BIZNEWS.ID, SERANG - Kegiatan itu, kerjasama antara Tular Nalar Provinsi Banten, MAN 1 Kota Serang dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Provinsi Banten dengan menghadirkan Narasumber Tokoh Pemuda Pendiri Sultan TV Bahroji, Ketua Mafindo Banten Kang Ismet, dan Yoki Yusanto akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Aji Bahroji, Founder Sultan Creative Centre, sebagai Nara Sumber, menegaskan Hoaks adalah Virus dalam Pemilahan Umum, Harus dilawan, apalagi untuk pemilih pemula, yang rentan disusupi oleh berita bohong yang menyesatkan, ungkapnya.
"Generasi Milenial, yang merupakan pemilih Pemula adalah pemilih terbanyak Pemilu 2024, sehingga dibutuhkan peran aktif seperti kegiatan Tular Nalar, untuk menghalau segala bentuk penyusupan informasi hoax dan fitnah melalui media sosial dan internet yg merugikan pesta demokrasi lima tahunan." tandas, Oji yang merupakan staf ahli anggota Komisi 1 DPR RI.
Sementara itu, Kepala Sekolah MAN 1 Kota Serang, A. Amrudin mengaku, pihaknya menyambut baik adanya kegiatan tular nalar ini. Ia berharap bisa memberikan manfaat untuk siswa dan siswinya.
Apalagi, ditengah perkembangan teknologi, banyak informasi yang beredar di internet. Sehingga perlu adanya pengetahuan tentang cara memahami kebenaran dari sebuah informasi.
"Kegiatan Tular Nalar ini, tentu sangat bermanfaat di tengah tsunami informasi bagi para siswa," ujarnya.
Saya berharap para siswa kedepannya mampu untuk memilah mana berita positif dan mana berita negatif," imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dikarenakan siswanya yang tengah duduk di bangku sekolah kelas 12, merupakan pemilih pemula.
Koordinator Tular Nalar Provinsi Banten Yoki Yusanto mengatakan bahwa Sekolah Kebangsaan merupakan program yang penting untuk mencegah penyebaran hoak dan ujaran kebencian menjelang pemilu.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memilah dan membedakan berita hoak dan berita benar," kata Yoki di MAN 1 Kota Serang, Rabu (14/11).
Kata dia, sekolah kebangsaan yang diikuti 100 siswa merupakan program tularnalar 3.0 di Provinsi Banten.
"Tularnalar 3.0 ini merupakan program yang ketiga kalinya diadakan di Banten," ujarnya.
Lanjutnya, para peserta merupakan siswa yang sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
"Program ini melibatkan 100 peserta yang sudah memiliki KTP pemilu 2024," tuturnya.
Yoki menjelaskan bahwa para peserta dilatih oleh mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Terbuka yang telah diberikan pelatihan khusus oleh Mafindo.
Peserta diajarkan bagaimana cara mengenali ciri-ciri berita hoak, cara mengecek kebenaran berita, dan cara melaporkan berita hoak.
"Setelah pelatihan ini, peserta diharapkan dapat menyebarkan informasi yang mereka peroleh kepada teman sekolah dan tetangganya. Nanti akan ada tracking melalui WA grup untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan mereka," ujar Yoki.
Yoki menambahkan bahwa evaluasi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa peserta telah mampu memilah dan membedakan berita hoak dan berita benar. Mereka juga mampu melaporkan berita hoak kepada pihak yang berwenang.
"Kami berharap program ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Banten dalam mencegah penyebaran hoak dan ujaran kebencian menjelang pemilu," kata Yoki.***
LEAVE A REPLY