Bali, BIZNEWS.ID - Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha mendukung penuh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi atau Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dalam melakukan persiapan dan pencegahan pandemi yang akan datang. Hal itu disampaikan dalam rapat anggota dewan CEPI pada Senin (19/9) di Bali.
CEPI adalah koalisi internasional yang terdiri atas pemerintah, akademisi, pemerintah, dan antar filantropis, lembaga swasta, pemerintah dengan visi menciptakan dunia yang bebas dari ancaman epidemi dan pandemi. Misi CEPI adalah mempercepat pengembangan vaksin dan respons biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi agar dapat dijangkau oleh semua orang yang membutuhkan, serta produksi vaksin secara cepat dan berkesinambungan.
“Kami ingin terus memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan rapat anggota dewan CEPI sebagai bagian dari upaya persiapan dan pencegahan pandemi yang akan datang,” ujar Sekjen Kunta.
Indonesia mendorong CEPI untuk mengkoordinasikan pendekatan internasional terhadap penelitian. Juga, dalam pengembangan vaksin dan penanggulangan biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi.
Indonesia menyambut CEPI sebagai salah satu entitas pelaksana untuk memajukan upaya kolaboratif antar lembaga kesehatan global. Dalam melakukannya, CEPI telah menempatkan jaringan yang kuat yang diperlukan untuk menerapkan respons pandemi.
“Untuk alasan ini, kami sangat menghargai dukungan berkelanjutan dan komitmen kuat CEPI untuk meningkatkan akses ke vaksin yang aman dan efektif bagi semua orang yang membutuhkan di seluruh dunia,” tutur Sekjen seperti dikutip sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Selain itu, melalui kerja sama dengan Indonesia, CEPI telah memilih PT Biofarma (Persero) untuk berpartisipasi dalam pengembangan vaksin COVID-19 setelah BUMN farmasi itu mengikuti uji tuntas dengan hasil yang positif.
Potensi yang ditunjukkan Biofarma membuka peluang industri farmasi Indonesia untuk menjadi pemain penting dalam jaringan vaksin global, di bawah mekanisme CEPI.
Tidak hanya itu, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Dr. L. Rizka Andalucia, Apt. terpilih sebagai anggota dewan Investor atau _Sovereign Investor Board Member of Coalition for Epidemic Preparedness Innovations_ (CEPI) periode 2022-2025. Ini adalah kali pertama Indonesia terpilih menjadi Board Member of CEPI.
Terpilihnya Dirjen Rizka untuk duduk dalam CEPI Board Member menunjukkan bahwa posisi Indonesia diperhitungkan di dunia Internasional. Pasalnya Indonesia strategis mewakili negara berkembang (85% dari penduduk dunia) dengan potensi pasar yang besar dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan penelitian vaksin.
Selain itu, Dirjen Rizka menjadi perwakilan dari kelompok ‘Selatan’ yang duduk di Board Member periode saat ini dan akan menyuarakan kepentingan ‘Selatan’ (voice of the South) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan dan menjadi bagian untuk menjawab tantangan pandemi global mendatang.
Kolaborasi dengan CEPI akan membuka akses yang lebih baik bagi Indonesia guna memperoleh informasi tentang pengembangan vaksin dan uji klinis terbaru serta pelatihan untuk uji klinis dan laboratorium.
Kementerian Kesehatan memandang pentingnya bekerja sama dengan CEPI, untuk mencapai target dan tujuan dalam pengembangan vaksin. Kerja sama ini juga bertujuan untuk melawan penyakit menular dan mengupayakan akses yang adil terhadap vaksin bagi semua orang.
Dampak pandemi COVID-19 terus dirasakan di seluruh dunia, dengan efek yang berkepanjangan pada kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Hal yang bisa diambil dari pandemi tersebut adalah bahwa dunia harus siap menghadapi ancaman pandemi di masa depan.
Sekjen menilai solidaritas, multilateralisme, dan kekuatan teknologi bersama adalah elemen penting untuk keluar dari kondisi krisis kesehatan karena tekanan berlebihan pada sistem kesehatan negara, dan kurangnya akses ke tindakan medis yang tepat.
“Jadi, dalam konteks ini, kita tidak hanya melihat hilangnya nyawa dan kesehatan yang buruk, tetapi kita juga melihat bahwa inilah saatnya untuk memperkuat sistem kesehatan kita juga. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan 6 pilar transformasi kesehatan, dengan fokus pada area perawatan primer, perawatan sekunder, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan dan teknologi kesehatan,” ucap Sekjen.
LEAVE A REPLY