Pekalongan, BIZNEWS.ID - Pada tahun 2022, Pemerintah melalui Kementerian ESDM kembali melanjutkan Program Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan Sasaran. Sebanyak 30.000 unit paket Konversi BBM ke BBG untuk nelayan sasaran akan didistribusikan di 51 kabupaten/kota seluruh Indonesia, di mana 111 unit paket diantaranya dibagikan untuk nelayan di Pekalongan, Jawa Tengah.
Pembagian paket untuk nelayan di Pekalongan dilaksanakan Minggu (06/11), di Balai Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Setyorini Tri Hutami, Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo, serta Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Pekalongan Daryl.
Penyerahan pembagian Konverter Kit BBM ke BBG, dilakukan secara simbolis kepada empat nelayan yang diserahkan oleh Sekretaris Ditjen Migas Setyorini Tri Hutami, Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo.
Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Setyorini Tri Hutami dalam sambutannya menyampaikan bahwa Program Konkit Nelayan ini merupakan kegiatan Kementerian ESDM bekerjasama dengan Komisi VII DPR, serta Pemda Pekalongan, dengan tujuan memberikan akses dan kemudahan kepada nelayan dalam mencari nafkah. "Selain diberikan mesin konverter kit, juga LPG tabung 3 kg yang merupakan bahan bakar subsidi. Ini bentuk perhatian Pemerintah kepada nelayan sekalian," ujar Setyorini.
Program Konkit untuk Nelayan telah dilaksanakan sejak 2016 dan Kabupaten Pekalongan telah dua kali mendapatkan pembagian konkit yaitu tahun 2017 dan 2022 sebanyak 111 paket. "Harapan kami semoga bantuan ini bermanfaat bagi Bapak dan Ibu nelayan sekalian dalam bekerja. Kalau ada masalah, nanti ada sosialisasinya, bagaimana memakainya, bagaimana memperbaikinya kalau ada masalah apa. Silahkan ditanyakan kepada tim-tim teknis," paparnya.
Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa dengan menggunakan konverter kit berbahan bakar gas ini akan mengurangi biaya melaut.
"Untuk menangkap ikan perlu energi menggerakkan kapal dan biasanya pakai BBM yang harganya lebih tinggi. Ini dengan LPG ukuran tabung 3 kg, harganya lebih murah karena kebetulan bersubsidi. Jadi kalau biaya operasional berkurang, di sisi lain ikan yang ditangkap bertambah yang berarti pendapatannya bertambah, maka selisih keuntungan makin besar. Dengan demikian, kesempatan untuk menyekolahkan anak-anak bertambah. Dengan bertambahnya pendapatan, juga mendukung pertumbuhan ekonomi," papar Ramson.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo, menyampaikan apresiasinya atas bantuan Pemerintah dan DPR untuk nelayan. "Sebanyak 9 desa pesisir mendapatkan bantuan untuk nelayan kecil ini. Jumlah bantuannya 111 paket, terdiri dari mesin baru, oli dan 2 tabung LPG 3 kg. Tidak ada bantuan sehebat ini. Mudah-mudahan bantuan Kementerian ESDM dapat digunakan dan bermanfaat bagi nelayan semua, serta harap dirawat agar bisa dipakai hingga 10 tahun bahkan 15 tahun," kata dia.
Selain penyerahan paket perdana, dalam rangkaian acara ini juga dilakukan Sosialisasi Teknis Program Konversi BBM ke BBM untuk Nelayan Sasaran, terkait :
1. Kebijakan Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan oleh Ditjen Migas.
2. Alur dan prosedur pengawasan serta verifikasi pendistribusian konkit kepada nelayan oleh konsultas pengawas.
3. Tata cara penggunaan tabung LPG 3 kg dan lokasi penyediaannya oleh PT. Pertamina Patra Niaga.
4. Perawatan mesin dan jaringan purna jualnya serta tata cara penggunaan/penjelasan manual book paket konversi, uji pakai dan pelatihan oleh penyedia.
Acara diakhiri dengan uji coba penggunaan konverter kit pada kapal nelayan mulai dari pemasangan mesin, hingga berlayar ke pinggir laut Pekalongan.
LEAVE A REPLY