Jakarta, BIZNEWS.ID - Indonesia digadang akan mencapai bonus demografi pada tahun 2045. Itu artinya, seluruh elemen bangsa terutama pemerintah harus bekerja keras agar di usia 100 tahun Indonesia nanti pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing akan dapat tercapai.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pembangunan SDM menuju 2045 bukan hal sederhana. Butuh kerja keras serta upaya mencari peluang seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan.
"Urusan kita tidak sederhana. Urusan kita sangat berat kalau kita bicara pembangunan SDM menuju 2045. Kita tidak bisa bersantai, kita harus bekerja keras dan betul-betul mencari peluang bagaimana menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya yang juga potensial artinya bisa menghasilkan pendapatan yang memadai untuk mereka usia yang produktif," ujar Menko PMK.
Namun demikian, Muhadjir mengklaim, saat ini pembangunan SDM Indonesia sudah berada di jalur yang benar (on the track). Hal tersebut sebagaimana telah dicita-citakan Presiden Joko Widodo.
"Stunting sudah kita tangani, persoalan drop out sudah kita atasi, sampai menyiapkan masuk dunia kerja yaitu memperbanyak jumlah SMK sudah kita lakukan. Sekarang bagaimana SDM-nya agar saat nanti masuk ke dunia kerja di usia produktif bisa betul-betul produktif juga," tandasnya seperti dikutip kemenkopmk.go.id
Menurut Menko PMK, apabila Indonesia gagal memanfaatkan bonus demografi dengan membuka lapangan pekerjaan yang tepat bagi generasi produktif, maka negara ini tidak akan selamat dari jebakan pendapatan menengah.
"Inilah yang paling ditakuti oleh negara-negara yang mengalami bonus demografi, termasuk Indonesia," cetus mantan Mendikbud.
Ia pun menyatakan bahwa tantangan pembangunan SDM ke depan akan semakin berat. Era disrupsi akan terus terjadi seiring perkembangan zaman dan teknologi, bahkan bukan mustahil dapat mengancam masa depan generasi penerus bangsa yang tidak memiliki kesiapan.
Menurutnya, hal itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak tertentu melainkan semua pihak. Lemhanas sebagai lembaga ketahanan nasional juga mengemban tugas dalam pemikiran-pemikiran strategis pembangunan SDM.
"Yang terpenting semoga ini bisa menggugah kesadaran kita semua kalau urusan kita belum selesai. Urusan kita masih sangat besar dan sangat berat, beban kita. Tidak ada pilihan lain selain mempebesar investasi yang membuka lapangan kerja, memberi peluang orang bekerja, padat karya, bukan padat modal, bukan pula padat teknologi karena padat teknologi risikonya terlalu besar," tandas Menko PMK.
Menko PMK menjadi pembicara kunci pada peluncuran buku Indonesia Menuju 2045 yang dirilis Lemhanas bekerja sama dengan Kompas dan CSIS di Gedung Dwi Warna Purwa, Lemhanas, Jakarta, Rabu (6/10). Hadir Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, para pejabat tinggi kementerian/lembaga, serta tiga pembahas buku tersebut yaitu Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte, Penulis Nugroho Dewanto, Direktur Komunikasi KG Glory Oyong, dan dimoderatori oleh Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto.
"Saya berharap melalui buku yang rencananya akan dirilis secara bertumbuh dan berseri ini akan menjadi sarana bagi seluruh stakeholder untuk bisa berkontribusi dalam mencapai tujuan menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.
Headline
LEAVE A REPLY