Jakarta, BIZNEWS.ID - Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menyatakan sektor financial technology (fintech) akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Menurutnya, ekonomi digital mampu menjadi sektor yang resilient dan tangguh di tengah disrupsi yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Bahkan, berpotensi menjadi faktor pendorong pertumbuhan main economic driver bagi Indonesia.
“Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia adalah sektor financial technology atau fintech yang ekspansi jangkauannya semakin luas, semakin tersebar,” ungkapnya dalam acara Forum Ekonomi Digital II “Financial Technology dan Pinjaman Online” yang dilaksanakan secara hibrida dari Jakarta, Rabu (29/09/2021) sepertidikutip kominfo.go.id
Mengutip Studi Outlook Industri Fintech di Asia Tenggara, Menteri Johnny mengestimasikan masih terdapatnya 50% populasi 6 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam) yang belum memiliki rekening bank (underbanked population).
“Sebesar 24% populasi yang masih belum memiliki akses yang optimal ke layanan perbankan modern sehingga peluang pasar di kawasan masih sangat besar bagi pelaku industri fintech,” ungkapnya.
Menkominfo menyatakan kondisi itu akan memunculkan tantangan yang semakin besar. Menurutnya, pelaku fintech di Asia Tenggara juga diprediksi akan mengalami pemulihan ekonomi berupa K-shaped recovery.
“Di mana perusahaan-perusahaan yang dianggap lebih sehat dan lebih berkualitas akan mampu mencapai valuasi yang lebih tinggi dalam menerima pendanaan lanjutan, sementara perusahaan-perusahaan yang dianggap berada pada spektrum yang berlawanan akan sulit menarik investasi untuk mendorong upaya pemulihan,” tuturnya.
Selain itu, Menteri Johnny menyatakan perusahaan yang mampu bertahan dan berkembang pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, terindikasi akan dapat pulih dengan prediksi terjadinya gelombang merger dan akuisisi (M&A) hingga tahun 2022 mendatang.
“Bahkan, di perusahaan telekomunikasi pun terjadi merger besar. Saat ini dalam rangka konsolidasi industri telekomunikasi yang menjadi upstream dari seluruh kegiatan kita di sisi ekonomi digital termasuk fintech,” jelasnya.
Menurut Menkominfo, lansekap industri fintech lending di Indonesia juga menunjukkan prospek yang menjanjikan dari segi jangkauan pendanaan maupun besaran pedanaannya.
“Tercatat, layanan fintech lending telah menjangkau 27,2 juta masyarakat di Indonesia pada bulan Agustus 2021 yang lalu. Baru 10% dari populasi, upside-nya atau ruangnya masih sangat besar,” jelasnya.
Dengan jumlah penyaluran pinjaman total mencapai Rp 14,95 triliun, Menteri Johnny menyatakan Indonesia pada tahun 2020 lalu menjadi negara yang berhasil menarik investasi fintech terbesar kedua diantara 6 negara-ASEAN.
“Dengan besaran investasi sebesar USD178,48 juta atau setara dengan 20 persen dari total investasi fintech di kawasan ASEAN,” ungkapnya.
Tren positif juga terlihat dengan banyaknya perusahaan fintech Indonesia yang semakin kuat dari segi pendanaan, baik dari tahap pre-series, early stage, hingga late stage.
“Namun demikian, perkembangan industri fintech tidak terlepas dari berbagai ancaman-ancaman online, seperti: manipulasi korban melalui social engineering; peretasan informasi melalui metode sniffing; dan modus money mule, di mana pelaku meminta korban melakukan transaksi ke rekening orang lain,” papar Menkominfo.
Menteri Johnny menegaskan, langkah antisipatif akan ancaman-ancaman itu perlu dilakukan secara sinergis guna menciptakan industri fintech agar mampu tumbuh selaras dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital secara keseluruhan di Indonesia.
“Geliat ekonomi digital tidak hanya bermanfaat secara makro untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga bermanfaat secara fundamental untuk menjadi enabler bagi perekonomian yang lebih inklusif dan memberdayakan. Oleh karena itu, ekonomi digital menjadi bagian integral dari agenda transformasi digital nasional kita,” tandasnya.
Jadi Sektor Strategis
Menurut Menkominfo, sebagai panduan bagi transformasi digital di Indonesia, Kementerian Kominfo telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 yang dilaksanakan pada empat sektor strategis.
“Yakni infrastruktur Digital (Digital Infrastructure), Pemerintahan Digital (Digital Government), Ekonomi Digital (Digital Economy), serta Masyarakat Digital (Digital Society),” jelasnya.
Pada keempat sektor strategis itu, Kominfo telah mengidentifikasi 100 Inisiatif Utama untuk dilaksanakan secara kolaboratif bersama seluruh kementerian/lembaga Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat umum di 10 (sepuluh) sektor prioritas.
“Salah satu dari 10 sektor tersebut yakni sektor jasa keuangan digital,” tandasnya.
Kementerian Kominfo mendorong ekosistem digital untuk mendukung tumbuh kembang sektor jasa keuangan yang berkualitas, aman, dan bermanfaat secara optimal, termasuk bagi peningkatan akses menuju inklusi keuangan di masyarakat
“Kominfo juga secara aktif turut memastikan ekosistem dan praktik tata kelola sektor jasa keuangan digital yang aman dan dipercaya oleh masyarakat melalui penyelenggaraan pengawasan dengan sinergi dan kolaborasi bersama kementerian/lembaga terkait,” imbuhnya.
Hadir secara fisik dalam acara antara lain Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan; Plt. Direktur Ekonomi Digital Ditjen Aptika, I Nyoman Adhiarna; Ketua Umum Asosiasi FinTech (AFTECH) Indonesia, Pandu Satria Sjahrir; Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Sunu Widyatmoko; Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga; serta Para CEO atau C-Levels Platform Financial Technology dan Pinjaman Online.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute dan Keuangan Digital Imansyah, hadir secara daring memberikan sambutan.
Headline
LEAVE A REPLY