Jakarta, BIZNEWS.ID - Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dikenal dengan kekayaan budayanya. Karena itu, setiap warganegara harus menjaga dan melestarikannya. Selain menjadi daya tarik, budaya juga menjadi modal besar sebagai salah satu pendorong roda perekonomian terutama ekonomi berbasis budaya.
Dalam diskusi virtual Forum Komunikasi penggiat Media Sosial “Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja” di Banyuwangi, kemarin, Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Sosio-Antropologi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Tukul Rameyo Adi menyampaikan bahwa semua orang punya peran dan harus andil untuk menjaga sekaligus melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu bentuk kecintaan anak bangsa terhadap budaya lokal yang juga bentuk penjagaan atas kekeayan budaya Tanah Air.
”Di grup medsos sempat ribut tentang Kuda Lumping yang dijadikan kostum kegiatan nasional di Malaysia, banyak yang ribut, kok bisa diakui orang Malaysia. Ini sebetulnya, kondisi kita semakin lama semakin jauh dengan budaya kita. Malah diakui di negara lain,” kata SAM Rameyo.
Menurut Rameyo peran menjaga dan sekaligus melestarikan budaya lokal itu juga ada di tangan para pegiat media sosial di era digital saat ini. Sebab, bicara budaya tidak semata-mata pada aspek bendanya saja sekalipun sudah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Unesco, tetapi juga pada nilainya.
SAM Rameyo mengungkapkan bahwa sudah banyak budaya khas Indonesia yang diakui atau diklaim negara lain, seperti wayang kulit, angklung, batik dan lainnya. Karena itu setiap orang harus menjaganya dengan berbagai cara yang bisa dilakukan termasuk lewat literasi.
“Jadi warisan budaya tak benda ini perlu dijaga dan harus diwariskan. Harus selalu dekat dengan kita, tidak ditinggalkan. Selain kita diuntungkan untuk ekonomi berbasis budaya tetapi harus juga. Dalam kondisi dunia digital saat ini sangat mudah sekali untuk mendapatkan pengetahuan dan sangat mudah mengakui sebuah budaya,” ujarnya.
Generasi muda termasuk para pegiat sosial media diharapkan bisa melestarikan budaya yang ada di Indonesia lewat berbagai cara yang dipilih dan memanfaatkannya menjadi salah satu penggerak ekonomi terutama ekomomi kreatif. Ini juga sekaligus sebagai langkah edukasi atau literasi kepada khayalak tentang indentitas sebuah budaya lokal yang ada di Indonesia.
“Teknologi makin canggih, ini perlu diketahu pegiat sosial media, perlu menyampaikan ke publik dan jangan sampai negara lain yang lebih tahu tentang budaya kita dan mendapatkan keuntungan ekonomi maupun literasinya. Banyak sekali cerita-cerita kita yang bisa menjadi bahan membangun karya kreatif yang tidak hanya menambah literasi tetapi juga bermafaat pembangunan ekonomi berbasis digital,” imbuhnya.
Dia menambahkan selama ini banyak pihak yang telah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo tentang pentingnya sebuah literasi budaya agar mampu mendorong perekonomian supaya lebih baik. Pasalnya, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjadikan budaya sebagai basis ekonomi kreatif namun banyak negara di dunia sudah mengarahkan fokusnya pada aspek ini, seperti Tiongkok.
Terkait adanya Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia, misalnya pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, kata dia, budaya harus menjadi salah satu aspek yang penting diperhatikan dan disandingkan bersama potensi bentang alam. Sehingga sajian pariwisata tidak memulu pada alam saja tetapi juga menyuguhkan atraksi budaya yang punya potensi besar menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Temen-temen pegiat sosial harus menjadi salah satu penjaganya untuk meningkatkan literasi anak bangsa akan kekayaaan yang kita miliki,” tandas SAM Bidang Sosio-Antropologi Kemenko Marves.
Selain budaya, Rameyo berpendapat banyak potensi lain yang dimikili Indonesia yang bisa dikembangkan dan menjadi modal penggerak roda ekonomi di dalam negeri seperti pariwisata serta kuliner dan lainnya. Sebab selain dikenal dengan budayanya, Indonesia juga dikenal dengan kekayaan dan keanekaragaman rempah yang bisa menjadi daya tarik wisata lainnya, yakni wisata jalur rempah Indonesia.
Menyambung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Banyuwangi Mohamad Bramuda menyambut baik kegiatan forum komunikasi dengan mitra warga net dengan Kemenko Marves. “Kami akan mencari cara agar komunikasi dan koordinasi dengan Kemenko Marves supaya program kerja pemerintah pusat terutama di sektor kemaritiman dapat berjalan dengan baik,” ujarnya saat memberikan sambutan. Demikiann maritim.go.id
Foto : studiobelajar.com
Headline
LEAVE A REPLY