Home Ekonomi Tergabung dalam LTKL, 9 Kabupaten Transformasi Terapkan Ekonomi Hijau

Tergabung dalam LTKL, 9 Kabupaten Transformasi Terapkan Ekonomi Hijau

Lingkar Temu Kabupaten Lestari

0
SHARE
Tergabung dalam LTKL, 9 Kabupaten Transformasi Terapkan Ekonomi Hijau

Keterangan Gambar : LTKL dan 9 Kabupaten hadirkan visi menuju Transformasi Lestari, kupas tuntas capaian dari 3 perspektif: pengelolaan rantai pasok komoditas perkebunan/pertanian berkelanjutan, solusi kebakaran hutan dan gambut melalui inovasi dan tata kelola multipihak, serta pengembangan model inovasi area konservasi berbasis keanekaragaman hayati.

Biznews.id - Jakarta - Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) mengadakan acara Sustainable District Outlook 2024 dengan tema "Transformasi Kabupaten Lestari Menuju Visi Indonesia
2045: Aksi, Inovasi, dan Kolaborasi." Dalam acara ini terungkap bahwa 9 kabupaten yang tergabung LTKL telah merealisasikan komitmennya dengan bertransformasi menjadi wilayah Ekonomi Hijau.

LKTL merupakan asosiasi kabupaten yang dibentuk dan dikelola pemerintah kabupaten sebagai bagian dari kaukus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Saat ini kabupaten di LTKL sedang mencoba memulai model ekonomi yang baru yaitu model ekonomi memulihkan, termasuk Ekonomi Hijau.

Adapun 9 kabupaten LKTL yang telah berkomitmen itu antara lain Aceh Tamiang, Siak, Musi Banyuasin, Sanggau, Gorontalo, Sintang, Kapuas Hulu, Sigi dan Bone Bolango.

Sementara yang dimaksud Ekonomi Hijau yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dengan memaksimalkan lingkungan hijau. Selain memberdayakan sumber daya manusia (SDM) sekitar, langkah ini diterapkan sekaligus mencegah kerusakan alam.

Berdasarkan Deklarasi Visi Kabupaten Lestari 2030, anggota LTKL berkomitmen untuk melindungi setidaknya 50% dari ekosistem penting dan meningkatkan kesejahteraan sekitar 1 juta keluarga yang tinggal di wilayah sekitar.

Dalam kesempatannya, Kepala Sekretariat LTKL, Ristika Putri Istanti mengatakan bahwa sejatinya 9 Kabupaten LTKL banyak menghadapi ancaman kebencanaan maupun limitasi dalam meningkatkan ekonominya.

Semisal, Kabupaten Aceh Tamiang yang dahulu 70 persen areanya merupakan perkebunan sawit dan kini berhasil mengakselerasi proses birokrasi untuk perolehan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) di sektor sawit.

"Sekarang hampir 4000 petani sudah tergabung dan tersertifikasi kelapa sawit berkelanjutan dengan jangka waktu yang sebenarnya cukup cepat," kata Ristika dalam agenda Sustainable District Outlook (SDO) di Jakarta, Selasa (9/7).

Kemudian juga ada Kabupaten Siak yang berlokasi di Provinsi Riau. Wilayah yang terkenal dengan kebakaran hutan akibat mayoritas teritorinya berlahan gambut itu mulai melakukan transformasi.

Transformasi berupa sosialisasi serta melibatkan masyarakat sekitar pada akhirnya mampu meredam adanya kebakaran di wilayah tersebut. Transformasi pun berhasil dengan menerapkan ekonomi hijau.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Siak, Husni Merza mengakui wadah LTKL berimbas positif bagi lingkungan dan ekonomi yang turut dirasakan warganya.

"Kita sempat mengalami asap (kebakaran gambut -red) luar biasa. Itu teguran Tuhan. Alam bicara dengan bahasanya, dan akhirnya kami membuka diri bersama pihak lain untuk menanggulanginya," kata Husni.

"Dari kolaborasi ini muncul inovasi, bagaimana kita bisa memajukan dan mensejahterakan masyarakat kita tanpa merusak alam. Seperti contoh ikan gabus yang merupakan hewan endemi di lahan gambut," tutur dia.

Lebih lanjut Husni memaparkan, ikan gabus memiliki banyak manfaat. Kandungan albuminnya mampu mempercepat penyembuhan luka atau setelah dari meja operasi seperti melahirkan.

"Gabus kita tahu banyak manfaat, terutama untuk mempercepat proses pengeringan luka dan ibu setelah melahirkan. Selain gabus, ada juga nanas dan madu dari hasil kami menjaga gambut dari kebakaran," tuturnya.

Sementara itu, Pradana Indraputra selaku Staf Khusus Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional BKPM menegaskan bahwa Kementerian Investasi/ BKPM telah menerbitkan Kajian Upaya Pemerintah Indonesia dalam Mendorong Investasi Global dan Ekonomi Hijau.

"Ini adalah bentuk komitmen dan upaya pemerintah, melalui Kementerian Investasi/ BKPM dalam memetakan potensi sektor-sektor potensial dalam mendukung investasi hijau, memotret dan menganalisis persoalan di lapangan, dan menyusun skenario strategi operasionalisasi penanaman modal yang memungkinkan," jelas Pradana.

Gerakan LKTL juga disambut baik pihak APKASI. Sarman Simanjorang, Direktur Eksekutif APKASI, menyatakan APKASI menyambut baik dan mengapresiasi LTKL yang telah menggelar Sustainable District Outlook. Sebagai mitra strategis APKASI, LTKL senantiasa memberikan inovasi, terobosan, dan inspirasi tentang langkah-langkah nyata berbasis gotong royong, kerjasama multipihak dalam mendorong ekonomi lestari di kabupaten.

"Ini tentu sejalan dengan apa yang dilakukan APKASI dan kami berkomitmen untuk mendorong seluruh kabupaten anggota APKASI untuk juga berkomitmen dan melakukan atau mereplikasi upaya yang serupa sesuai dengan karakteristik kabupaten masing-masing, menuju Indonesia Emas 2045," kata Sarman.(Dens)