatan.
"Kalau di Indonesia saat ini masuk musim hujan. Kalau pakai dalil tadi, kenaikan 1 derajat menurunkan 15 persen, hati-hati kalau kita masuk ke musim hujan justru angka COVID-19 bisa menjadi intepretasi lebih tinggi lagi. Jadi harus hati-hati. Bisa jadi fakta kalau abai," jelas dia.
Maka dari itu, Robert menjelaskan bahwa masyarakat harus tetap peduli dan jangan abai sebab penyakit ini benar-benar ada dan ancamannya nyata. Selain itu, selalu terapkan pola physical distancing, memakai masker, hingga mencuci tangan dengan air dan sabun.
"Datang segera ke dokter. Jangan abai. Sebagai praktisi, saya suka sebel banyak orang anggap batuk pilek biasa, kemudian tidak periksa. Kemudian diperiksa enggak mengubah apa-apa. Positif dikejar masuk ruang isolasi. Ini justru ancaman buat penularan jadi berkeliaran," jelas Robert. Demikian viva.co.id
Photo : google image
Headline
LEAVE A REPLY