Home Nasional Puasa dan Kesehatan

Puasa dan Kesehatan

0
SHARE
Puasa dan Kesehatan

Jakarta, BIZNEWS.ID - Puasa (shiyam, fasting) adalah ibadah universal bagi umat Islam yang sedang tidak berhalangan selama satu bulan Ramadhan. Puasa merupakan proses transformasi diri dan pembinaan rohani yang berulang setiap tahun. Selain berdampak pada kesehatan fisik, puasa juga meningkatkan kesehatan mental, sebagaimana dijelaskan oleh para ahli di bidang kedokteran dan kesehatan yang mengkaji hikmah puasa dari perspektif sains.

Dalam diskusi webinar Tarhib Ramadhan oleh Pusat Pengkajian Strategi Nusantara (PPSN) bekerjasama dengan Universitas YARSI Jakarta baru-baru ini, narasumber Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D, Wakil Rektor Universitas YARSI, dimana saya diminta sebagai pemantik diskusi, dibahas “Puasa Dalam Pandangan Biomedis”. Narasumber yang juga peneliti dan akademisi bidang kedokteran molekuler tamatan dari University of Texas, Austin, Amerika Serikat, menjelaskan manfaat puasa secara biomedis: imunologi, kognitif, dan metabolik.

Beberapa kesimpulan menarik dipaparkan oleh narasumber bahwa puasa (fasting) membuat manusia lebih resilien atau memiliki ketahanan secara fisik dan mental. Puasa terbukti mampu menurunkan hormon-hormon pro-radang dalam tubuh manusia. Puasa berdampak meningkatkan imunitas. Puasa memicu autophagy yaitu proses alami dalam sel tubuh di mana sel-sel tersebut memakan komponen yang rusak atau tidak berfungsi dalam rangka mempertahankan keseimbangan dan kebugaran sel. Penemuan ilmiah seputar hikmah kesehatan dari ibadah puasa akan terus berkembang di masa mendatang.

Saya pernah membaca tulisan Dokter Haji Ali Akbar, cendekiawan muslim dan tokoh pendiri Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia (YARSI) dalam tulisannya “Puasa Dilihat Dari Sudut Ilmu Kedokteran dan Kesehatan,” mengemukakan Ilmu Kedokteran terdiri dari dua bagian, yaitu: Pertama: fisiologi yakni ilmu tentang tubuh yang sehat di mana seluruh organ tubuh berfungsi dengan normal guna mendukung proses hidup manusia. Kedua, patologi, ilmu tentang sel-sel tubuh dan organ-organ tubuh yang sakit.

Objek ilmu kedokteran dan kesehatan adalah manusia yang merupakan puncak ciptaan Tuhan. Manusia tersusun dari unsur jasmani dan unsur rohani. Dalam bahasa metafora dilukiskan manusia merupakan “makhluk bumi” dan “makhluk langit.” Manusia dilukiskan sebagai makhluk bumi karena lahir, hidup dan mati di bumi. Keberlangsungan kehidupan manusia selamanya membutuhkan udara, air, makanan dan ekosistem di bumi. Manusia juga digambarkan sebagai makhluk langit karena dalam dirinya melekat unsur rohani yang berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Sejak tahun 1984 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) merevisi definisi sehat dari sebelumnya meliputi sehat fisik, sehat jiwa dan sehat sosial, menjadi sehat fisik, jiwa, sosial, dan spiritual. Penambahan aspek spiritual atau religi dalam definisi sehat versi WHO merupakan sebuah evolusi dalam konsep kesehatan di abad modern ini. Integrasi aspek agama dalam kesehatan dan aspek kesehatan dalam agama diharapkan melahirkan paradigma baru dalam memahami konsep kesehatan secara holistik.

Puasa yang ikhlas dan menurut tata cara yang benar berdampak pada pemeliharaan keseimbangan perkembangan jasmani dan rohani dalam diri manusia. Puasa adalah latihan fisik menahan makan, minum dan aktivitas biologis mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan tujuan mencapai ketakwaan kepada Tuhan sebagai kondisi rohani yang ideal. Kondisi rohani mempengaruhi kesehatan manusia secara keseluruhan.

