Home Nasional Pendidik Berkarakter Tularkan Semangat Revolusi Mental

Pendidik Berkarakter Tularkan Semangat Revolusi Mental

0
SHARE
Pendidik Berkarakter Tularkan Semangat Revolusi Mental

Jakarta, BIZNEWS.ID - Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Para guru dan tenaga kependidikan memiliki peranan penting dalam upaya mengimplementasikan dan menanamkan nilai-nilai revolusi mental melalui pendidikan karakter.

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK Didik Suhardi mengatakan bahwa penanaman nilai-nilai revolusi mental mesti dilakukan dua jalur, yaitu pendidikan dan nonpendidikan.

"Dalam dunia pendidikan, proses transfer knowledge ialah dari pendidik. Kalau pendidiknya tidak berkarakter, tidak punya hal-hal atau nilai-nilai yang mencerminkan perubahan revolusi mental tentu itu tidak bisa ditularkan kepada peserta didik," ujarnya saat konferensi pers usai Workshop Sekolah Pelopor GNRM secara hybrid, Rabu (29/9) seperti dikutip kemenkopmk.go.id

Nilai-nilai revolusi mental yang harus dimiliki para pendidik dalam hal ini guru ialah integritas, etos kerja, dan gotong-royong. Nilai-nilai itulah yang diharapkan dapat ditularkan kepada peserta didik sehingga membentuk karakter kuat generasi Bangsa Indonesia.

Didik mengutarakan bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada masa itu, nilai-nilai yang diajarkan adalah cara bersosialisasi, berkomunikasi, interaksi, dan kemampuan menjadi anak mandiri dalam segala hal.

"Di SD juga demikian, muatan karakternya masih sangat besar antara 60-70%. SMP 40-50%, lalu SMA 20-30%. Setelah di pendidikan tinggi maka sifatnya harus sudah implementasi dari karakter-karakter yang sudah diajarkan sejak PAUD hingga pendidikan menengah," tuturnya.

Didik menjelaskan pada periode kedua kepimpinan Presiden Jokowi, pemerintah fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Revolusi mental berperan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup menuju masyarakat Indonesia yang berdikari, berdaulat, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

"Bagaimana pun, pendidikan terutama guru atau para pendidik menjadi ujung tombak keberhasilan pencapaian revolusi mental," tandas mantan Direktur Pembinaan SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Workshop Sekolah Pelopor GNRM

Guna menambah pengetahuan dalam rangka memperkuat karakter para pendidik dan tenaga kependidikan, Kemenko PMK bersama PGRI menggelar Workshop Sekolah Pelopor GNRM. Workshop dengan tajuk Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi Mewujudkan GNRM di Sekolah tersebut diikuti oleh hampir 500 peserta guru pelopor gelombang kedua dari wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, yang terdiri dari guru PAUD, SD, SMP, SMA, perwakilan madrasah, dan perwakilan dari Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI.

Kegiatan itu merupakan salah satu tindak lanjut nota kesepahaman bersama (MoU) antara PGRI dengan Kemenko PMK mengenai GNRM Tahun 2020-2024 sebagai upaya menanamkan nilai-nilai Revolusi Mental di sekolah sebagai pusat perubahan. #AyoBerubah #RevolusiMental #SekolahPeloporPGRI

Didik berharap bekal materi revolusi mental yang didapatkan saat kegiatan itu akan diimplementasikan dan ditularkan kepada guru-guru lain bahkan kepada peserta didik.

"Alangkah luar biasanya kalau revolusi mental ini dalam waktu dekat bisa menggema ke seluruh Tanah Air. Kegiatan workshop seperti ini sebagai bagian kegiatan GNRM di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan yang salah satu tujuannya adalah untuk melatih para guru," papar Didik.

Ketua Umum PB PGRI Unifah mengungakpak bahwa peran guru sangat strategis dalam mengawal perubahan revolusi mental. Namun dalam implementasinya, para guru masih menghadapi berbagai tantangan terutama saat menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik di era pandemi Covid-19.

"Tantangan lain yang juga sebenarnya sudah berlangsung lama yaitu fokus yang terbagi antara peserta didik dengan kewajiban administratif guru yang harus dipenuhi. Hal-hal birokratif seperti ini faktanya memang masih menjadi kendala bagi kita (guru)," ucap Unifah.

Akan tetapi, secara konkret penanaman nilai-nilai pendidikan karakter masih dapat diselipkan dalam setiap metode pengajaran apapun. Inovasi dari para pendidik juga dibutuhkan sehingga harapan terimplementasinya nilai-nilai revolusi mental pada peserta didik dapat terpenuhi.