Jakarta, BIZNEWS.ID - Implementasi Pancasila sebaga National Values Dalam Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Dapat Meningkatkan Kualitas Kebersamaan dan Jiwa Patriotik. What will you do for practice the values of tolerance, Justice & Gotong Royong in daily life ? Hal ini disampaikan Dr. Suyud Margono sebagai narasumber pada International Lecture Collaboration Faculty of Law - Universiti Teknologi MARA (UiTM) dan Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular (UMT) dengan Host acara webinar ini dari ASEAN Lecture Community (ALC), sehingga dalam rangka peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2022.
Dr. Suyud Margono juga sebagai Dekan dan Ketua Program Magister, pada Fakultas Hukum Univ. Mpu Tantular, Jakarta, setelah membawa materi dengan judul: Environmental Challenges and Awareness in Digital Era: Creativity & Innovative Society Toward in Progressive Technology.
Acara sharing Lecture yang dibuka oleh Assoc. Prof. T. Syahrul Reza sebagai CEO ASEAN Lecture Community (ALC), Sementara narasumber Assoc. Prof. Ikmal Hisham dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) membawa materi dengan judul: Doctrine of Basic Structure & Constitutional, Value of Transformation to young Generation in Malaysia. Dalam sambutannya Assoc. Prof. T. Syahrul Reza menyampaikan topik ini sangat relevan sesuai dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, karena Pancasila adalah Dasar Negara Indoneia halmana ditengah perkembangan global berbasis pada Tenologi Informasi yang berdampak pada keterbukaan informasi yang dapat bertentangan dengan ideology Pancasila.
Topik ini mengingatkan pentingnya kolaborasi antara Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular (UMT)baik Universiti Teknologi MARA (UiTM), maupun bagi para mahasiswa baik civitas akademika perguruan tinggi untuk meletakkan kembali semangat kebersamaan dan patriotik berpijak pada nilai-nilai universal yang melekat pada Pancasila, Dr. Suyud Margono dalam paparanya (dibagi dalam 3 tiga poin), yaitu:
1) National Reflection and Awareness,
2) Environmental Impact and Challenges in Digital Era dan
3) Endurances in creativities and innovative transformation.
Dr. Suyud menjelaskan Secara ilmiah-akademis, Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm mempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang dibentuk. Selanjutnya dalam rangka Ketahanan Nasional terdapat 8 gatra yaitu yang terdiri consisting of three (3) gatra and five (5) gatras. Untuk 3 Gatra) terdiri atas geografi, demografi and sumber daya alam, kemudian 5 Gatra yang terdiri atas ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan and Keamanan. Hak mana kedudukan Gatra ini bagian dari langkah, upaya menggunakan metode penalaran/ berpikir sehingga Pancasila sebagai kebutuhan hukum masyarakat.
Maka dalam konteks hubungan antara ketahanan Nasional (national resilient) dan ideologi of Pancasila is something that cannot be separated. Ideologi Pancasila mempersatukan dan strengthening tool untuk keamanan nasional. Dengan demikian Ideologi Pancasila telah ada sejak mulainya formasi dari Indonesian state. Ideologi Pancasila merupakan politically consensus yang telah ada dengan nafas Gotong Royong, bersaatu dengan Sesanti Bhineka Tunggal Ika yang diambil dari Buku the book of Sutasoma dalam bahasa Sansekerta ya g telah ditulis oleh Mpu Tantular, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika - Tan Hana Dharma Mangrwa” dan secara akademis baik nasional maupun trans-nasional, sebagai tool of analysis dalam penelitian dan pengkajian hukum pungkas Dr. Suyud Margono.
LEAVE A REPLY