Keterangan Gambar : Ilustrasi Foto: Mahasiswa Teknik Geofisika Universitas Pertamina menggunakan alat Ground Penetrating Radar (GPR), untuk memetakan bawah permukaan, 2021.
Jakarta, BIZNEWS.ID - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan lifting minyak bumi menembus 660.000 barel minyak per hari (Barrel of Oil Per Day/BOPD) atau 93,6 persen dari target APBN. Sementara itu, lifting gas bumi diperkirakan akan mencapai angka 5.505 juta standar kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) atau 97,5 persen dari target APBN.
Untuk mencapai target produksi migas, salah satunya dengan mengoptimalkan digitalisasi. Hasil riset SKK Migas bekerja sama dengan The Professional Petroleum Data Management Association (PPDM Association) menyebutkan, suatu blok Migas dengan nilai aset US$ 470 miliar, memiliki nilai data mencapai US$ 155 miliar. Artinya, keberhasilan bisnis migas sangat dipengaruhi oleh data.
Sebagai kampus teknologi dan bisnis energi unggulan, Universitas Pertamina menyiapkan lulusan yang cerdas digital (digital savvy) di bidang energi. “Kurikulum di Universitas Pertamina telah disesuaikan dengan perkembangan industri migas. Sehingga, para lulusannya dapat memenuhi standar dan kualifikasi sebagaimana diharapkan perusahaan migas,” ujar Dr. Ida Herawati, Ketua Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina dalam wawancara daring, Rabu (29/12).
“Misalnya di mata Kuliah Geofisika Reservoir, Evaluasi Formasi, dan Interpretasi Data Seismik, mahasiswa terbiasa menggunakan peranti lunak yang menunjang pembelajarannya. Untuk memahami komputasi secara umum dan mendalam, mahasiswa juga diwajibkan mengambil Mata Kuliah Pemrograman Komputer serta Mata Kuliah Sains Data dan Pembelajaran Mesin,” lanjut Ida.
Selain itu, Universitas Pertamina juga gencar menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis bidang energi untuk mendukung pengembangan keilmuan. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam berbagai aktivitas seperti pelaksanaan kuliah pakar, kuliah lapangan, kunjungan industri, dan riset bersama.
“Kami juga mendapatkan alat penunjang pembelajaran dari berbagai perusahaan bergengsi. GeoSoftware, perusahaan teknologi karakterisasi reservoir ternama misalnya, sejak 2019 memberikan secara gratis sebanyak lima jenis peranti lunak dan 60 lisensi untuk membantu interpretasi reservoir gas dan minyak bumi, kepada Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina,” tutur Ida.
Peranti lunak tersebut digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan penelitian para mahasiswa dalam rangka pengembangan keilmuan di bidang geofisika. Selain memberikan akses penggunaan peranti lunak profesional kepada mahasiswa, Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina juga memiliki Pusat Studi bernama Center for Geoscience Artificial and Advanced Computing (GAIA), yang berfokus pada kajian digitalisasi di bidang geoscience.
Lebih jauh lagi, para dosen juga memiliki berbagai kolaborasi riset dengan industri dalam bidang digitalisasi. Misalnya kerja sama pengembangan perangkat lunak pengolahan data seismik berbasis web dan cloud, dengan Upstream Research and Technology Innovation PT Pertamina (Persero).
Bagi siswa-siswi SMA/sederajat yang memiliki ketertarikan di bidang eksplorasi minyak dan gas bumi, dapat menjadikan Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina sebagai pilihan jurusan. Kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut akan kembali membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor untuk Tahun Akademik 2022/2023. Pendaftaran akan dibuka pada tanggal 15 Januari 2022 mendatang. Seleksi ini merupakan seleksi tanpa tes, yang dapat diikuti oleh siswa SMA/sederajat lulusan tahun 2021 dan 2022. Pendaftar di Seleksi Nilai Rapor juga berkesempatan memperoleh Beasiswa Heroik. Informasi lengkap terkait program studi serta syarat dan ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran
LEAVE A REPLY