Islam yang diturunkan Tuhan melalui Nabi Muhammad Saw ajarannya mencakup seluruh bidang kehidupan manusia, termasuk bidang kesehatan. Tuntunan syarak dalam pemeliharaan kesehatan meliputi perintah untuk menjaga kebersihan, konsumsi makanan dan minuman halal, olahraga, keseimbangan kerja di siang hari dan istirahat di malam hari diselingi ibadah shalat, dan sebagainya.

Selain itu Islam mengajarkan suatu hal yang akal dan ilmu pengetahuan tidak dapat memberikan jawaban yakni; untuk apa manusia harus sehat. Manusia harus sehat sesuai dengan tujuan hidupnya mengabdi kepada Allah, “Tidak Aku jadikan jin dan manusia hanyalah untuk mengabdikan diri kepadaku.” (QS Al-Dzariyat [51]: 56). Makna beribadah mencakup berbuat baik kepada sesama manusia dan memelihara lingkungan hidup sesuai perintah agama atau dikenal dengan Ekoteologi.

Setiap manusia dalam predikat sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di bumi wajib beragama karena setiap diri memerlukan pedoman hidup yang absolut. Salah satu hikmah ibadah, seperti shalat, puasa dan haji ialah agar unsur rohani dalam diri manusia senantiasa terhubung dengan Al-Khaliq (Maha Pencipta) dan terhindar dari penghambaan diri kepada sesama makhluk.

Setiap individu perlu memiliki resiliensi karena kehidupan di dunia dihadapkan dengan berbagai perubahan, tantangan dan ujian sampai manusia menemui Allah menurut ajalnya. Kehidupan membutuhkan ketangguhan dan kemampuan beradaptasi dalam makna positif. Dalam Al Quran surat Al-Balad ayat 4 diungkapkan, sungguh Tuhan telah menciptakan manusia berada dalam susah-payah.

Sebuah ungkapan dalam kitab Hadis menyatakan, “Berpuasalah, supaya anda sehat.” Pendalaman makna ungkapan ini memerlukan kajian ilmu pengetahuan. Para ahli perlu terus mengembangkan kajian dan penelitian untuk mengungkapkan hikmah puasa dalam tinjauan kesehatan.

Dalam abad ini hasil penelitian di bidang biomedis membuktikan dampak kesehatan ibadah puasa, sebagaimana disebut di awal tulisan. Penelitian para ahli membuktikan dampak kesehatan ibadah puasa, antara lain mengendalikan kadar gula darah, kadar kolesterol, hipertensi, pencegahan stroke, dan lainnya. Ilmuwan dari Jordan University Hospital, misalnya, menemukan bahwa puasa dapat membantu menurunkan kolesterol berbahaya, kadar lemak dan tekanan darah.

Seorang praktisi dan akademisi kesehatan dari Gorontalo, dr. Muhammad Isman Jusuf, Sp.N dalam buku Islam, Sehat dan Menyehatkan Saraf (2012), mengemukakan seiring dengan perkembangan zaman terjadi perubahan gaya hidup manusia yang diikuti dengan pergeseran penyakit dari penyakit infeksi kepada penyakit degeneratif, termasuk gangguan pada sistem saraf mulai dari stroke sampai neuropati. Untuk itu dibutuhkan usaha yang komprehensif dari setiap individu agar senantiasa tetap sehat.

Ibadah puasa Ramadhan secara ideal mengandung hikmah dan manfaat yang luar biasa dalam rangka mempertinggi kualitas kesehatan dan kualitas hidup umat. Dalam tinjauan empiris, kualitas kesehatan masyarakat di negara-negara muslim yang secara rutin berpuasa seharusnya lebih baik. Puasa dalam Islam dimulai dengan makan sahur yang dijelaskan dalam Hadis mengandung berkah di dalamnya. Demikian kemenag.